Tiga Mahasiswa Teknik Industri Menangkan Green Supply Chain Competition

UNS – Tiga Mahasiswa program studi Teknik Industri Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyabet juara satu dalam kompetisi Green Supply Chain di Jogyakarta (9-10/5/2018). Ketiga mahasiswa tersebut yaitu Izzatul Fitria Febriandini, Octavia Rizkadayanti, dan Maria Nindy Alif Jodinesia yang merupakan mahasiswa angkatan 2015 berhasil mengalahkan tim dari berbagai universitas di Indonesia.

Green supply chain competition merupakan kompetisi mengenai rantai pasok yang fokus pada nilai-nilai ramah lingkungan, mulai dari pembelian hingga end of product. Octavia, Izza dan Nindy kemudian mengusulkan sebuah ide mengenai green supply chain pada pembuatan telur asin. Menurut Octavia pemilihan telur asin didasarkan pada maraknya makanan yang menggunakan telur asin sebagai bahan pelengkap maupun utama.

“Dari tahun 2017 hingga sekarang itu kan lagi booming ya snack dan makanan olahan telur asin. Nah kita lihat itu sebagai peluang, karena itu berarti lagi hype kan telur asinnya,” ungkap Octavia.

Lebih jauh, Nindy menjelaskan bahwa dalam karya tulis mereka yang berjudul Green Supply Chain pada Industri Telur Asin, mereka menekankan nilai-nilai ramah lingkungan pada entitas procurement di supplier, entitas produksi, dan entitas distribusi ke konsumen.

“Jadi kita itu mengkaji beberapa permasalahan di telur asin. Misalkan di procurement itu kualitas telur asin belum dipilih dengan baik, jadi kita mengusulkan quality control seperti di frekuensi pemberian ransum. Kita juga mengusulkan penggunaan adonan pengasin bisa empat kali selama tekstur baik dan tidak ada aroma, karena biasanya cuma dipakai sekali dua kali itu seperti pemborosan,” terang Nindy.

Proses Persiapan

Untuk persiapan lomba ini, Izza mengaku melakukan persiapan dari bulan Maret 2018. Mereka melakukan banyak survey dan observasi kepada para pedagang telur asin yang ada di sekitar kota Solo, melakukan banyak kajian teori, serta berkonsultasi dengan dosen terkait.

“Jadi kita itu persiapannya mulai dari bulan Februari sampai bulan Maret untuk membuat satu karya tulis, kita tuh hampir sebulan. Pengumumannya baru bulan April kalau kita lolos presentasi ke Yogyakarta,” ungkap Izza.

Menuju hari H presentasi, Octavia mengaku mereka hanya melakukan latihan presentasi satu malam sebelumnya dikarenakan kesibukan masing-masing anggota di berbagai kegiatan kampus. Meskipun Octavia, Izza, dan Nindy sempat khawatir tidak sempat belajar, namun akhirnya mereka dapat memberikan hasil yang terbaik.

“Buat presentasi itu kami latihanya satu malam doang habis gala dinner, kalau total itu sekitar enam sampai tujuh kali latihan presentasi. Karena sebelum itu, kami masih sibuk juga ada yang jadi panitia acara di kampus ada yang jadi peserta presentasi paper juga,” terang Octavia. Humas – red.uns/Ref/Isn

Skip to content