Capai MDGs, Pemerintah Perlu Kencangkan Sabuk

Meski bukan barang baru dalam pemerintahan Indonesia, Delapan poin yang terkandung dalam Millenium Development Goals (MDGs) memerlukan usaha keras untuk dapat mewujudkannya dalam target pencapaian MDGs Indonesia 2015. Demikian disampaikan Deputi SDM dan Kebudayaan KemenPPN/Bappenas Nina Sardjunani dalam seminar nasional bertajuk Kemitraan Global dan Kerja Sama Internasional dalam Pencapaian MDGs Indonesia 2015, Sabtu (5/5/2012), di Aula FISIP UNS.

Pada seminar itu hadir sebagai pembicara Deputi SDM dan Kebudayaan KemenPPN/Bappenas Nina Sardjunani, Asisten Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk MDGs Diah Saminarsih, dosen UNS dr. Paramasari Dirgahayu, Ph.D., dan wartawan metroTV Eka Hari Wibawa.

Delapan poin yang termaktub dalam MDGs itu, antara lain: menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria, dan penyakit menular lainnya (TB), menjamin kelestarian lingkungan hidup, dan mengenmbangkan kemitraan pembangunan di tingkat global.

dari delapan poin tersebut, kata nina, pemerintah belum mencapai titik kemajuan yang signifikan. Lebih jauh ia menjelaskan, sejumlah langkah perlu dilakukan untuk melakukan percepatan pencapaian MDGs, seperti: peningkatan ekspor nonmigas, perbankan yang sehat, pengendalian utang, penyaluran dana publik pada kelompok masyarakat dan banyak lainnya.

Pada kesempatan yang sama, dosen UNS dr. Paramasari Dirgahayu, Ph.D. mengungkapkan, “Upaya Indonesia untuk mencapai target MDG tentang pendidikan dasar dan melek huruf sudah menuju pada pencapaian target 2015.” Ia memaparkan, pada tahun 2008/09 angka partisipasi kasar (APK) SD/MI termasuk paket A telah mencapai 116,77 persen dan angka partisipasi murni (APM) sekitar 95,23 persen. Secara umum, disparitas partisipasi pendidikan antarpropvinsi semakian menyempit dengan capaian angka lebih dari 90 persen.

Paramasari menambahkan, tantangan utama dalam percepatan akses pencapaian sasaran MDG pendidikan adalah meningkatkan pemerataan akses secara adil bagi semua anak, baik laki-laki maupun perempuan, untuk mendapatkan pendidikan dasar yang berkualitas di semua daerah.[]

Skip to content