Mahasiswa UNS Torehkan Prestasi di Sulawesi Tenggara

UNS – Prestasi membanggakan kembali diraih oleh mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta di kota Kendari, Sulawesi Tenggara pada ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) Pekan Ilmiah yang diselenggarakan oleh Lingkar Studi Ilmiah Penalaran Universitas Halu Oleo yang diselenggarakan pada Jumat-Minggu (13-15/3/2020).

Tim UNS yang terdiri dari Agung Prasetyo yang merupakan mahasiswa Program Pendidikan (Prodi) Informatika angkatan 2016, Adip Safiudin mahasiswa Prodi Teknik Elektro angkatan 2016, dan Aji Tri Hardono mahasiswa Prodi D4 Demografi dan Pencatatan Sipil angkatan 2017 berhasil menyabet juara 2 dalam ajang ini. Dengan bimbingan Sri Wahyuningsih Yulianti, S.H., M.H., mereka berhasil membuat sebuah penelitian dengan judul “Inovasi Pemanfaatan Pekarangan Rumah sebagai Bank Sayur Menggunakan Metode Tanam Tower Hidroponik dengan Pengaturan Air Otomatis”. Produk yang mereka hasilkan berupa hidroponik yang dinamai dengan Tower Hidroponic yang ditambah dengan pengairan otomatis menggunakan micro controller.

Awalnya salah satu anggota tim telah membuat hidroponik di rumahnya. Setelah bertemu dan membentuk kelompok untuk berkompetisi, mereka melakukan inovasi terhadap hidroponik yang telah dibuat sebelumnya.

“Kita mencoba berinovasi hidroponik. Jadi, hidroponik yang biasanya horizontal itu kita buat vertikal dan juga kita tambahkan semacam alat otomatis, jadi pengairannya secara otomatis,” ujar Agung, salah satu anggota kelompok tersebut.

Perbedaan antara hidroponik vertikal dengan hidroponik horizontal terletak pada luasnya lahan yang akan digunakan. Pada hidroponik horizontal biasanya hanya memerlukan lahan minimal seluas 3 x 2 meter. Untuk hidroponik vertikal paling tidak diperlukan lahan seluas 1 x 1 meter.

Mereka juga ingin mengembangkan ide yang tercetus dengan harapan dapat berkembang besar. Selain itu juga dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata sehari-hari dan mendapatkan hak paten. Mereka juga berharap dapat menginspirasi orang-orang yang tinggal di daerah perkotaan agar dapat menanam sayur walaupun pekarangan yang dimiliki terhitung sempit.

“Bisa menginspirasi atau membuat orang-orang perkotaan pada khususnya supaya bisa menanam sayuran walau pun pekarangannya sempit,” tambah Agung. Humas UNS/Zalfaa

Skip to content