Ciptakan Dinding Ringan Hemat Energi dari Abu Terbang, Chundakus Habsya Raih Doktor

UNS – Batubara masih menjadi energi primer pembangkit listrik nasional yang murah dan efisien. Hanya saja limbah fly ash yang dihasilkan dari penggunaan batubara pada pembangkit tenaga listrik mengandung logam berat yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Namun kini, limbah fly ash tersebut dapat dimanfaatkan sebagai panel dinding beton ringan foam (Lightweight foamed concrete/LFC) yang dapat menghemat biaya kontruksi dan konsumsi energi gedung.

Saat mengikuti ujian terbuka program doktor di Gedung Pascasarjana UNS, Rabu (30/1/2019), Dosen Pendidikan Teknik Bangunan, FKIP UNS, Ir. Chundakus Habsya, MS. Ars. menerangkan batubara untuk energi pembangkit listrik menghasilkan dua jenis limbah yaitu abu dasar (bottom ash/BA) dan abu terbang (fly ash/FA). Dibandingkan BA, jumlah limbah FA mencapai 80 persen lebih banyak dan lebih berbahaya karena abu yang mengandung banyak logam berat ini dapat terbang di udara dan apabila terhirup dapat berdampak kepada kesehatan manusia, salah satunya yaitu menimbulkan penyakit kanker.

Oleh karena itu, sebagai ahli teknik bangunan yang studi S3 Ilmu Lingkungan, Chundakus berusaha melakukan penelitian dan merancang penggunaan limbah fly ash sebagai bahan panel dinding. Diketahui, kebanyakan dinding bangunan menggunakan batu bata atau batako. Padahal beban kedua material tersebut cukup besar, membuat beban komponen struktur dan konduktivitas termalnya besar pula. Hasilnya, dinding pun menjadi lebih cepat terkonduksi udara panas dari luar. Chundakus pun menawarkan solusi berupa panel dinding beton ringan foam dengan bahan tambah FA (LFC-FA) karena memiliki densitas rendah, kuat tekannya cukup tinggi dan konduktivitasnya rendah yang mampu mengurangi beban struktur, dimensi struktur, biaya kontruksi dan biaya energi.

“LFC merupakan isolasi panas yang bagus, cocok dengan Indonesia yang beriklim tropis yang cenderung membutuhkan bangunan yang menyejukkan,” papar Chundakus saat mempresentasikan disertasinya yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Fly Ash Batubara untuk Panel Dinding Beton Ringan Foam ditinjau dari Sifat Fisik dan Mekanik”.

Penelitian ini dilakukan dengan menguji komposisi campuran semen dan pasir dengan rasio sebesar 1 : 2,  foam sebesar 30-50 persen dari volume mortar dan FA sebesar 0-60 persen dari berat pasir. Hasilnya menunjukkan, semakin besar presentase  foam di dalam LFC, maka menghasilkan densitas, kuat tekan dan konduktivitas termal semakin kecil. Semakin besar persentase FA dan kontribusi senyawa lain di dalam LFC dapat meningkatkan kuat tekan, densitas, dan konduktivitas termal sampai pada FA 45 persen, namun turun pada FA 60 persen.

“Kuat tekan panel dinding LFC-FA ini memenuhi ASTM (American Standard Testing and Material) beton partisi sehingga aman untuk digunakan. Berat 1 meter kubik (m3) panel dinding LFC-FA lebih ringan 28,35 persen dari pada dinding batu bata. Konduktivitas termal panel dinding LFC-FA  23,3 persen lebih rendah dari dinding batu bata,” urainya.

Berdasarkan simulasi konsumsi energi perbulan bangunan tipe 30 (T-30) menggunakan aplikasi DesignBuilder, panel dinding LFC-FA juga lebih hemat 8 persen daripada dinding batu bata. Perhitungan anggaran biaya berdasarkan standar dan perhitungan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Propinsi Jawa Tengah menghasilkan penghematan 4 persen lebih daripada dinding batu bata. Disamping itu, panel dinding LFC-FA ini juga memiliki kandungan zat pencemar jauh lebih rendah dari ambang batas PP.RI.no. 101 Tahun 2014.

Secara kumulatif, penggunaan panel dinding LFC-FA memiliki banyak keuntungan, di antaranya setiap produksi LFC-FA 1,57 ton/bulan akan mengurangi limbah FA 800 ton/bulan lebih (5 persen limbah FA PLTU Tanjung Jati Jepara), biaya konstruksi T-30 menggunakan panel dinding LFC-FA  4 persen lebih hemat dan operasional konsumsi energi 8 persen lebih hemat dari dinding batu bata.

Ditambahkan pria asal Pekalongan ini bahwa penggunaan panel dinding LFC-FA ini tidak hanya akan memberikan keuntungan bagi pemilik rumah tapi juga pengembang (developer) karena pekerjaan panel dinding LFC lebih mudah dan cepat daripada menggunakan batu bata atau batako, selisih biaya bangunan lebih hemat 4 persen, dan reduksi beban struktur highrise buildings menggunakan panel dinding LFC-FA sangat signifikan, karena setiap 1 meter kubik panel dinding LFC-FA lebih ringan 28,35 persen daripada dinding batu bata. Humas UNS/Mia

Skip to content