Aplikasikan Poriblok, Teknik Sipil UNS Usung Perkerasan Ramah Lingkungan

UNS – Sejumlah dosen dan beberapa mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Sipil Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dibawah naungan Roadmate Research Group mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Kadokan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukaharjo dengan pengaplikasian Poriblok sebagai perkerasan ramah lingkungan pada Sabtu – Minggu (30-31/5/2020).

Kegiatan ini merupakan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang secara rutin dilakukan oleh dosen-dosen di lingkungan UNS untuk memenuhi Beban Kerja Dosen (BKD) dengan biaya dari Hibah Maintenance Research Group PNBP UNS Tahun 2020. Dengan mengikuti protokol pencegahan penularan Covid-19, para dosen, mahasiswa dan masyarakat bergotong royong melakukan pengabdian pada masyarakat.

Beton berpori yang dibuat dalam bentuk Poriblok ini, baru dirancang untuk lalu lintas yang rendah dan berkaitan dengan suistanable development.
“Beton berpori ini baru kami rancang untuk lalu lintas rendah seperti jalan lingkungan bahkan sekarang baru kami aplikasikan untuk bahu jalan, belum untuk badan jalan. Kenapa kami membuat Poriblok ini, karena kaitannya dengan suistanable development, bahwa sebenarnya muka bumi ini akan dipenuhi oleh bangunan sehingga menjadi hutan beton, sehingga air hujan tidak bisa lagi meresap ke dalam tanah. Oleh karena itu, konsep kami adalah sebuah perkerasan yang cukup kuat namun tetap masih bisa meloloskan air hujan sehingga air bisa kembali meresap menjadi air tanah,” terang Ir. Ary Setyawan, M.Sc., Ph.D kepada tim uns.ac.id pada Selasa (2/6/2020) di Gedung 5 Lantai 3 FT.

Pada awalnya tim Roadmate Research Group (Grup Riset Sahabat Jalan) Teknik Sipil UNS sudah merancang aspal berpori namun karena aspal berpori secara struktur lebih lemah daripada beton, maka diputuskan untuk mencoba membuat beton berpori.
“Kami sebenarnya sudah merancang aspal berpori dan mengaplikasikan sebagai bahu jalan pada kegiatan Pengabdian KKN UNS di Desa Kadokan pada Tahun 2016, karena aspal berpori secara struktural lebih lemah daripada beton, maka kami mencoba membuat beton berpori saja dan penelitian ini sudah lama, diawali dengan rancang bangun beton berpori pada skala laboratorium, kemudian mengimplementasikan beton berpori ini sebagai bahu jalan di Desa Kadokan, berupa pengabdian masyarakat melalui Hibah Iptek Bagi Masyarakat (IBM) di tahun 2015, nah pada tahun ini kami mencoba memodifikasi beton berpori konvensional menjadi Poriblok” jelas Ir. Ary Setyawan, koordinator Roadmate Research Group.

Beton berpori yang diaplikasikan di Desa Kadokan merupakan suatu elemen bahan bangunan yang terbuat dari campuran agregat kasar bergradasi seragam, semen, air, sedikit pasir dan additive untuk meningkatkan mutu beton tersebut. Campuran ini akan menciptakan struktur dengan ronga udara cukup besar (20%) yang membiarkan air hujan menembus rongganya dan kembali terserap oleh tanah dasar.

Poriblok ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya adalah ramah lingkungan, memiliki kekasaran yang baik, dan dapat meminimalisir kecelakaan karena skid resistance yang tinggi, serta bisa dibongkar pasang.
Skid resistance_nya bagus, jadi kekasarannya dapat mengurangi resiko kendaraan agar tidak selip pada posisi jalan yang menurun, seperti yang terjadi di Desa Kadokan dengan jalan yang secara geometri menurun maka sering terjadi kecelakaan tergelincir dan jatuh, nah dengan Poriblok permukaan jalan akan lebih kesat, sehingga tidak akan terjadi selip jika dilakukan pengereman. Secara umum, kelebihan beton berpori adalah mengurangi adanya cipratan (_splash) ke samping dan semburan air ke belakang kendaraan (spray) serta merupakan konstruksi yang tidak berisik (whispering concrete) sehingga jika desainnya sudah memenuhi syarat dapat digunakan untuk jalan perkotaan serta jalan antar kota juga.” ujar Ir. Ary Setyawan.

Sampai tahap ini telah dilakukan pengujian terhadap beton berpori untuk kuat tekan, porositas serta permeabilitas, dengan aplikasi sebagai poriblok ini maka material akan diuji juga sebagai paving blok. Namun demikian sebagai bahan penelitian, hasil ini belum maksimal, masih terus dilakukan berbagai perbaikan dengan tujuan suatu saat dapat digunakan sebagai Teknologi Tepat Guna di masyarakat.Humas UNS/Zalfaa

Skip to content