Cerita Era, Eks Atlet PB Djarum dalam Menapaki Karier di Dunia Badminton

Cerita Era, Eks Atlet PB Djarum dalam Menapaki Karier di Dunia Badminton

UNS — Klub Bulu Tangkis PB Djarum telah melahirkan puluhan atlet berprestasi, baik di kancah nasional maupun internasional. Salah satunya adalah Era Dzulzilati Malikul Mulki Walikromi, mantan atlet PB Djarum yang sekarang tengah menempuh Pendidikan di Program Studi (Prodi) Pendidikan Kepalatihan Olahraga (Penkepor) Fakultas Keolahragaan (FKOR) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Era bergabung di Djarum Kudus selama tiga tahun, kemudian sempat pindah ke Djarum Jakarta selama setahun. Kemudian, Ia memutuskan untuk bergabung di PB Jaya Raya Jakarta ketika menginjak kelas 2 Sekolah Menengah Atas (SMA).

Dalam kesempatan kali ini, uns.ac.id berhasil mewawancarai mahasiswa Penkepor UNS tersebut. Era menceritakan berbagai pengalamannya sebagai atlet badminton, terutama ketika bergabung di dua klub besar, yakni PB Djarum dan Jaya Raya.

Awal Mula Terjun ke Dunia Bulu Tangkis
Anak terakhir dari tiga bersaudara tersebut mengatakan bahwa ketertarikannya di dunia olahraga tepok bulu tersebut sudah sejak  usia Taman Kanak-Kanak (TK). Sejak kecil, ayah Era sudah mengenalkan olahraga tersebut. Terlebih, ayahnya ingin agar salah satu anaknya menjadi atlet.

“Kalau Bapak emang suka olahraga, tapi dominan bulu tangkis. Bapak emang pengin anaknya jadi atlet bulu tangkis. Aku kan tiga bersaudara, kakakku nomor 2 (cowok) disuruh masuk klub ga mau karena dia ga suka olahraga, lebih fokus ke akademik. Nah, Bapakku bilang ‘aku pengin duwe anak atlet’. Jadi, dari TK B udah masuk klub badminton,” tutur Era.

Cerita Era, Eks Atlet PB Djarum dalam Menapaki Karier di Dunia Badminton

Ia mengawali perjalanannya dari klub lokal di Solo, yaitu PB Purnama. Berkat prestasi dan bakat yang dimiliki Era, saat kelas 4 Sekolah Dasar (SD)  Ia diminta pindah ke Pusdiklat Pratama di Surabaya. Hal tersebut yang semakin mendekatkan langkah Era menuju salah satu klub badminton terbesar di Indonesia, Djarum Kudus.

“Pas di Pratama aku ngalahin temenku dari Djarum, namanya Aldika Fanisha. Terus sama pelatihnya ditanyain mau masuk Djarum engga. Kalau mau, nanti daftar aja pas audisi. Dia (pelatih) namanya Mas Wahyu,” tambahnya.

Lolos Audisi Djarum Kudus
Tidak mudah untuk mendapatkan tiket menuju PB Djarum. Terlebih, banyak atlet klub tersebut yang telah meraih banyak prestasi di tingkat internasional. Bahkan, 11 atlet PB Djarum  berhasil menyabet medali Olimpiade. Peraih medali olimpiade dari Djarum Kudus antara lain  Alan Budikusuma (emas Olimpiade Barcelona 1992), Eddy Hartono, Gunawan, dan Ardy B. Wiranata (perak Olimpiade Barcelona 1992), Antonius B. Ariantho dan Denny Kantono (perunggu Olimpiade Atlanta 1996), Trikus Haryanto dan Minarti Timur (perak Olimpiade Sydney 2000), Maria Kristin Yulianti (perunggu Olimpiade Beijing 2008), Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir (emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016).

Cerita Era, Eks Atlet PB Djarum dalam Menapaki Karier di Dunia Badminton

Hal tersebut menjadi salah satu alasan mengapa seleksi PB Djarum sangat ketat dan hanya diambil beberapa dari ribuan pendaftar. Era berhasil lolos dalam audisi Umum PB Djarum pada tahun 2012. Pada tahap awal, sebanyak 1.038 peserta menjalani tes selama tiga hari pada tanggal 6-8 Juli 2012. Era dan seluruh peserta lain bersaing memperlihatkan kemampuan bulutangkisnya di GOR PB Djarum, Kudus, Jawa Tengah. Pada akhir seleksi, terpilih sebanyak 26 peserta yang lolos karantina untuk menjalani berbagai tes lanjutan yang dilaksanakan PB Djarum.

Kemudian, seusai karantina, dipilih 15 peserta yang lolos pada tahap akhir. Kelima belas peserta tersebut terdiri dari tujuh putri dan delapan putra. Salah satunya adalah Era.

“Pas lolos, jelas seneng banget karena bisa ngewujudin salah satu yang dipenginin orang tua. Apalagi pesertanya banyak banget dan yang diambil cuma tujuh perempuan, delapan laki-laki,” kata Era.

Ia bercerita bahwa audisi Djarum Beasiswa dulu tidak seperti sekarang karena sekarang tersebar di beberapa kota di Indonesia.
“Jadi, dulu semuanya ke Kudus. Terus pas seleksi, mainnya dimenitin. Dipantau sama pelatih-pelatih, dari teknik-tekniknya juga dilihat,” tambahnya.

Menjadi atlet badminton merupakan pilihan Era, Ia harus merelakan waktu bermain bersama teman-temannya, jauh dari keluarga, dan harus membagi waktu antara latihan dan sekolah.

“Kalau di Djarum, pagi latihan habis subuh sampai jam 8, latihan teknik. Terus jam 9 siap-siap masuk bus sekolah. Lanjut lagi sore, jam 2 atau 3 sampai habis Magrib. Jadi, kami anak-anak Djarum sekolahnya di satu sekolah yang sama,” imbuh atlet berusia 21 tahun tersebut.

Prestasi
Selama bergabung di PB Djarum, banyak prestasi yang ditorehkan Era. Salah satunya menjadi juara Djarum Sirkuit Nasional Sumatera Barat Open 2014 bersama Indah Cahya Sari Jamil pada nomor ganda putri. Era/Indah berhasil menang melalui pertarungan rubber game dari unggulan pertama, Beverly Gabriella/Tsavane Bethalia asal klub Exsit. Mereka menang dengan skor 21-19, 13-21 dan 21-10. Selain itu, pada Djarum Sirkuit Nasional Jawa Timur Open 2014, Era juga berhasil menjadi semifinalis bersama Indah. Lebih dari 40 gelar juara telah Era raih selama menapaki karier sebagai atlet hingga sekarang. Humas UNS

Reporter: Bayu Aji Prasetya
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content