Bersama Abon Kstaria, RG ITP Hewani UNS Terapkan Manajamen Pengolahan SNI

UNS — Tim dosen di bawah Grup Riset (GR) Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) Hewani, Program Studi (Prodi) Peternakan Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berhasil mengaplikasikan standar manajemen pengolahan abon di mitra usahanya, “Abon Ksatria”. Sebuah usaha pengolahan abon berskala rumah tangga yang beralamat di Jagalan RT 01/RW XII, Jagalan, Jebres, Surakarta.

Diketuai oleh Dr. Adi Magna Patriadi Nuhriawangsa, tim yang beranggotakan Dr. Agung Budiharjo, Lilik Retna Kartikasari, Ph.D., Winny Swastike, S.Pt., M.P. dan Bayu Setya Hertanto, S.Pt., M.Sc. ini berupaya meningkatkan mutu produk “Abon Ksatria” melalui penerapan manajemen pengolahan produk yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Hal ini pun tidak terlepas dari pernyataan Tri Rahayu selaku pemilik usaha. Menurut Tri, usaha abon yang telah digelutinya selama 13 tahun tersebut perlu ditingkatan kualitasnya, baik dari sisi kualitas abon maupun pengemasan agar mampu bersaing di pasaran. Sebab sebelumnya, “Abon Ksatria” dikemas menggunakan plastik plastikpoli etilen (PE) dan label yang sederhana.

“Padahal abon adalah produk yang dapat digunakan sebagai isian kue dan snack lainnya. Atau sebagai bagian dari menu makanan sehari-hari sehingga memiliki potensi pasar yang sangat baik. Potensi ini perlu dimaksimalkan dengan meningkatkan mutu produk abon seperti bahan baku yang digunakan, proses produksi, sampai pengemasan produk,” ungkap Dr. Adi Magna dalam rilis yang diterima uns.ac.id, Selasa (17/11/2020).

Memperoleh pendanaan PNBP UNS Tahun 2020, pengabdian ini dilakukan dengan memberikan pelatihan proses produksi yang benar. Pertama, tim memperkenalkan aplikasi kebersihan produk yang salah satunya dengan sistem keamanan pada pegawai saat mengerjakan pembuatan abon.

Dalam hal ini, pegawai dilengkapi dengan alat pelindung tubuh seperti celemek/apron, masker, tutup kepala dan kaos tangan. Di mana hal tersebut dapat mencegah kontaminasi bahan yang ada pada pekerja ke produk abon.

Selain itu, Dr. Adi dan tim mengaplikasikan penggunaan alat pres untuk mengurangi kandungan lemak trans dan oksidasi lemak pada abon akibat penggorengan. Dengan demikian, dapat meningkatkan lama simpan dan menghasilkan produk yang aman untuk kesehatan.

Di akhir proses pengolahan abon, tim memberikan pelatihan pengemasan hingga melakukan modifikasi kemasan dan label bersama mitra. Tujuannya tentu untuk menciptakan produk abon yang lebih menarik dan aman sehingga mampu meningkatkan daya jual.

“Kemasan merupakan aspek yang penting dalam pemasaran produk, karena sebagai media komunikasi antara produsen dengan konsumen. Sehingga aspek-aspek yang berkaitan dengan kemasan perlu diperhatikan,” ujar Dr. Adi.

Dr. Adi pun menambahkan, sebagaimana keterangan pemilik usaha di awal, pengemasan “Abon Ksatria” sebelumnya menggunakan PE dengan label kurang menarik dan belum lengkap. Oleh karenanya kemasan tersebut diganti dengan alumunium foil transparan dan didesain lebih menarik.

“Beberapa standar label seperti jenis produk, sertifikasi dan alamat produksi disesuaikan dengan SNI. Jadi konsumen dapat melihat produk lebih jelas dengan informasi yang lengkap,” pungkasnya. Humas UNS

Reporter: Kaffa Hidayati
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content