Mahasiswa K3 UNS Sosialisasikan Kesiapsiagaan Bencana di Kampung Sewu

UNS — Mahasiswa Program Studi (Prodi) D-4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Sekolah Vokasi (SV) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melakukan sosialisasi kesiapsiagaan bencana banjir. Kegiatan tersebut dilakukan oleh Rizka Lailatul Rohmah pada Kamis (30/7/2020) di Kampung Sewu, Jebres, Surakarta. Bentuk sosialisasi yang Ia lakukan berupa penyebaran poster dan edukasi penanganan banjir dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Kawasan bantaran Sungai Bengawan Solo kerap terkena banjir apabila musim penghujan tiba. Oleh karena itu, Rizka yang menggagas komunitas Surakarta Flood Management (Sura FM) berinisiasi melakukan edukasi sedini mungkin.
“Meskipun sedang masuk musim kemarau, tapi upaya pencegahan dan antisipasi juga tidak kalah penting untuk meminimalisir kerugian banjir. Hal tersebut karena risiko bencana dapat meningkat apabila tingkat bahaya dan kerentanan tinggi. Risiko ini dapat diturunkan apabila kapasitas dari sumber daya meningkat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan edukasi manajemen bencana kepada masyarakat untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi banjir,” terang Rizka saat diwawancarai oleh uns.ac.id, Sabtu (1/8/2020).

Sura FM sendiri merupakan wadah untuk mengenalkan kepada masyarakat Surakarta mengenai apa dan bagaimana cara melakukan manajemen bencana banjir. Saat ini, Sura FM juga aktif dalam melakukan edukasi melalui akun media sosial berupa Instagram @sura_fm dengan target sasaran generasi muda.

Rizka menjelaskan bahwa dalam manajemen banjir terdapat beberapa tahapan yaitu tahap persiapan, mitigasi, kesiapsiagaan, dan rehabilitasi.
“Jadi, dalam persiapan masyarakat harus tahu apa itu banjir serta hal-hal yang diakibatkan oleh banjir. Selain itu juga tahu caranya menyelamatkan diri, tahu jalur evakuasi yang aman serta tahu apa saja yang perlu diamankan dan dipersiapkan ketika menghadapi banjir. Lalu mitigasi dapat dilakukan dengan meningkatkan pembangunan fisik ataupun dengan edukasi untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana,” jelas mahasiswa semester enam tersebut.

Mitigasi juga dapat disebut sebagai upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko saat bencana terjadi. Kemudian setelah mitigasi terdapat kesiapsiagaan yang mana harus dipahami hal-hal yang harus dilakukan dan dihindari ketika banjir terjadi.

“Kalau rehabilitasi atau recovery ini merupakan tahapan terakhir setelah terjadi banjir. Recovery ini juga meliputi perbaikan yang dibutuhkan secara langsung yang sifatnya sementara dan jangka panjang. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam recovery antara lain pemulihan ekonomi, pemulihan psikis korban banjir, pembangunan hunian, dan sebagainya,” ungkapnya.

Rizka berharap dalam menghadapi bencana banjir masyarakat tidak hanya pada tahap persiapan saja, melainkan paham bagaimana cara menghadapi banjir dari persiapan hingga pemulihan.
“Harapannya semoga masyarakat lebih paham mengenai manajemen banjir sehingga bisa meminimalisir kerugian dan juga menghindari adanya korban jiwa,” tutup Rizka. Humas UNS

Reporter: Bayu Aji Prasetya
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content