Mahasiswa KKN UNS Bantu Warga di Boyolali Buat Instalasi Air Bersih dan Latih Pembuatan Ecobrick

UNS — Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sukorame, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah membantu penyediaan air bersih dan menggelar pelatihan pembuatan ecobrick bagi warga setempat.

Kegiatan supporting instalasi air yang digelar pada Senin (22/2/2021), dilakukan karena masyarakat di Desa Sukorame belum mampu berlangganan air bersih dari PDAM dan mereka juga mengalami masalah kekurangan air bersih selama musim hujan berlangsung.

“KKN UNS 105 Desa Sukorame berbondong-bondong membuat instalasi air untuk mengolah air sungai yang keruh menjadi bersih. Bagi sebagian warga Desa Sukorame, air bersih di musim hujan menjadi kebutuhan yang sulit didapatkan,” ujar salah satu anggota KKN, Merlita Fitriani.

Merlita Fitriani mengatakan lokasi pembuatan supporting instalasi air terletak di RT 001/ RW 001, Dukuh Duren, Desa Sukorame. Selama proses pembuatan, mahasiswa KKN UNS 105 turut dibantu oleh warga setempat secara gotong royong.

Desa Sukorame yang menjadi lokasi bagi Tri Ayu Dania Utami, Miftahul Fitria, Mohammad Angga Saputro, Mohammad Raihan Hafiz, Mira Evita Hidayat, Muh. Habib Amrullah, Rosyid Assidiq, dan Merlita Fitriani hanya menggantungkan sungai sebagai sumber air sehari-hari.

Hal tersebut dikarenakan kondisi geografis Desa Sukorame yang berada di dataran tinggi. Sehingga, membuat warga desa tidak dapat membuat sumur karena terkendala kedalaman tanah.

“Dari keterangan yang kami dapat dari Ketua RT 01, Tulus, persoalan bagi sebagian warga di sini, kalau musim hujan itu kesulitan air bersih. Maka kami berinisiatif untuk membuat instalasi air sebagai wujud pengabdian pada masyarakat,” terang Merlita Fitriani.

Selain kegiatan supporting instalasi air, KKN UNS 105 juga menggelar pelatihan pembuatan ecobrick. Tujuannya, untuk mengatasi masalah sampah plastik di lingkungan Desa Sukorame dan memanfaatkannya menjadi benda yang memiliki nilai guna.

Pelatihan diisi dengan pemberian materi secara teoritik tentang pengertian ecobrick dan cara membuatnya agar menjadi kursi. Selain itu, peserta pelatihan juga diarahkan untuk membentuk kelompok dan membuat satu kursi kecil untuk setiap kelompok.

“Program ini diikuti oleh perwakilan anggota PKK desa yang dilaksanakan pada 11 Februari 2021. Kami juga menghadirkan salah seorang mahasiswa Program Studi (Prodi) Kriya Tekstil UNS, Mira Evita, sebagai pemateri,” imbuhnya.

Merlita Fitriani menerangkan bahan dan alat yang digunakan dalam pelatihan pembuatan ecobrick adalah botol plastik kosong, sampah plastik, lem putih cair, koran, kuas, cat semprot dan busa ati.

Dalam kesempatan tersebut, Mira selaku pemateri juga menggunakan beberapa cetakan motif kertas yang sudah dilubangi untuk memudahkan peserta saat menghiasi tempat duduk yang dibuatnya.

“Untuk satu kursi dibutuhkan 7 botol eco brick yang padat, beratnya sekitar 250 gram untuk botol ukuran 600 ml. Dan, kami berharap melalui kegiatan ini dapat mendorong minat masyarakat dalam memanfaatkan ecobrick dengan baik dan menjadikannya sebagai peluang usaha yang baru,” pungkas Merlita. Humas UNS

Reporter: Yefta Christopherus AS
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content