Bahas Digital Communication Strategy, Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UNS Kembali Gelar Kuliah Umum

Bahas Digital Communication Strategy, Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UNS Kembali Gelar Kuliah Umum

UNS — Sebagai agenda rutin di setiap tahunnya, Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kembali menggelar kuliah umum pada Jumat (1/4/2022) secara daring melalui Zoom Meeting.

Dengan mengangkat tajuk “Digital Communication Strategy”, kuliah umum komunikasi kali ini menghadirkan 2 narasumber, yaitu Riski Damastuti, S.Sos., M.A., Dosen Ilmu Komunikasi Universitas AMIKOM Yogyakarta, juga Praktisi Digital Public Relation (PR) dan Tika Susilowati, S.Psi., Founder Padmarini Event Organizer, juga Praktisi Advertising.

Kepala Program Studi (Kaprodi) Ilmu Komunikasi, Sri Hastjarjo, S.Sos., Ph.D., melalui sambutannya berharap dengan diselenggarakannya kuliah umum ini bisa menambah wawasan mahasiswa, khususnya untuk mahasiswa yang akan menempuh magang atau Kuliah Kerja Komunikasi (K3). “Semoga materi kuliah umum ini menjadi suplemen tambahan dari materi perkuliahan, karena di sini akan langsung disampaikan oleh seorang praktisi yang sudah memiliki banyak pengalaman,” ujarnya.

Dalam sambutan lain, Wakil Dekan Bidang Akademik, Riset, dan Kemahasiswaan, Dra. Prahastiwi Utari, M.Si., Ph.D., sangat mengapresiasi atas kehadiran kedua narasumber dan  berkenan memberikan ilmu, wawasan, serta pengalamannya kepada sivitas akademika yang hadir pada kuliah umum komunikasi ini. “Saya sangat berterima kasih atas kehadiran kedua narasumber yang bersedia memberikan ilmunya, sehingga mampu membantu mahasiswa Ilmu Komunikasi untuk melihat informasi terkini, yang khususnya dikaitkan dengan digital communication strategy,” tuturnya.

Memasuki sesi pemaparan materi mengenai digital PR, Riski Damastuti menyampaikan bahwa digital tersebut bukan hanya sekadar transformasi yang awalnya bukan digital menjadi digital, tetapi juga integrasinya. Mengintip fenomena digital PR yang terjadi di Asia Pasifik, berdasarkan riset yang dilakukan selama tahun 2015-2017 terhadap 1.306 Communications Professionals oleh Jim Macnamara, dkk pada tahun 2018, terdapat 3 channel komunikasi yang penting untuk PR, yaitu social media and social network, mobile communications, dan press and media relations with online newspaper or magazine.

Riski Damastuti juga menyampaikan mengenai kesalahpahaman dalam memandang digital PR. “Digital PR sering kali dianggap sebatas mengelola media sosial, padahal peran PR justru semakin strategis di era digital,” jelasnya.

Yang harus dilakukan PR dengan data-data di dunia digital yaitu menggabungkan big data ke dalam fungsi PR tradisional. “Karena big data tidak bisa menjawab mengapa bisa demikian, sehingga disini diperlukan pemikiran kritis dari seorang PR untuk menciptakan makna data tersebut,” tambah Riski.

Beberapa hal yang dilihat dalam big data analysis dalam ranah PR, yaitu aktor atau siapa yang paling berpengaruh, apa isi atau sentimennya, dan relasi antar keduanya. Keberhasilan dari digital PR ini dapat dilihat melalui model PESO yang menggambarkan komunikasi perusahaan dengan konsumen. PESO ini merupakan singkatan dari Paid, Earned, Shared, dan Owned.

Selain menyampaikan materi, Riski Damastuti juga memberikan informasi mengenai salah satu media monitoring tool yaitu BRAND24 yang bisa digunakan untuk menganalisis apa yang sedang ramai diperbincangkan hanya dengan memasukan keyword saja.

Materi selanjutnya mengenai digital communication strategy dalam advertising disampaikan Tika Susilowati melalui bagaimana perjalanannya dalam merintis usaha event organizer di tengah pandemi Covid-19. Menurutnya, kondisi pandemi tersebut menjadi suatu tantangan, dimana banyak usaha event organizer lainnya yang terpaksa tutup, namun ia justru mulai merintis. Tika Susilowati juga menyampaikan bahwa untuk tetap bertahan di tengah pandemi ini juga perlu adanya kerja sama dengan stakeholder terkait. Humas UNS

Reporter: Erliska Yuniar Purbayani
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content