BK MWA Unsur Mahasiswa UNS Gelar Diskusi Terbuka Sampaikan Lima Usulan

UNS — Badan Kelengkapan (BK) Majelis Wali Amanat Unsur Mahasiswa (MWA UM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyampaikan lima poin usulan mahasiswa dalam Diskusi Terbuka MWA UNS yang digelar melalui Zoom Cloud Meeting, Rabu (27/1/2021) malam.

Diskusi Terbuka MWA UNS ini turut dihadiri oleh Rektor UNS, Prof. Jamal Wiwoho, Wakil Ketua MWA UNS, Prof. Hasan Fauzi, Ketua Senat Akademik (SA) UNS, Prof. Adi Sulistyono, dan anggota MWA UM UNS, Muhammad Zainal Arifin.

Lima poin yang tertuang dalam Piagam MWA UNS tersebut diantaranya berisi usulan agar UNS konsisten dan berperan aktif dalam mewujudkan visi, misi, tujuan, dan budaya kerja sebagai kampus kerakyatan.

Selain itu, usulan lainnya yang disampaikan BK MWA UNS adalah komitmen dalam menjaga semangat dan peduli lingkungan sesuai dengan program Green Campus UNS dan dedikasi penuh UNS terhadap nilai dasar penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

“Peran kampus sebagai lingkungan akademik sejatinya menjadi wadah kebebasan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kadar intelektual mahasiswa UNS,” ujar Arifin saat membuka jalannya diskusi terbuka.

Ia mengatakan, melalui delapan Indikator Kerja Utama (IKU), program Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar dapat menjadi patokan kebijakan kampus. Selain itu, organ MWA juga diharapkan dapat menjadi jembatan aspirasi mahasiswa.

Menanggapi Piagam MWA UNS yang disampaikan, Prof. Jamal Wiwoho mengatakan lima usulan yang disampaikan merupakan bentuk perhatian yang baik kepada kampus. Ia menyambut baik kontribusi yang diberikan BK MWA UM UNS.

“Ini juga bersesuaian dengan dampak Merdeka Belajar yang digagas oleh Mas Menteri (red: Nadiem Makarim) yang menyangkut mahasiswa, asistensi, riset, dan kemanusiaan,” ujar Prof. Jamal.

Prof. Jamal dalam kesempatan ini menyinggung delapan IKU yang sebelumnya juga dibahas oleh Muhammad Zainal Arifin. Delapan IKU tersebut diantaranya menyangkut persentase lulusan mendapat pekerjaan yang layak (mendapat upah di atas UMR, menjadi wirausaha, atau melanjutkan studi), mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus (magang, proyek desa, mengajar, riset, berwirausaha, dan pertukaran pelajar), dan dosen berkegiatan di luar kampus (mencari pengalaman industri atau berkegiatan di kampus lain).

“Ada delapan IKU. Kita melihat IKU itu sudah dirancang dengan baik dan stakeholder UNS, khususnya dari pimpinan seperti rektor, dekan, dan Kaprodi, agar sasaran yang ingin dicapai seperti meningkatkan kualitas pembelajaran dapat dilakukan dengan baik,” ucapnya.

Tanggapan atas Piagam MWA juga datang dari Prof. Hasan Fauzi. Mewakili Ketua MWA UNS Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, ia mengatakan usulan tersebut merupakan kontribusi positif bagi kemajuan kampus dan dapat menjadi bahan diskusi untuk dibicarakan bersama.

“Forum ini menjadi wadah yang tepat untuk mendalami usulan tersebut, demi kemajuan UNS yang kita cintai dan kita banggakan,” ujar Prof. Hasan membacakan pernyataan resmi dari Marsekal Hadi Tjahnjanto.

Secara pribadi, Prof. Hasan mengatakan dirinya telah berdiskusi dengan Marsekal Hadi Tjahjanto untuk membahas setiap poin dalam Piagam MWA yang diusulkan oleh mahasiswa UNS.

“Saya mendukung upaya-upaya Pak Rektor untuk Green Campus, pendidikan yang baik, dan itu semua tentu menjadi upaya kita untuk diikuti agar kinerja UNS bagus. Semua poin positif dan bisa dipertegas supaya amanah itu ada maknanya,” tutur Prof. Hasan. Humas UNS

Reporter: Yefta Christopherus AS
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content