Tim MBKM D-4 Kebidanan UNS Lakukan Pemberdayaan Kader Kesehatan melalui Cakram Gizi

Tim MBKM D-4 Kebidanan UNS Lakukan Pemberdayaan Kader Kesehatan melalui Cakram Gizi

UNS — Tim Hibah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) D-4 Kebidanan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melakukan pemberdayaan kader kesehatan melalui cakram gizi. Proyek Kemanusiaan MBKM tersebut berlangsung sejak September 2022 hingga penghujung 2022 di Puskesmas Jaten II, Kabupaten Karanganyar.

Sepuluh mahasiswa D-4 Kebidanan yang dibimbing Dr. Revi Gama Hatta Novika terlibat dalam kegiatan tersebut. Mereka adalah Annita Viesta Nirmala Dewi, Alvina Dewi Maharani, Alya Ayu Kharisma, Chusna Habiba, Alfia Husna, Aninditya Choirun Annisa, Gading Nasywaa, Dara Dinanti, Agustina Hidayatul, dan Nita Diah.

Ketua kegiatan, Annita Viesta Nirmala Dewi mengatakan bahwa dalam program tersebut, mereka memperkenalkan alat sederhana untuk mendeteksi stunting, berupa cakram gizi bagi kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Jaten II.

“Cakram gizi yang kami perkenalkan kepada kader kesehatan ini mempermudah mereka mendeteksi anak dengan kategori stunting hanya dengan memutar cakram sesuai usia anak. Sebelumnya, mereka mendeteksi stunting menggunakan tabel Z secara manual yang memakan waktu lebih lama. Cakram gizi ini lebih mudah digunakan dan efisien waktu,” jelasnya, Senin (7/11/2022).

Tim MBKM D-4 Kebidanan UNS Lakukan Pemberdayaan Kader Kesehatan melalui Cakram Gizi

Lebih lanjut, Annita menjelaskan bahwa program tersebut diinisiasi karena angka balita dengan stunting di Puskesmas Jaten II sebanyak 73 balita pada tahun 2021 dan saat ini telah mengalami penurunan menjadi 24 anak. Selain itu, angka stunting di Indonesia juga masih tinggi, yaitu 24,4% yang menandakan bahwa masih berada di atas batas rekomendasi WHO, yaitu kurang dari 20%. Terlebih, target pemerintah pada tahun 2024 adalah jumlah stunting menurun menjadi 14%.

Tim MBKM D-4 Kebidanan UNS Lakukan Pemberdayaan Kader Kesehatan melalui Cakram Gizi

“Kami berharap para kader kesehatan dapat melakukan pengukuran parameter yang berhubungan dengan diagnosis stunting dengan tepat sehingga lebih mudah mendeteksi anak dengan stunting sehingga mendapat perbaikan gizi secara optimal,” imbuhnya. Humas UNS

Reporter: Bayu Aji Prasetya
Redaktur: Dwi Hastuti

Skip to content