Sabtu Asyik Tanam Akar Wangi Bersama PSJ UNS di Bantaran Bengawan Solo

UNS – Kelestarian alam khususnya di kawasan bantaran sungai sudah sewajibnya mendapat perhatian khusus. Bukan hanya untuk mencegah peluang terjadinya erosi, namun dengan adanya kondisi bantaran kali atau sungai yang lestari juga akan berdampak positif untuk mencegah bencana banjir.

Hal itulah yang menjadi perhatian dari Pusat Studi Jepang (PSJ) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Bersama Pekarya Sungai Solo, Sibat Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Solo dan URDC Labo Arsitektur UNS, PSJ LPPM UNS melakukan penanaman Vetiver atau Akar Wangi di lokasi bantaran sungai Bengawan Solo, tepatnya di sebelah utara Jembatan Mojo, Sabtu (23/11/2019) sore.

Dalam kegiatan penanaman akar wangi tersebut turut menggandeng sejumlah pihak, seperti Pelajar Boyolali Peduli Lingkungan (PBPL), Komunitas Sungai Adhi Drawa Pujangga (Pengging), warga RT 07/ RW 05 Semanggi, Pasar Kliwon, Solo dan beberapa mahasiswa UNS berkebangsaan Jepang dan mahasiswa interns URDC Labo Arsitektur UNS dari Belanda.

Akar Wangi dipilih sebab vegetasi tersebut dianggap dapat mencegah longsor (land sliding) dan banjir, memperbaiki kualitas air, melindungi infrastruktur, menyerap racun dan menyuburkan tanah. Selain itu, daun akar wangi juga berguna untuk menyerap karbondioksida, pakan ternak, mengusir hama dan bisa juga digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kertas.

Selain manfaat-manfaat akar wangi tersebut, usaha penanaman akar wangi di bantaran Sungai Bengawan Solo dilakukan sebab beberapa waktu yang lalu akar wangi yang tertanam di kawasan tersebut juga sempat terbakar.

“Memang dilakukan di bantaran sungai kemarin karena akar wangi yang sebelumnya sempat terbakar jadi diadakan penanaman ulang,” imbuh salah satu peserta kegiatan, Lintang Natasya.

Dengan terselenggaranya kegiatan ini diharapkan kelestarian bantaran Sungai Bengawan Solo terus mendapat perhatian dari seluruh elemen masyarakat, khususnya dari kalangan mahasiswa dan komunitas pecinta alam. Serta dapat menciptakan interaksi yang baik antara masyarakat sekitar dengan para pegiat lingkungan. Humas UNS/ Yefta

Skip to content