Mahasiswa Arsitektur UNS Raih Juara AFAIR UI 2020

UNS – Awal tahun 2020 dibuka dengan manis melalui prestasi mahasiswa asal Program Studi (Prodi) Arsitektur Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dalam ajang AFAIR (Architecture UI Fair) 2020 yang digelar di Departemen Arsitektur Universitas Indonesia (UI) pada Jumat (17/1/2020).

Melalui lomba sayembara desain untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh pengguna Moda Raya Terpadu (MRT), mahasiswa Prodi Arsitektur FT UNS yang terdiri dari Pandu Nazarrusadi, Ramzy Aprialzy, dan Rendra Kusuma berhasil merebut juara 2.

“Dari total kompetitor, 5 besar ini ada kami yang mewakili UNS, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Katolik Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY), dan masih ada perwakilan dari Jakarta itu Universitas Tarumanegara (Untar). Dan kami berhasil raih peringkat juara 2,” ujar Pandu Nazarrusadi.

Dalam lomba yang digelar oleh Ikatan Mahasiswa Arsitektur UI tersebut, ketiganya membuat sebuah konsep yang berjudul ‘Halo: Save Havens for a Busy City’ sebagai upaya mereka dalam membuat pengguna kereta, khususnya pengguna MRT, agar nyaman saat di perjalanan.

“Case yang diberikan adalah bagaimana menyikapi kondisi dan habit para commuter (red: pengguna MRT) dalam kasus ini adalah MRT sebagai moda transportasi baru yang sedang marak. Desain kami tematik dan modular yang berarti desain ini dapat diaplikasikan dimana saja secara kontekstual tergantung dengan lokasi yang dipilih,” tambah Pandu.

Saat ditanya mengenai alasan pemilihan judul ‘Halo: Save Havens for a Busy City’, Pandu menjawab bahwa kata ‘Halo’ adalah gambaran dari cincin malaikat (ring halo) yang ditujukan untuk mengurangi potensi kejenuhan yang dialami pengguna MRT agar terdetoksifikasi.

“Dari judul kami ‘Halo’ mendeskripsikan kalau bentuknya menyerupai cincin malaikat (ring halo). Jadi, punya tujuan kalau commuter yang ada di dalam Halo akan berubah dari yang tadinya toxicity (stress, depresi, baik fisik maupun psikis) jadi terdetoksifikasi.”

Pandu juga menjelaskan bahwa desain ‘Halo: Save Havens for a Busy City’ memiliki 4 jenis. Dari keempat jenis ‘Halo’ yang dibuat salah satunya ditujukan sebagai tempat bagi commuter untuk makan dan beristirahat.

“Ruang ‘Halo’ tersebut kami ciptakan dalam bentuk 4 jenis. Pertama ada Halo, Let’s Talk sebagai wadah untuk bertemu dan ngobrol dan juga sebagai ruang privasi, kedua Halo, Let’s Eat untuk tempat makan dan istirahat santai, ketiga Halo, Let’s Watch untuk space pameran dan display, dan keempat Halo, Let’s Listen untuk area bermusik,” katanya.

Lebih lanjut, ketiganya berharap agar desain ‘Halo’ yang mereka buat dapat mengantisipasi kepadatan penumpang di dalam kereta, khususnya kepadatan di dalam MRT.

“Lebih jauhnya lagi kami mencoba mengantisipasi agar MRT tidak separah kondisi KRL saat ini,” tutup Pandu.Humas UNS/ Yefta

Skip to content