Lima Mahasiswa UNS Berhasil Raih Juara Dua Tangkai Lomba Tari Garapan Baru Peksimida Jawa Tengah XVI 2022

Lima Mahasiswa UNS Berhasil Raih Juara Dua Tangkai Lomba Tari Garapan Baru Peksimida Jawa Tengah XVI 2022

UNS — Lima mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berhasil meraih juara dua tangkai lomba tari garapan baru Pekan Seni Mahasiswa Daerah (Peksimida) Jawa Tengah XVI 2022.

Juara dua tersebut berhasil diraih oleh Wanda Ayudya Riwibowo mahasiswa Program Studi (Prodi) S-1 Pendidikan Bahasa Jawa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS; Rosa Faustina Sari Maandag mahasiswa Prodi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS; Eustakia Septefany Lidyawati mahasiswa Prodi D-3 Perpustakaan Sekolah Vokasi (SV) UNS; Asrining Puspito Jati mahasiswa D-3 Perpustakaan SV UNS; dan Nabiran Fangki Bawono mahasiswa Prodi S-1 Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNS dengan menampilkan tari kontemporer yang bertajuk ‘Memandang Gerhana Menanti Purnama’.

Sebagai informasi, Peksimida Jawa Tengah XVI 2022 tangkai lomba tari garapan baru merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Pembina Seni Mahasiswa Indonesia (BPSMI) Jawa Tengah di Teater Besar ISI Surakarta pada September lalu.

Saat diwawancarai oleh tim uns.ac.id pada Selasa (3/1/2023), Nabiran menyampaikan bahwa tari yang mereka tampilkan tersebut menceritakan tentang sebuah permainan yang membawa nostalgia. Dengan kemajuan teknologi pada saat ini begitu banyak inovasi tercipta yang mampu menjadi sebuah sarana dalam menyalurkan ekspresi. Tetapi di balik itu semua, ada sebuah kenangan lama tidak akan terlupakan.

“Cerita ini terinspirasi dari lagu daerah Gundul-Gundul Pacul, dimana ketika seseorang telah mendapatkan suatu kekuasaan, kekayaan, ataupun hal-hal yang besar, manusia cenderung lupa dan merasa tinggi hati, hal ini yang seketika dapat menggulingkan orang tersebut dengan sendirinya,” jelas Nabiran.

Lebih lanjut, Nabiran juga menyampaikan cerita dalam tari tersebut memiliki sinopsis bahwa pilihan sering berbenturan dengan diri sendiri, jika itu terjadi tidak ada yang benar atau salah. Di sisi lain, mereka menginginkan keadilan dan pada saat yang sama menginginkan belas kasih, pada saat tertentu mereka menginginkan kebebasan, pada saat yang sama mereka menginginkan kebersamaan. Setiap pilihan dikompromikan oleh rasa kehilangan yang tak terlihat.

Dalam mempersiapkan lomba tersebut, Nabiran mengaku banyak kesulitan yang harus mereka hadapi. Mulai dari adanya kemunduran jadwal penyelenggaraan lomba serta perubahan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang menyebabkan perubahan formasi penari sampai perombakan materi.

“Adanya perubahan tersebut juga mempengaruhi mental penari, karena penari perlu menyesuaikan ulang. Selain itu proses latihan yang lama terhitung sejak Februari hingga September 2022 menyebabkan terkadang menemui titik jenuh dan proses latihan yang keras menimbulkan kelelahan yang berlebih bahkan ada beberapa yang menyebabkan cedera,” tuturnya.

Namun dibalik kesulitan yang mereka alami, Nabiran merasa senang bisa mengikuti lomba tersebut, karena lomba tersebut menambah pengalaman dan pengetahuan baru tentang penggarapan karya tari utamanya tari kontemporer. “Senang rasanya mengikuti lomba ini karena bisa menambah relasi baru baik di dalam maupun di luar UNS dan kegiatan ini menjadi sarana pengakraban sesama tim penari, pemusik, serta manajemen,” ujarnya.

Setelah berhasil meraih juara 2, Nabiran berharap untuk ke depannya semoga mahasiswa UNS semakin tertarik dengan kesenian khususnya tari kontemporer dan dapat menyalurkannya ke berbagai perlombaan sehingga mampu membawa nama harum UNS. Humas UNS

Skip to content