Dosen Farmasi UNS Kembangkan Masker Beraromaterapi

Dosen Farmasi UNS Kembangkan Masker Beraromaterapi

UNS — Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir dua tahun mengubah pola hidup masyarakat Indonesia. Salah satu pola hidup yang berubah yakni dengan adanya imbauan penggunaan masker bagi masyarakat saat melaksanakan aktivitas bersama orang lain. Masyarakat yang biasanya berinteraksi secara bebas tanpa masker, sejak Maret 2020 harus membiasakan diri untuk memakai masker ke mana pun pergi.

Sejak saat itu pula, masker menjadi salah satu barang yang sangat dibutuhkan, bahkan masker sempat menjadi barang langka karena menjadi rebutan banyak pihak, sedangkan produksi masker di Indonesia tidak banyak. Kondisi tersebut menjadikan banyak bermunculan masker dengan beragam jenis tanpa diimbangi standardisasi dan manfaat yang lebih. Berawal dari hal itu, tim dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berinisiatif untuk mengembangkan masker beraromaterapi.

Masker beraromaterapi itu dikembangkan oleh tim dosen dari Program Studi (Prodi) D3 Farmasi yang diketuai oleh Heru Sasongko,S.Farm.,M.Sc., Apt. Tim yang beranggotakan Prof.Drs. Sutarno, M.Sc., Ph.D.; Yeni Farida,S.Farm., M.Sc., Apt.; M. Fiqri Zulpadly Mh, S.Farm., M. Biomed., Apt.; dan Dian Eka Ermawati, M.Sc., Apt. mengembangkan masker aromaterapi berjenis masker nonmedis. Pengembangan tersebut dikemas dalam bentuk kegiatan pengabdian masyarakat yang didanai oleh Non-APBN Universitas Sebelas Maret tahun 2021.

“Dengan memberikan efek aromaterapi, maka diharapkan masyarakat dapat lebih meningkatkan kepatuhan, kenyamanan, dan kemanfaatan dalam menggunakan masker,” ujar Heru Sasongko.

Pengembangan masker beraromaterapi ini menggandeng beberapa mitra di antaranya Apotek Jamsaren Surakarta sebagai pilot project kegiatan, UMKM pengrajin masker di wilayah Surakarta, dan Rumah Atsiri Indonesia, Karanganyar sebagai mitra pengembangan minyak atsiri. Masker ini juga telah melalui pengujian sederhana berkaitan ketahanan aromaterapi di dalam masker sekaligus tanggapan responden terhadap kenyamanan penggunaan masker.

“Sebagian besar responden menyatakan nyaman dan suka terhadap masker aromaterapi yang digunakan ini,” imbuh Heru.

Saat ini, tim dosen masih melakukan pengembangan dan penyempurnaan masker aromaterapi. Sembari melakukan penyempurnaan, tim juga sedang dalam proses mendaftarkan masker tersebut sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dalam bentuk paten dan desain industri ke Dirjen HKI Kementerian Hukum & Hak Asasi Manusia Indonesia. Tim dosen berharap ke depan dapat mendaftarkan masker aromaterapi ke dalam kategori masker medis sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat yang lebih luas. Humas UNS

Skip to content