Bicara Kekacauan Media Era Digital di Yournalism 2.0 UNS

UNS – Era digital yang menuntut kecepatan informasi juga membuat para pengelola media harus bergerak cepat. Fenomena clickbait atau umpan balik, di mana media lebih mengejar traffic dengan tajuk menarik agar dibaca daripada kualitas berita pun mengemuka. Lantas salahkah fenomena tersebut?

Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Erythro Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta membahas hal tersebut dalam sebuah gelar wicara bertajuk “Younalism 2.0: Kekacauan Media Informasi di Era Digital” di Gedung A FK UNS, Sabtu (30/11/2019). Topik ini diangkat atas dasar keresahan akan informasi di media digital yang semakin kacau sebab tuntutan kecepatan.

“Selain itu kami juga ingin mengangkat topik yang tidak ‘jurnalistik’ banget secara teknis. Lebih terbuka untuk semua orang, karena saat ini hampir semua orang bermain media sosial yang di dalamnya termasuk beragam informasi dari berbagai media,” ujar Krisman Ibrahim Zamani, Ketua Yournalism 2.0 saat ditemui Humas UNS usai acara.

Pembicaraan terkait metode umpan balik atau clickbait disampaikan secara menarik oleh Ahmad Khadafi, Redaktur Mojok.co. Ia berpendapat bahwa metode umpan balik merupakan fenomena kebutuhan media yang memang harus dilakukan di era digital ini.

Media tentu membutuhkan pembaca (traffic website), dan untuk  membuat tulisan  semakin mudah dicari di mesin pencari diperlukan teknik tertentu. Salah satunya dengan adanya kata kunci atau disebut Search Engine Optimization (SEO) dan tajuk menarik yang termasuk dalam metode umpan balik.

“Ada media yang memang mengejar traffic dan kecepatan berita. Tapi ada media yang mengutamakan bangun citra merek dulu baru mengejar traffic. Tergantung segmen tulisan juga,” jelas Dafi.

Tetapi seringkali judul berita atau tajuk yang menarik tidak sesuai dengan isinya. Hal inilah yang membuat para pembaca kecewa dan memandang negatif metode umpan balik.

“Kalau antara judul dan isi berita tidak sesuai, berarti itu sudah penipuan. Jadi kata kunci, SEO atau clickbait itu sangat penting dan diperlukan selama isi beritanya tidak menipu,” imbuh Dafi.

Di sisi lain, jurnalisme warga atau citizen journalism juga bermunculan sebagai respons atas ketidakpercayaan publik terhadap media umum. Publik menilai bahwa media umum tidak sepenuhnya lagi menjadi tempat menyuarakan keresahan dan informasi dengan benar. Redaktur Tirto.id, menilai ini menjadi tantangan tersendiri bagi media umum baik cetak maupun digital.

Yournalism 2.0 kali ini juga dimeriahkan dengan perlombaan puisi, cerpen, dan fotografi. Maharani Megasari dan Qorry Aina, mahasiswa UNS, masing-masing terpilih sebagai pemenang lomba cerpen dan lomba puisi. Humas UNS/Kaffa

Skip to content