Search
Close this search box.

Cerita Mahasiswa UNS, Devi Wahyu Utami Dekatkan Kain Tenun Lurik pada Generasi Muda

UNS — Muncul pada relief Candi Borobudur, tenun lurik terbukti telah dikenakan masyarakat sejak lama. Eksistensinya memang mampu menembus zaman, akan tetapi penggunaannya nampak belum sepopuler kain tradisional lain. Hal ini mendorong Devi Wahyu Utami, Mahasiswa Sekolah Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta untuk ambil peran. Ia mendirikan Lurikasik Indonesia untuk dekatkan tenun lurik kepada muda mudi.

Kepada uns.ac.id, Devi menceritakan ketertarikan yang cukup besar untuk terjun ke dunia bisnis. Orang tuanya telah lebih dulu berkecimpung pada bisnis tenun. Dikenalkan sejak kecil membuat Devi kian tertarik dengan tenun. Hal inilah yang membulatkan tekadnya untuk menjalankan bisnis tenun lurik.

“Latar belakang orang tua saya, yang sudah terlebih dahulu berkecimpung di bidang tenun, juga membuat saya semakin tertarik untuk menjalankan bisnis ini karena sejak kecil sudah mengenal tenun,” ujar Devi.

Lurikasik Indonesia atau Lurikasik.id merupakan usaha yang bergerak di bidang industri kain tenun, khususnya kain tenun lurik. Bisnis ini berlokasi di Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten. Produk utama dari Lurikasik.id yakni kain tenun lurik dan surjan. Proses produksi kain lurik berada di beberapa wilayah di kecamatan cawas dan kecamatan Bayat.

Kenalkan Tenun Lurik pada Generasi Muda

Devi juga membawa misi khusus dalam jalankan bisnis tenun luriknya. Ia ingin mengenalkan kain tenun lurik kepada lebih banyak orang, terutama di generasi muda. Menurutnya, masih sedikit generasi muda yang mengetahui kain tenun ini.

“Menurut saya, masih sedikit generasi muda yang melihatkeberadaan kain lurik. Oleh karena itu, muncul nama Lurikasik dimana saya berharap bisa menghadirkan rasa asik ketika menggunakan kain lurik, khususnya di generasi muda,” terangnya.

Dari sini, cakupan pasar Lurikasik.id kian meluas. Berawal pada target pasar generasi muda, sasarannya semakin beragam. Semakin tinggi ketertarikan masyarakat menggunakan kain lurik tentunya membuat kain ini lestari.

Kolaborasi dengan Lapak Ganjar

Tantangan berbisnis Devi alami saat Pandemi Covid-19. Pada tahun pertama pandemi, permintaan kain lurik menurun signifikan. Bahkan produksi harus dikurangi sampai dihentikan sementara. Hingga pada tahun 2021–2023, permintaan kain tenun lurik perlahan-lahan kembali meningkat.

Peningkatan permintaan kain tenun lurik setelah pandemi juga didorong oleh dukungan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang menginisiasi program Lapak Ganjar bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pada 2021 produk lurikasik.id dipromosikan oleh Lapak Ganjar. Bisnis milik Mahasiswa Magister Manajemen UNS ini berhasil menjadi UMKM pilihan yang diliput oleh Lapak Ganjar Channel.

“Dari program tersebut, kami mendapatkan customer baru dan lonjakan permintaan hingga saat ini,” ujar Devi.

Keunggulan Produk Lurikasik.Id

Lurikasik.id mengusung originalitas kain tenun lurik sebagai titik unggulnya.kain diproduksi dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Devi menyediakan kain tenun lurik dengan beragam motif. Diantaranya kain tenun lurik dengan motif sesuai pakem dan modern. Selain itu, Lurikasik.id juga memiliki keunggulan dari segi harga yang terjangkau dan kualitas terjamin.

“Kami memproduksi kain lurik yang memang benar-benar di tenun, bukan di cap atau diproduksi dengan mesin-mesin pabrik yang sudah otomatis,” tutur Devi.

Motif-motif kain tenun lurik modern tersedia dengan berbagai padu-padan warna. Beberapa motif modern Devi produksi sendiri. Sehingga untuk konsumen yang menginginkan motif tersebut hanya bisa mendapatkannya di Lurikasik.id atau mitranya.

Potensi dan Tantangan

Devi meyakini bahwa potensi pasar bisnis kain tenun lurik punya prospek yang baik. Terlebih lagi, terdapat peraturan di banyak instansi terkait anjuran memakai pakaian tradisional yang membuat adanya lonjakan permintaan kain tenun lurik. Saat ini juga semakin banyak desainer dan figur publik, yang memberikan pengaruh besar dalam meningkatkan respon positif terhadap kain lurik.

Pengembangan lini bisnis baru melalui Lurikasik Fashion akan menyediakan produk turunan dari kain tenun lurik, seperti busana, tas, dan lainnya. Dari segi pemasaran, Devi akan bekerja sama dengan influencer untuk meningkatkan jangkauan pasar. Kerja sama dan kolaborasi juga terus dikembangkan dengan berbagai mitra. Hal tersebut guna merespon berbagai tantangan bisnis yang sedang dihadapi Lurikasik.id, seperti ketersediaan SDM terampil, kebutuhan akan penambahan modal, serta promosi.

“Kedepannya saya berharap kain lurik tetap eksis tidak hanya di pasar lokal atau di dalam negeri saja, tapi bisa menjangkau pasar global,” harap Devi. Humas UNS

Reporter: Rangga Pangestu Adji

Redaktur: Dwi Hastuti

Scroll to Top
Skip to content