Mahasiswa UNS Terjun Langsung Kelola Sampah hingga Gagas Bisnis Pakaian Berkelanjutan

Mahasiswa UNS Terjun Langsung Kelola Sampah hingga Gagas Bisnis Pakaian Berkelanjutan

UNS — Masa perkuliahan menjadi saat dimana mahasiswa berkesempatan untuk terlibat dalam berbagai kegiatan masyarakat. Dunia perkuliahan pun telah membuka ruang seluas-luasnya bagi mahasiswa dalam mengembangkan minat dan memperoleh pengalaman yang kaya. Sejalan dengan cepatnya dunia berkembang, mahasiswa semakin memiliki faktor pendorong untuk dapat segera menemukan arah tujuannya. Dengan memupuk rasa keingintahuan, mahasiswa dapat mengeksplorasi banyak hal dan menemukan apa yang sebetulnya menjadi potensi diri mereka. Bukan hanya untuk mengembangkan passion yang dimiliki, melainkan juga memberikan dampak bagi lingkungan sekitar.

Kali ini, salah seorang mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta telah mengambil peran dalam menciptakan kebermanfaatan di masyarakat. Aurelia Salsabila Putri, mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Industri Fakultas Teknik (FT) UNS, memanfaatkan waktu yang dimilikinya sebagai mahasiswa untuk mengembangkan potensi diri serta turut andil memberikan dampak positif bagi sekitarnya, khususnya lingkungan alam.

Berawal ketika memasuki jenjang pendidikan tinggi, Aurel merasa sebagai mahasiswa tidak bisa hanya sekadar mengikuti kegiatan perkuliahan saja. Mulai mencari ikigai-nya sendiri pada saat semester 4 perkuliahan, ia memastikan bahwa minat yang ia tekuni memiliki potensi baginya untuk terus berkembang. Memiliki minat pada pengembangan suatu proyek mendorong dirinya untuk menciptakan ide dan inovasi baru dalam setiap tantangan yang berbeda. Aurel percaya bahwa orang yang sukses adalah orang yang mampu bermanfaat bagi dirinya sendiri dan juga orang lain.

“Sebenernya hidup itu tentang gimana caranya bisa berdampak buat orang lain. Gimana caranya keberadaanmu itu berarti buat orang lain,” tutur Aurel, Senin (21/6/2021).

“Aku pikir anak muda sekarang perlu untuk nggak cuma menata karier. Seiring dengan menata karier, mereka juga (perlu) tahu mereka bisa kasih apa sih buat lingkungan sekitar mereka. Lingkungan ini nggak mesti tentang lingkungan alam, ya,” tambahnya.

Mahasiswa UNS Terjun Langsung Kelola Sampah hingga Gagas Bisnis Pakaian Berkelanjutan

Melihat isu lingkungan yang semakin mendesak, mengarahkan Aurel untuk mengeksplorasi lebih dalam mengenai peran mahasiswa dalam menjaga kelestarian lingkungan. Dari situ, Aurel mulai melangkahkan kakinya bergerak meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengelola sampah dengan menggagas bisnis pakaian ramah lingkungan dan bergabung dalam perusahaan pengelolaan sampah.

Terjun Langsung Mengelola Sampah bersama Waste4Change

Perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan sampah ini menjadi salah satu tempat Aurel belajar dan berkembang. Berawal ketika ditempatkan pada bagian pengembangan bisnis, Aurel sempat ragu akan dirinya. Namun, semua itu berubah seiring waktu. Ketika telah memiliki jam kerja penuh, Aurel mengaku bahwa ini adalah hal yang memang ia inginkan. Perasaan senang muncul disaat melakukan pekerjaan yang disukai. Baginya, di Waste4Change ini ada banyak hal yang bisa dipelajari dan diserap.

Banyak kegiatan yang Aurel kerjakan disana. Waste4Change dengan misi mengurangi jumlah sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hadir di tengah-tengah masyarakat melakukan perubahan ekosistem pengelolaan sampah yang lebih bertanggung jawab. Strategi ini dilaksanakan dengan berlandaskan kolaborasi dan teknologi menuju penerapan circular economy dan Indonesia yang terbebas dari sampah.

Dipercaya menempati jabatan project development, Aurel menceritakan bagaimana ia bekerja sama dengan berbagai perusahaan Fast-Moving Consumer Good (FMCG) sebagai kliennya. Beragam program seperti pengelolaan sampah kantor, edukasi karyawan tentang pengolahan sampah, hingga studi atau riset persampahan di beberapa wilayah di Indonesia. Salah satu yang terbaru, ia belum lama kembali dari Kepulauan Nusa Penida dalam kegiatan studi persampahan pada bulan Mei.

Pengalaman lain ia ceritakan ketika merencanakan konsep suatu proyek bank sampah bersama salah satu mal di Cibubur. Kegiatan ini turut memberikan edukasi kepada masyarakat pengunjung mal untuk meningkatkan kesadaran akan pengelolaan sampah yang baik. Harapannya tentu menjadikan pengunjung lebih bertanggungjawab akan sampah yang mereka hasilkan.

“Setiap hari mengkonsep proyek berbeda dengan klien yang berbeda. Kadang kita turun lapangan dan turun lapangannya bisa kemana-mana” jelas Aurel.

Terdapat satu pengalaman paling berkesan bagi Aurel ketika pertama kali terjun di lapangan untuk sampling sampah. Menjadi pengembang suatu proyek pengelolaan sampah mendorong bertanggungjawab atas penentuan anggaran, analisis keuangan, dan perencanaan waktu. Hal tersebut menuntutnya untuk memahami kondisi riil di lapangan. Ia terjun langsung ke tempat pembuangan sampah untuk melakukan sampling pada sekitar 50 kg sampah plastik fleksibel. Bukan hanya sekali melainkan hingga empat kali proses sampling sampah.

Mahasiswa UNS Terjun Langsung Kelola Sampah hingga Gagas Bisnis Pakaian Berkelanjutan

Bertemu dengan para pengumpul sampah disana, ia melihat bagaimana mereka bekerja di tempat yang jauh dari kata higienis. Aurel semakin tersadar bahwa pekerjaan yang para pengumpul sampah lakukan sangat melelahkan untuk harga yang tidak sebanding. Sampah seperti ini hanya akan menjadi residu, terpendam, dan mencemari lingkungan pada akhirnya.

“Itu (menjaga lingkungan) harus dimulai dari kita karena memang bener-bener banyak banget (sampahnya). Ngeliat orang-orang diluar sana (pengumpul sampah) dibayar dengan harga yang nggak sebanding dengan apa yang mereka kerjakan. Itu jujur nyakitin banget,” jelasnya.

Gagas ‘Minopelepon’, Merek Pakaian Ramah Lingkungan

Berawal dari keinginan mengembangkan merek pakaian ramah lingkungan yang nantinya tidak menghasilkan sampah, Aurel menggagas Minopelepon. Mulai memempromosikan merek pakaiannya pada pertengahan awal 2021, bisnis yang dijalankannya ini tidak hanya untuk meraup untung. Kampanye meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengurangi produksi sampah ternyata dapat dilakukan dengan cara ini. Mahasiswa yang telah memiliki minat di bidang fesyen dan seni ketika SMA ini berharap dengan langkah yang sekarang ia lakukan dapat mulai membuat masyarakat bertanggungjawab dengan apa yang mereka beli.

“Jadi sambil kita jualan, kita juga harus sambil make sure, nih. Ketika mereka membeli produk aku, itu sama aja udah mulai untuk bertanggung jawab sama apa yang mereka beli,” jelas Aurel.

Produk pakaian ramah lingkungan ini berbahan dasar kain yang diolah dari kayu akasia. Produksi kain jenis ini dikelola oleh industri hutan yang menerapkan prinsip keberlanjutan sehingga tidak mengancam keberadaan pohon akasia. Semua tahapan produksi dilakukan dengan hati-hati dan bertanggung jawab sejak pengolahan bahan mentah, menjadi benang, hingga ditentun menjadi kain. Kain jenis ini berperan dalam meminimalkan penggunaan bahan kimia dalam produksinya. Hal tersebut tentu juga akan melindungi lingkungan dari ancaman dan bahaya kontaminasi zat kimia yang berpotensi menjadi faktor pencemar.

Mahasiswa UNS Terjun Langsung Kelola Sampah hingga Gagas Bisnis Pakaian Berkelanjutan

Aurel membagikan cerita tentang harapan para penyuplai kain ramah lingkungan ini. Faktanya, para penyuplai bersedia memiringkan harga kain ini dengan harapan mampu menarik minat para pebisnis baru untuk mengembangkan sektor usaha kain ramah lingkungan. Jika sektor ini semakin berkembang tentu akan berperan dalam menjaga ekosistem dengan lebih baik.

“Kebetulan suplier aku orang Bali. Mereka itulah yang melihat bagaimana sampah dari kota-kota di Indonesia itu larinya ke mereka. Itu bukan hal yang bagus dan berdampak banget bagi mereka,” terang Aurel

Menjaga Lingkungan dengan Mulai dari Hal Kecil

Siapapun dapat berkontribusi dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan. Tidak melulu langkah besar, banyak hal kecil yang tentu juga memiliki pengaruh kuat untuk dapat memberikan peran kita. Aurel memberikan beberapa tips sederhana seperti membebaskan diri untuk menerima informasi dan pengetahuan apapun yang membuat diri tersadar akan pentingnya isu pelestarian lingkungan. Selain itu, mengembangkan sikap kritis dan selalu ingin tahu terhadap hal baru akan meningkatkan pemahaman mengenai isu tersebut.

“Sampah itu hal yang bener-bener melekat sama kita karena kita menghasilkan itu. Kalau kitanya aja nggak aware, gimana caranya kita bisa membantu?” tutur Aurel. Humas UNS

Reporter: Rangga Pangestu Adji
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content