Mahasiswa KKN Bantu Warga Toraja Kembangkan Potensi Pariwisata

UNS – Pengabdian tak pernah mengenal jarak dan waktu, meskipun harus melewati perjalanan yang berliku. Namun, hal tersebut dilakukan oleh 19 mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode Juli-Agustus 2018 di Desa Kete’ Kesu, Kecamatan Kete’ Kesu dan Desa Bori, Kecamatan Sesesan, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan.  

Terhitung hampir 45 hari mereka menjalani kehidupan di luar daerah. Berada di tempat yang mereka tak pernah pijak dan lihat sebelumnya. Walaupun begitu, semangat serta niat mereka untuk mengabdi kepada sesama tetaplah kuat, karena hal ini merupakan kewajiban sebagai mahasiswa, juga sebagai manusia.

Kesembilan belas orang itu berasal dari berbagai fakultas diantaranya; 3 mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), 1 mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB), 8 mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), 2 mahasiswa Fakultas Pertanian (FP), 3 mahasiswa Fakultas Hukum (FH), dan 1 orang mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).  Kendati berasal dari berbagai latar belakang ilmu yang berbeda, mereka tetap bersinergi melaksanakan program-program pengabdian untuk kedua desa.

Toraja Utara sendiri memang sangat terkenal dengan potensi pariwisatanya yang sangat menawan dan unik. Daerah ini terletak di Provinsi Sulawesi Selatan dan merupakan kabupaten baru hasil pemekaran Kabupaten Tana Toraja berdasarkan UU No. 28 Tahun 2008. Sebagian besar masyarakat Indonesia mengenal Toraja Utara sebagai destinasi wisata yang unik dan punya budaya yang masih sangat kental diterapkan oleh penduduknya.

Desa pemakaman tradisional Kete’ Kesu selain terkenal dengan rumah adat, juga terkenal dengan tempat penyimpanan mayat keluarga Toraja sebelum dimakamkan, yakni di tebing-tebing kapur sekitar desa. Desa lainnya, yakni Desa Bori Kecamatan Sesesan yang berada kurang lebih satu kilometer dari Kecamatan Kete’ Kesu kondisi alamnya juga masih sangat asri dan indah.

Pariwisata merupakan sektor paling potensial di Toraja Utara. Keunikan budaya ini merupakan faktor yang menggerakkan hati mahasiswa untuk fokus dengan program yang bertemakan ‘Pengembangan Pariwisata di Toraja Utara dan Pemberdayaan Masyarakat dengan melakukan Pelatihan Keterampilan’. Oleh karena itu, para mahasiswa membuat beberapa program untuk mengembangkan pariwisata, diantaranya program yang berorientasi pada pendidikan, pemanfaatan sumber daya alam sekitar, pengembangan keterampilan masyarakat dan juga lomba-lomba menyambut hari kemerdekaan.

Bantu Kembangkan Sarana Wisata

Sebagai desa pariwisata yang mempunyai potensi kekayaan alam yang luar biasa, tentunya butuh perhatian lebih. Karena itu, mahasiswa KKN membuat beberapa program yang ditujukan untuk lebih meningkatkan potensi ini.

“Kelompok kami dibagi menjadi dua, satu kelompok berada di Desa Kete’ Kesu dengan melangsungkan program yang berorientasi pada pariwisata dan satu lagi, Desa Bori yang menjalani program pertanian. Hal ini dikarenakan perbedaan potensi keduanya, kalo Kete’ Kesu terkenal dengan pariwisata, Desa Bori punya kekayaan alam yang baik, cocok untuk bidang pertanian,” ucap Wahyu Aji Iqbal, salah satu mahasiswa KKN dari Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP 2015 dalam wawancara Senin, (20/8/2018).  

Di Desa Kete’ Kesu, mahasiswa menyosialisasikan bagaimana menciptakan atmosfer pariwisata yang sehat guna menarik lebih banyak wisatawan. Selain itu, mereka juga menyosialisasikan bahaya akan rokok dan pentingnya kawasan bebas rokok di tempat wisata. Pengajaran bahasa Inggris juga mereka lakukan kepada masyarakat, Aji mengatakan hal ini sangat penting agar mereka bisa berkomunikasi kepada turis asing. Untuk memudahkan wisatawan dalam berwisata, mereka juga membuat infrastruktur tambahan berupa penunjuk jalan beserta deskripsi singkat megenai tempat-tempat wisata penting di Kete’ Kesu.

Dalam rangka menyambut hari kemerdekaan Indonesia, mahasiswa juga mengadakan beberapa lomba seperti menulis surat kepada presiden, lomba semangat kemerdekaan dan  sosialisasi kampus UNS ke sekolah-sekolah di desa.

Inovasi Panganan Lokal

Selain dari segi pariwisata, mahasiswa yang berada di Desa Bori juga membantu warga membuat vertical garden atau taman dinding yang dipasang di pusat desa guna memanfaatkan ruang publik serta mempercantiknya. Mahasiswa juga memperkenalkan tumbuhan stevia (stevia rebaudiana) siap tanam yang mereka bawa dari Solo. Aji mengatakan bahwa mereka yakin kelak tumbuhan asal negeri Belanda itu punya potensi besar untuk dikembangkan oleh warga desa.

Para mahasiswa melakukan pelatihan untuk membuat alternatif pangan dari buah-buahan lokal di kedua desa. Contoh hasil bumi khas kedua desa yaitu kopi toraja yang sangat terkenal dan buah tarmalilo (terung belanda). Keduanya diolah dengan inovasi baru guna meningkatkan nilai jual. Mahasiswa melatih warga untuk menginovasi kopi yang biasanya hanya diseduh untuk jadi minuman menjadi campuran olahan seperti kue brownies yang kelak bisa dijual dengan nilai yg lebih tinggi. Begitu pula tumbuhan lain seperti tarmalilo yang banyak ditemukan di sekitar desa, diolah menjadi manisan.  

Bantu Bangun Taman Baca Masyarakat

Mengingat pentingnya keseimbangan antara pariwisata dan kualitas pendidikan para warga, mahasiswa juga membantu pembangunan Taman Baca Masyarakat yang juga merupakan agenda Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai penggagas program desa wisata ini.  

“Taman Baca Masyarakat ini dibuat di objek wisata Kete’ Kesu, harapannya untuk memberikan akses membaca yang lebih dekat kepada masyarakat utamanya Kecamatan Kesu,” ucap Saiful Amri, ketua KKN dalam wawancara, Senin, (20/8/2018).

Peresmian Taman Baca Masyarakat ini dilangsungkan secara bersamaan dengan pembukaan dan penutupan trial desa wisata oleh Kemendikbud pada Senin, (20/8/2018). Taman Baca ini diresmikan oleh Bupati Toraja Utara, Kalatiku Paembonan dan Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama UNS, Widodo Muktiyo. Setelah peresmian, Widodo Muktiyo dan Kalatiku Paembonan juga melaksanakan MoU (Memorandum of Understanding) untuk mengirim mahasiswa KKN secara konsisten ke Toraja Utara.  

Dengan berjalannya program-program tersebut, Saiful berharap nantinya apa yang mereka lakukan untuk warga desa Kete’ Kesu dan Bori dapat bermanfaat. Lebih lagi warga kedua desa akan senantiasa melanjutkan program-program tersebut agar tidak terhenti setelah kegiatan KKN selesai. Baginya, inilah sumbangsih yang bisa mereka berikan kepada masyarakat sebagaimana Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni bukan hanya berkutat di ruang akademik saja namun juga mampu berkontribusi langsung untuk masyarakat banyak. Humas-red.uns/Ysp/Isn

Skip to content