Diseminasi Riset Mahasiswa: Menilik Identitas Kultural Perkotaan

Pamardi memaparkan dinamika seni pertunjukan khususnya tari Jawa gaya Surakarta di luar karaton dekade 1940 – 2000.
Pamardi memaparkan dinamika seni pertunjukan khususnya tari Jawa gaya Surakarta di luar karaton dekade 1940 – 2000.

Kota, oleh sebagian besar orang menjadi rujukan hunian impian untuk memperbaiki taraf hidup. Layaknya makhluk hidup, kota bersifat dinamis, lahir, tumbuh, menua dan bisa juga mati. Arus globalisasi yang pesat menjadi faktor kota semakin dimanis dan berpengaruh terhadap perubahan-perubahan identitas di dalamnya. Seperti halnya Kota Surakarta, kota dengan seni pertunjukan sebagai identitas kota budaya ini juga mengalami perubahan sebagai pengaruh dari pesatnya globalisasi.

Melihat kondisi tersebut, Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret  (UNS) Surakarta menggelar Seminar Nasional dan Konferensi Sosiologi Perkotaan “Identitas Kultural Perkotaan”, Kamis (8/12/2016) di Aula FISIP UNS. Acara ini sekaligus menjadi diseminasi riset sosiologi perkotaan yang telah dilakukan oleh mahasiswa Sosiologi kelas B angkatan 2014. Riset tersebut menyoroti seni pertunjukan dan perilaku masyarakat Kota Surakarta dalam menjaga dan merawat identitas budaya.

Riset yang dilakukan sejak Oktober 2016 ini menyoroti seni pertunjukan wayang kulit, ketoprak, karawitan,  seni tari, wayang orang, dan keroncong sebagai identitas kultural masyarakat kota yang diteliti. Para peneliti  membagi transformasi seni pertunjukan tradisional dilihat dari dimensi media, pakem pemahaman, pemaknaan, dan agen sosialisasi pada era tradisi dan modern. Dimensi media misalnya, di era tradisi, para penikmat seni pertunjukan menikmati secara langsung. Sementara pada era modern, selain menikmati pertunjukan langsung, penikmat seni bisa melihat dari berbagai media seperti televisi, radio, internet. Dari dimensi pemaknaan, seni pertunjukan mengalami pergeseran dari tontonon dan tuntunan menjadi sekadar tontonan. Seni pertunjukan tradisional tidak hanya bertarung di arena panggung, tetapi juga di arena media elektronik seperti televisi, radio, dan internet.

Selain paparan riset, seminar nasional dan konferensi sosiologi perkotaan kali ini juga menghadirkan tiga pembicara yakni Bagong Suyanto (Dosen Sosiologi Universitas Airlangga), S. Pamardi (Dosen ISI Surakarta), dan Argyo Demartoto (Dosen Sosiologi UNS). Di kesempatan ini, Pamardi memaparkan dinamika seni pertunjukan khususnya tari Jawa gaya Surakarta di luar karaton dekade 1940 – 2000. Tari gaya Surakarta, menurut Pamardi mengalami perubahan pada bentuk, fungsi dan tema. Dinamika perubahan dan perkembangan tari gaya Surakarta disebabkan adanya gejolak dan kepentingan yang bersinggungan dengan persoalan empu tari dan kehidupan tari gaya Surakarta.

Penampilan Musik Keroncong di tengah-tengah acara.
Penampilan Musik Keroncong di tengah-tengah acara.

Sementara Bagong Suyanto menyebut di era postmodern, pola perkembangan kota cenderung linier meniru dan mengejar kita yang lebih maju. Konsekuensinya, terjadi privatisasi ruang publik dan mega-urbanization. Selain itu, identitas kultural kota cenderung makin seragam. Bagong menambahkan, untuk membangun kembali identitas kultural kota dibutuhkan multikulturalisme sebagai fondasi perkembangan masyarakat kota, kota pluraistik berbasis pranata sosial lokal. Menyikapi perilaku masyarakat modern, kebudayaan hendaknya dipahami sesuai dengan konteks tidak sekadar teks. Pemahaman sesuai konteks ini akan memunculkan tafsir baru sesuai dengan zamannya.

Menyoal identitas perkotaan, Argyo Demartoto menjelaskan identitas kota bukan sebagai entitas tetap, melainkan sesuatu yang diciptakan , sesuatu yang selalu dalam proses. Di tengah persaingan global yang semakin memanas, Argyo menyebut setiap daerah dirasa perlu mulai merancang branding yang jelas. Selain itu, Argyo juga menekankan peran civitas akademika untuk melakukan riset tetang budaya dan perilaku masyarakat sebagai bentuk kontribusi positif kepada masyarakat.[](nana.red.uns.ac.id)

Skip to content