Tentang “Melangkah Semampunya”, Buku Kedua Karya Mahasiswa Sastra Arab FIB UNS

Tentang "Melangkah Semampunya", Buku Kedua Karya Mahasiswa Sastra Arab FIB UNS

UNS — Buku Melangkah Semampunya adalah karya kedua dari goresan tinta Zufar Alfaruqi. Zufar begitu sapaan akrabnya, merupakan mahasiswa Program Studi (Prodi) Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Sebelumnya Zufar telah melahirkan karya pertamanya yang berjudul Gelebah Pos Ronda.

Awal Mula Tertarik Dunia Menulis

Zufar yang juga Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) FIB UNS Tahun 2022 ini memiliki ketertarikan di dunia kepenulisan sedari Sekolah Menengah Atas (SMA). Ia mengaku keterbatasan penggunaan gawai saat masih berada di asrama, memutuskannya untuk memperbanyak aktivitas membaca dan menulis.

“Dulu aku juga sering mengisi rubrik majalah dan media massa daerah Bogor sekitarnya. Mulai dari situ aku punya keyakinan bahwa setiap orang berhak menyalurkan peran manfaatnya di ranah masing-masing dan kebetulan jalan yang aku sukai adalah kepenulisan,” ujar Zufar saat dihubungi uns.ac.id pada Kamis (12/1/2023).

Lebih lanjut, semangat dasar menulis Zufar salah satunya datang dari ucapan gurunya. “Kala itu guru saya berpesan bahwa kita adalah seorang penyeru kebaikan sebelum menjadi apapun. Yang kemudian menghantarkan saya pada jalan berperan dan bermanfaat pada kebaikan saya yakni dalam dunia kepenulisan,” ucap Zufar.

Sementara itu, Zufar mengatakan ada banyak hal dari keinginannya untuk terus bertumbuh dalam dunia kepenulisan yang besar. Serta banyak tokoh idolanya yang turut serta memotivasinya secara tidak langsung.

“Salah satu tokoh idola tersebut yaitu Mas Bagas dari penerbit Gradien Mediatama yang juga alumnus UNS. Yangmana tulisan-tulisannya sangat sering saya nikmati. Jadi, banyak tulisan-tulisan luar biasa yang memacu saya untuk senantiasa bertumbuh di ranah kepenulisan,” jelas Zufar. 

Tentang Buku Melangkah Semampunya

Berbeda dengan karya pertamanya yang bercerita tentang keresahan kawula muda terhadap cita-cita, keluarga, dan romansa, buku kedua Zufar ini berbicara mengenai manusia yang sedang dalam perjalanan panjangnya.

“Bicara tentang langkah-langkah yang baiknya ditempuh manusia dalam perjalanan yaitu syukur, sabar, ikhlas, percaya ketetapan Tuhan, dan sebagainya. Juga buku Melangkah Semampunya berbicara mengenai rasa tahu diri dan tahu batas langkah manusia agar tidak gegabah dalam berjalan,” papar Zufar.

Sebagaimana yang diungkapkan Zufar, ia meyakini bahwa setiap orang bisa melakukan sesuatu atas apa yang ia tangkap baik dengan penglihatan, pendengaran dan sebagainya.

“Buku ini saya tulis berdasarkan karakter kepenulisan saya. Beberapa ilustrasi di dalam buku ini dibuat oleh rekan seniman saya asal Bekasi, dan ide gagasan yang lain dari banyak buku fiksi dari tulisan penulis idola yang saya baca,” ungkap Zufar.

Menurur Zufar, dari kutipan yang terdapat dalam buku Melangkah Semampunya, ada kutipan yang paling mengena. 

“Tentu kutipan yang saya suka banyak, namun yang paling menampar adalah kutipan pada bab Sampai Kapan Menunda? kutipannya ialah “Karena Hidup bukan sekadar menyelesaikan, tapi juga perihal menikmati perjalanan panjang”, dan pada bab Penyakit Pura-Pura kutipannya adalah “Karena manusia butuh menikmati ketidaknyamanan diri sendiri, menikmati kehilangan, merayakan ketidakpuasan, dan mensyukuri kegagalan”,” terang Zufar.

Terakhir Zufar berharap melalui karya tulisan-tulisannya khususnya pada buku Melangkah Semampunya, dapat memiliki titik resapan baik oleh para pembaca, bagi dirinya sendiri selaku penulis, dan bagi para penikmatnya untuk sama-sama belajar.

“Kita saling belajar bahwa tidak semua hal bisa berjalan sesuai rencana. Tetapi percayalah langkah-langkah luar biasa lahir dari usaha serta pengharapan pada pencipta yang besar,” tutur Zufar.

Zufar yang memiliki rencana untuk melanjutkan karir di ranah kepenulisan inipun menyampaikan dirinya dapat terus menulis dan terus produktif dalam berkarya.

“Pesanku jangan berhenti bertumbuh, jangan berhenti berharap. Karena yakini aja bahwa manusia besar lahir dari mimpi dan harapan yang besar. Doanya juga jangan lupa di sertai di setiap langkah kita. Karena kita tanpa rida Tuhan bukan siapa siapa lho hehehe,” tukas Zufar. Humas UNS

Reporter: Lina Khoirun Nisa
Redaktur: Dwi Hastuti

Skip to content