Sadari Tingginya Tingkat Kecelakaan Kendaraan Bermotor, Tiga Mahasiswa UNS Ciptakan E-Brake Assist

UNS – Intensitas kecelakaan kendaraan bermotor di Indonesia dirasa masih cukup tinggi setiap tahunnya. Hal ini terbukti hampir di setiap berita dari media cetak maupun daring selalu menampilkan potret kecelakaan kendaraan bermotor. Salah satu faktor yang sering terjadi adalah kendala pada bagian rem. Rem menjadi bagian terpenting dalam berkendara karena bagian ini dapat menghentikan laju kendaraan. Terlebih lagi struktur geografis Indonesia yang dipenuhi oleh jalanan berbukit membuat kendaraan sangat beresiko mengalami kecelakaan. Melihat fenomena tersebut, tiga mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, yakni Mufti Reza Aulia Putra (S1 Teknik Mesin 2015), Muhammad Rizal Arfandi (S1 Teknik Mesin 2015), dan Ikhtiar Choirunisa (S1 Teknik Mesin 2016) menemukan cara untuk meningkatkan kinerja rem kendaraan.

“Kami melihat banyak sekali kejadian kecelakaan karena rem blong, terutama di kendaraan matik. Karena memang kami tinggal di daerah pegunungan. Selain itu, salah satu dari kami juga membantu tim riset yang membahas tentang sistem pengereman di kampus. Akhirnya keluarlah ide untuk membuat sebuah alat untuk membantu kinerja rem kendaraan,” jelas Mufti.

E-Brake Assist menjadi penemuan tiga mahasiswa Fakultas teknik UNS ini. Alat ini merupakan rem elektrik yang pada penggunaannya memiliki prinsip fictionless atau tanpa gesekan. Gesekan dapat menyebabkan kelebihan panas atau over heat yang dapat membuat rem menjadi blong.

Gambaran teknologi e-brake assist, ciptaan tiga mahasiswa fakuktas teknik uns

“Jadi pada prinsipnya, dia (E-Brake Assist) tidak mengalami kontak langsung antar bagian bergerak dengan bagian penghenti laju kendaraannya. Jadi, pada rem konvensional antara kampas rem dan piringan pasti bersentuhan langsung, sehingga menghasilkan gesekan untuk menghentikan laju kendaraan. Sedangkan alat kami mengehentikan laju tanpa kontak langsung antara piringan dan magnet,” jelas mahasiswa asal Boyolali ini.

Alat ini menjadi pembaharu dari teknologi-teknologi yang pernah ada, contohnya adalah transimis automatic. Kendaraan dengan teknologi ini memiliki karakter minim engine brake sehingga rem menerima beban pengereman yang lebih besar. Akibatnya, tingkat kegagalan saat pengereman menjadi lebih besar sehingga dapat menyebabkan kecelakaan. Contoh lainnya adalah teknologi Eddy Current Brake yang biasa digunakan oleh kendaraan berkecepatan tinggi seperti kereta api.

“Namun kebanyakan dari penelitian tersebut masih dalam tahap eksperimen belum dalam tahap penerapan pada sepeda motor. Selain itu, peneliti terdahulu masih menggunakan piringan buatan dalam pengujiannya, sedangkan kami menggunakan piringan asli bawaan motor tersebut,” papar Mufti.

Penemuan ini diusulkan oleh Mufti dan kawan-kawan dalam Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Karya Cipta (PKM-KC) 2017 pendanaan 2018. Penelitian ini lolos dan didanai dan akan dilombakan pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) di Yogyakarta pada Agustus mendatang.

“Untuk menang kami optimis, tapi tetap hasil semua penilaian ada di juri,” ungkap Mufti. Humas.red-uns/Imr/Isn

Skip to content