Ari: Dorong Pemanfaatan Semikonduktor

Semakin menipisnya cadangan bahan bakar fosil mendorong Ari Handono Ramelan, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNS, rajin meneliti dan mengembangkan sumber energi baru terbarukan. Dari hasil penelitiannya, ia melakukan terobosan untuk memanfaatkan semikonduktor berbahan silicon (Si) yang jumlahnya sangat berlimpah.

Ia menjelaskan, material semikonduktor merupakan material untuk pembuatan Light Emitting Diode (LED). LED memiliki keunggulan berupa konsumsi listrik yang sangat hemat. “Dengan beralih menggunakan lampu berbasis teknologi LED, penghematan energi di dalam rumah tangga bisa hemat sampai 80 persen dibandingkan lampu pijar,” kata Ari dalam pidato pengukuhan guru besarnya di Auditorium UNS, Rabu (18/7/2012).

Selain hemat energi, menurut Ari, lampu berbasis LED lebih tahan lama. Masa hidup (ife-time) lampu LED adalah 15.000 jam bilang dibandingkan dengan lampu berbasis CFLi yang hanya bertahan 8.000 jam.

Kelebihan lain dari pemakaian lampu LED yaitu bisa memberi kekuatan penerangan yang sama dengan jumlah pemakaian listrik (watt/daya) yang jauh lebih kecil. “Pemakaian tenaga listrik yang kecil ini membuat dua keuntungan, yaitu: biaya pemakaian listrik yang murah dan pasokan tidak membutuhkan dalam jumlah besar,” papar guru besar ke-148 yang dimiliki UNS itu.

Ia menegaskan, kualitas lampu LED jauh lebih unggul bila dibandingkan dengan lampu pijar biasa atau lampu Neon dan Halogen. Lampu LED memiliki tingkat ketahanan lebih lama, hemat energi, dan ramah lingkungan.

Menuju Kesejahteraan

Teknologi semikonduktor banyak dikembangkan oleh negara maju dalam pembuatan mikroelektronik. Untuk itu, guru besar ketujuh yang dimiliki Fakultas MIPA itu menyarankan pentingnya penyusunan roadmap untuk riset mikroelektronika di Indonesia.

“Selain itu, potensi sumber daya manusia dan sarana litbang mikroelektronika yang belum optimal perlu ditingkatkan,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa sumbangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bisa menjadi sarana menuju kesejahteraan umat manusia. “Secara filosofis, teknologi sangat berhubungan dengan kelangsungan dari suatu proses yang menghasilkan nilai tambah serta produktivitas material, dan kemudian bertanggungjawab pada kekayaan yang dapat berujung pada kesejahteraan,” tutur Ari.[]

Skip to content