Mahasiswa UNS Gelar Trauma Healing Bagi Warga Lombok yang Masih Trauma Akibat Gempa

UNS, Lombok – Hampir setahun lebih gempa mengguncang Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), hingga kini warga terdampak gempa masih dibayang-bayangi rasa takut dan trauma berkepanjangan. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Khresna Wishnujati, yang saat ini sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di kawasan tersebut.

Khresna yang merupakan Ketua KKN UNS Umbara Malaka mengatakan bahwa dampak yang diakibatkan oleh gempa Lombok tahun 2018 tersebut memberikan dampak psikologis yang luar biasa bagi warga Lombok Utara. Ia juga mengatakan bahwa warga Lombok Utara hingga kini masih takut untuk tidur di dalam rumah.

“Kami di Dusun Setangi dan Lendang Luar. Karena ternyata di sini masih cukup banyak warga yang bahkan tidak berani tidur di rumah bantuan yang sudah disediakan pemerintah karena ketakutan gempa. Untuk aktivitas warga sendiri sebenarnya sudah cukup baik dan berjalan normal. Tapi, memang masih banyak warga yang menyimpan luka dan bahkan kalau mendengar suara-suara berisik sedikit akan terbangun dari tidur,” kata Khresna kepada uns.ac.id saat dihubungi melalui telpon selulernya, Selasa (4/2/2020).

Bahkan, berdasarkan pengakuan Khresna masih banyak warga yang memilih tinggal di saung-saung (gubug kecil) dari bambu dan belum berani pindah ke rumah bantuan yang telah disediakan pemerintah.

Untuk memulihkan kondisi psikologis warga Dusun Setangi dan Lendang Luar, mahasiswa UNS yang sedang menjalankan KKN di Dusun Setangi, Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, menggelar kegiatan trauma healing, Minggu (2/2/2020) sore. Kegiatan trauma healing tersebut digelar di ruangan PAUD sederhana yang diikuti oleh puluhan warga dari Dusun Setangi dan Dusun Lendang Luar. Dalam kesempatan tersebut, Tim KKN UNS Umbara Malaka turut dibantu oleh rekan-rekan dari Bale Psikologi NTB.

“Untuk lokasinya sendiri kami meminjam ruangan bantuan milik PAUD untuk memudahkan mobilitas warganya dan diikuti sekitar 20-30 peserta di ruangan yang juga cukup sempit. Kami sendiri kerjasama dengan @bale.psikologi sebagai pembicara dan mentor dalam acara tersebut dengan dibantu beberapa mahasiswa yang memang dijurusan psikologi,” ujar Khresna.

Selama kegiatan trauma healing berlangsung, Khresna mengatakan bahwa Tim KKN UNS Umbara Malaka sangat terbantu dengan materi Psikoanalisis dan Kontemplasi Diri yang sudah diajarkan selama perkuliahan. Dalam pelaksanaannya, Tim KKN UNS Umbara Malaka bersama Bale Psikologi NTB juga mendata warga, baik dari segi jenjang umur maupun riwayat pendidikan terakhirnya untuk menerapkan metode yang tepat dalam pemulihan trauma.

“Menganalisis data warga dari jenjang umur serta pendidikan terakhirnya. Dan, dalam pelaksanaannya tadi juga ditanyakan lagi ke warga apa saja kegiatan yang pernah diikuti sebelumnya dan apakah berpengaruh ke mereka. Tapi, memang bersinggungan juga antara yang dijelaskan dengan materi yang diampu diperkuliahan, seperti materi psikoanalisis, kontemplasi diri, dan juga yoga atau menenangkan pikiran,” katanya.

Saat ditanya mengenai keberlanjutan kegiatan trauma healing tersebut, tim KKN Umbara Malaka akan terus memantau respon dari warga Dusun Setangi dan Lendang Luar usai mengikuti trauma healing yang sudah digelar pada Minggu (2/2/2020).

“Ini juga tergantung dengan respon warganya. Karena pada pasca kejadian itu fokus trauma healing memang hanya ke anak kecil. Dan program ini juga memang permintaan langsung dari saat penerimaan KKN di kantor bupati. Kalau dari kami memang fokus untuk dewasa karena memang jika kita membahas gempa itu raut muka dan penjelasannya masih terguncang begitu,” ujarnya.Humas UNS/Yefta

Skip to content