Mahasiswa Sastra Daerah UNS Laporkan Hasil Kajian Naskah Sadaya Kagungan Dalem Gangsa

UNS — Dua mahasiswa Program Studi (Prodi) Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Afiq Putra Pradana dan Ilham Fajar, melaporkan hasil kajiannya terhadap naskah Sadaya Kagungan Dalem Gangsa dalam Webinar Inventarisasi Gamelan Karaton Surakarta Periode Tahun 1900 bertajuk “Kajian Filologis Naskah Sadaya Kagungan Dalem Gangsa”, Sabtu (1/8/2020), melalui Google Meet.

Kajian terhadap naskah Sadaya Kagungan Dalem Gangsa tersebut merupakan hasil pengamatan dan observasi Afiq Putra Pradana dan Ilham Fajar selama menjalani program magang di Museum Radya Pustaka Solo.

“Naskah Sadaya Kagungan Dalem Gangsa merupakan naskah yang berisikan tentang inventarisasi gamelan Karaton Surakarta yang ditulis tahun 1900 Masehi oleh Raden Tumenggung Harungbinang,” ujar Afiq Putra mengawali pemaparannya.

Di hadapan puluhan peserta yang mengikuti webinar, Afiq Putra mengatakan saat ini naskah Sadaya Kagungan Dalem Gangsa yang berasal dari Karaton Surakarta Hadiningrat disimpan di Museum Radya Pustaka.

Namun, Afiq Putra mengamati kondisi naskah Sadaya Kagungan Dalem Gangsa yang telah berusia 120 tahun tersebut manuskripnya sudah rapuh. Ia juga mendapati keadaan tinta pada naskah Sadaya Kagungan Dalem Gangsa sudah tembus dengan lubang kecil di beberapa halaman.

Selanjutnya, Ilham Fajar menjelaskan pada naskah Sadaya Kagungan Dalem Gangsa jumlah kertasnya sebanyak 112, yang terdiri dari tertulis nomor halaman sejumlah 120 halaman, 63 halaman teks, 57 halaman kosong, dan 2 daftar isi.

“Naskah ini ditulis dengan aksara jawa. Ukurannya sedang condong kekanan atau (cursive), recto-verso jarak antaraksara tidak terlalu renggang dan tidak terlalu rapat. Naskah ini dibuat dari kertas Eropa dan bahasanya menggunakan Jawa ragam krama,” terang Ilham Fajar.

Secara rinci, mahasiswa Prodi Sastra Daerah FIB UNS tersebut menjelaskan ukuran dan fungsi sosial pada naskah Sadaya Kagungan Dalem Gangsa. Untuk ukurannya, naskah Sadaya Kagungan Dalem Gangsa 32,2 cm x 19,3 cm, dengan margin kanan 4,1 cm, margin kiri 3,2 cm, margin atas 4,7 cm, margin bawah 3 cm, dan tebalnya 2,5 cm.

Pada fungsi sosial, naskah Sadaya Kagungan Dalem Gangsa digunakan sebagai data inventarisasi keraton. Sedangkan, pada fungsi sosial teks digunakan untuk menginventarisasi nama setiap gamelan.

“Banyak alat musik dalam tiap perangkat dan catatan dimana tiap perangkat disimpan,” lanjut Ilham Fajar.

Selain rincian fisik mengenai nama dan fungsi sosial naskah Sadaya Kagungan Dalem Gangsa, Afiq Putra Pradana dan Ilham Fajar, juga menemukan tahun pembuatan gamelan milik Keraton Surakarta Hadiningrat.

Ilham Fajar mengemukakan berdasar hasil temuan mereka, gamelan Kyai Kaduk Manis dan Manis Rengga merupakan gamelan dengan usia paling muda sebab dibuat pada masa pemerintahan Pakubuwana IX.

“Selain itu, kami juga menemukan sejumlah gamelan yang belum tercatat dalam naskah (red: Sadaya Kagungan Dalem Gangsa) ini. Seperti Kyai Sukasih dan Pamedharsih dimasa Pakubuwana X, Kyai Sukareno dan Renasuka dari Wreksadiningrat, Kyai Rumingraras dan Rarasingrum dimasa Pakubuwana X yang saat ini di Pura Pakualaman, dan Kyai Pamiwalkung dari Sutyakusuman,” ujar Ilham Fajar.

Dalam Webinar Inventarisasi Gamelan Kraton Surakarta Periode Tahun 1900 ini, hasil kajian Afiq Putra Pradana dan Ilham Fajar turut disaksikan oleh Kepala UPT Museum Radya Pustaka, Didik Suryono dan BRM Bambang Irawan Kangjeng Lintang. Humas UNS

Reporter: Yefta Christopherus AS
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content