Search
Close this search box.

Dosen Prodi Teknik Kimia UNS Gelar Pelatihan Pembuatan Briket Arang dari Limbah Cangkang Biji Nyamplung

UNS — Tim Pengabdian Masyarakat yang tergabung dalam Group Riset Sumber Daya Hayati, Program Studi (Prodi) Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema pelatihan pembuatan briket arang dengan memanfaatkan limbah cangkang biji nyamplung untuk meningkatkan nilai tambah usaha di CV. Plantanesia. Kegiatan ini digelar pada Sabtu (21/10/2023) kemarin bertempat di Desa Buran, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar.

Group Riset Sumber Daya Hayati terdiri atas Dr. Y.C. Danarto, S.T., M.T.; Dr. Dwi Ardiana S, S.T., M.T.; Mujtahid Kaavessina, S.T., M.T., Ph.D.; Dr. Fadilah, S.T., M.T.; Dr. Sperisa Distantina, S.T., M.T., Dr. Endang Kwartiningsih, S.T, M.T.; Aida Nur Ramadhani, S.T., M.T. dan mahasiswa Prodi S1 Teknik Kimia, Fatiha Alya Riswanda  dan Arinda Putri Dwi Wulandari.

Dr. Y.C. Danarto, S.T., M.T. mengatakan CV. Plantanesia merupakan produsen minyak biji nyamplung (tamanu oil) yang berlokasi di Desa Buran, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar. Minyak biji nyamplung dijual sebagai bahan baku kosmetik untuk produk skin care dan obat tradisional seperti minyak urut maupun obat gatal. Proses pengambilan minyak nyamplung dilakukan melalui pengepresan berulang. Proses pengepresan ini menghasilkan limbah padat berupa cangkang/tempurung biji dan bungkil nyamplung dalam jumlah besar dan belum termanfaatkan sehingga hanya dibuang sebagai sampah.

“Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan pelatihan pembuatan briket arang dari cangkang biji nyamplung. Briket adalah bahan bakar padat sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar minyak melalui proses karbonasi dan pencetakan,” terang Dr. Danarto.

Dr. Danarto menambahkan, kegiatan pengabdian yang dilakukan oleh Group Riset Sumber Daya Hayati ini berupa praktek pembuatan briket arang dari limbah cangkang biji nyampung di CV. Plantanesia. Tahapan proses pembuatan briket arang meliputi proses pembuatan arang dan pencetakan briket. Proses pembuatan arang dilakukan melalui proses pirolisis selama 2 jam dengan memasukkan cangkang yang telah dibersihkan ke dalam drum dan ditutup rapat. Bahan bakar yang digunakan juga berupa limbah yaitu oli bekas. Arang hasil pirolisis ditumbuk halus dan ditambahkan tapioka sebagai lem, selanjutnya dilakukan pengepresan dalam alat pencetak briket. Briket yang telah dicetak dikeringkan dengan bantuan sinar matahari.

Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kerja sama antara pelaku usaha dengan akademisi sehingga persoalan limbah cangkang dapat teratasi. Selain itu produk briket arang juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi CV. Plantanesia sehingga dapat meningkatkan pendapatan bagi pelaku usaha.

“Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pemakaian bahan bakar briket arang dari cangkang biji nyamplung ini memiliki nilai kalor 6.132 kal/g, lebih tinggi dari nilai kalor briket berdasarkan SNI (5.000 kal/g). Pada kegiatan ini juga dilakukan penyerahan seperangkat alat unit pembuat briket arang, yang meliputi unit alat pembuat arang dan unit alat pencetak briket kepada CV. Plantanesia,” imbuhnya. HUMAS UNS

Scroll to Top
Skip to content