Mahasiswa UNS Ubah Limbah Pabrik Tahu menjadi Pupuk dan Biogas

UNS — Sampah masih menjadi momok yang belum teratasi oleh masyarakat maupun pemerintah, dalam penanggulangannya diperlukan inovasi-inovasi untuk meminimalisir hal tersebut. Hal ini seperti yang baru saja dilakukan oleh Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang berlokasi di Desa Bendan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali. Mereka baru saja mengolah limbah pabrik tahu menjadi biogas dan pupuk pada Selasa (16/2/2021).

Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 30 masyarakat di aula Balai Desa Bendan. Sebelum memulai praktik, Tim KKN UNS Kelompok 10 mengadakan sosialisasi terlebih dahulu sebagai pengantar dalam pembuatan pupuk serta biogas. Tahu sendiri merupakan salah satu komoditas usaha yang menjamur di Desa Bendan sehingga limbah yang dihasilkan pun tidak sedikit.

“Dalam KKN ini, kami mengusung tema Industri Kreatif yang mana tidak pernah lepas dari limbah atau sampah. Oleh karena itu, kami mengusung program pemanfaatan limbah tahu,” jelas Arfais Rahman selaku ketua KKN.

Mahasiswa Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS tersebut menjelaskan bahwa dalam program ini, mereka menggandeng Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Boyolali dan Kelompok Agni Mandiri.

“Kami bekerja sama dengan dinas serta Kelompok Agni Mandiri yang bergerak dalam penanganan sampah di Boyolali. Jadi, mulai dari sosialisasi sampai praktik, kami dibantu oleh mereka,” tambahnya.

Selain sosialisasi, praktik juga diberikan guna memperjelas teori yang sudah disampaikan oleh DLH Kabupaten Boyolali dan Kelompok Agni Mandiri. Praktik terfokus pada limbah pupuk, selain bahan dan alat yang mudah digunakan, pengerjaannya pun dapat dilakukan dengan cepat dan tentunya efisien.

“Bahan yang digunakan yaitu limbah tahu sebanyak 150 liter, gula merah 4 kg, air 5 liter, cairan aktivator 1 liter, tong  bervolume 200 liter, dan pengaduk. Cara membuatnya, semua bahan dicampur ke dalam tong lalu diaduk hingga tercampur, setelah itu didiamkan selama kurang lebih 15 hari. Setelah 15 hari, limbah tersebut dapat langsung digunakan,” terangnya.

Arfais berharap, melalui kegiatan ini dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap penanganan limbah khususnya limbah tahu. Ia menegaskan bahwa masalah sampah yang ada merupakan tanggung jawab bersama sebagai masyarakat. Humas UNS

Reporter: Bayu Aji Prasetya
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content