Search
Close this search box.

Bentuk Ikhtiar Batiniah Melawan Covid-19, UNS Gelar Doa Bersama Lintas Agama

UNS — Selain berikhtiar dalam menghadapi pandemi Covid-19 melalui pengupayaan tindakan-tindakan medis dan protokol kesehatan, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta juga berupaya mengetuk pintu langit dengan menggelar acara doa bersama, Selasa (13/7/2021). Doa bersama tersebut dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting dan disiarkan langsung di kanal Youtube UNS. Sejumlah dosen, tendik, Dharma Wanita Persatuan, mahasiswa, hingga alumni UNS turut hadir dalam acara tersebut. Bahkan acara doa bersama tersebut juga merangkul seluruh masyarakat lintas agama di Indonesia. Oleh karena itu, acara tersebut disebut Doa Bersama Lintas Agama sesuai dengan nafas UNS sebagai Kampus Benteng Pancasila yang menaungi 6 agama di Indonesia.

Enam tokoh agama hadir sekaligus memimpin sesi pembacaan doa dalam acara Doa Bersama Lintas Agama. Mereka di antaranya K.H. M. Dian Nafi’ mewakili agama Islam, Pendeta Anthon Karundeng, S.Th mewakili agama Kristen, Romo Anthonius Saptana Hadi mewakili agama Katholik, Pandhita Mangku Made Murti mewakili Hindhu, Hasan Sawiji mewakili agama Budha, dan Bunsu Adjie Chandra mewakili agama Khonghucu.

Melalui keterangan yang diberikan oleh Prof. Ahmad Yunus selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UNS bahwa acara Doa Bersama Lintas Agama diprakarsai oleh pemikiran Rektor UNS, yakni Prof. Jamal Wiwoho dan sivitas akademika UNS atas keprihatinan mereka terhadap wabah pandemi Covid-19 yang tak kunjung berakhir.

“Oleh karena itu, Bapak Rektor dan sivitas akademika UNS mengajak kita bersama seluruh penganut agama di Indonesia ini untuk memohonkan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar pandemi Covid-19 ini bisa segera berakhir,” ujarnya sekaligus membuka acara doa bersama.

Sementara itu, Prof. Jamal menuturkan bahwa acara Doa Bersama Lintas Agama merupakan bentuk ikhtiar batiniah. Upaya tersebut mengimbangi upaya lahiriah yang selama ini telah dilaksanakan UNS selaku pelaksana kebijakan dan pemerintah.

“Kebersamaan, tolong menolong, saling menjaga, jogo tonggo, dan saling menguatkan, berikhtiar, dan bersyukur adalah nilai-nilai kemanusiaan yang diyakini bisa menjadi obat peredam keganasan Covid-19,” ujar Prof. Jamal.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa dan Perkasa akan membukakan akal dan hati umatnya agar Indonesia bisa segera bangkit dan terbebas dari wabah pandemi Covid-19, imbuhnya.

Dipandu oleh Arifuddin, Lc., M.A. selaku dosen dari Sastra Arab FIB UNS, acara doa bersama yang dipimpin oleh masing-masing perwakilan pemangku agama dilaksanakan secara berurutan. Diawali oleh K.H. M. Dian Nafi’ yang mewakili agama Islam, kemudian disusul oleh Pendeta Anthon Karundeng, S.Th mewakili agama Kristen, lalu Romo Anthonius Saptana Hadi yang mewakili agama Katholik, selanjutnya Pandhita Mangku Made Murti mewakili agama Hindhu, kemudian Hasan Sawiji mewakili agama Budha, dan diakhiri oleh Bunsu Adjie Chandra mewakili agama Khonghucu.

Acara Doa Bersama Lintas Agama dilanjutkan dengan tasyakur yang disampaikan oleh Prof. Nasaruddin Umar. Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta tersebut mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk semakin mendekatkan diri dan meningkatkan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

“Kalau imannya kuat, penderitaan dengan kenikmatan itu seperti mata uang yang memiliki dua sisi,” kata Prof. Nasaruddin Umar.

Acara Doa Bersama Lintas Agama juga dilanjutkan dengan tausyiah yang diberikan oleh K.H. M. Dian Nafi’ dari Pesantren Al-Muayyad Surakarta. Bahkan di akhir acara tersebut, sejumlah penyintas Covid-19 membagikan pengalamannya saat terpapar virus Covid-19. Humas UNS

Reporter: Alinda Hardiantoro
Editor: Dwi Hastuti

Scroll to Top
Skip to content