Dua Dosen FH UNS Lolos untuk Program Sabbatical Leave dan Memenangkan Grant Penelitian Internasional

Dua Dosen FH UNS Lolos untuk Program Sabbatical Leave dan Memenangkan Grant Penelitian Internasional

UNS — Prestasi membanggakan datang dari Fakultas Hukum (FH) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Dua dosen FH UNS, Rachma Indriyani, S.H., LL.M., Ph.D. dan Dr. Erna Dyah Kusumawati S.H., M.Hum., LL.M, berhasil lolos dalam program Sabbatical Leave tahun 2024 dan memenangkan Grant Penelitian International. Grant Penelitian International ini didanai oleh British Council selama 2024-2025 yang berkolaborasi dengan Aston University, United Kingdom.

Rachma Indriyani, S.H., LL.M., Ph.D. mengatakan, Sabbatical Leave merupakan program untuk mendukung dosen beraktifitas di kampus luar negeri 300 top dunia yang meliputi pengajaran dan kolaborasi penelitian. Awalnya, mereka menghubungi berbagai kampus potensial hingga akhirnya mendapat Letter of Acceptance.

 “Proses mendaftar melalui email, menghubungi kampus-kampus yang potensial untuk dijadikan tujuan program. Mereka merespon dan ada online meeting untuk wawancara terkait program. Kalau kampus tersebut setuju, akan diberikan Letter of Acceptance,” terang Rachma.

Rachma juga menyebut telah mempersiapkan berbagai hal seperti dokumen administratif dan draft riset yang akan dikolaborasikan.

“Tentunya dokumen administratif seperti visa, Surat Persetujuan (SP) Setneg, serta persiapan draft riset yang akan dikolaborasikan. Untuk topik riset, kami akan membahas tentang konservasi laut dan jalur maritim karena sesuai bidang keahlian saya yaitu hukum laut,” terang Rachma kepada uns.ac.id, Selasa (23/4/2024).

Rachma berharap dengan mengikuti program ini dapat mendukung program internasionalisasi UNS. “Supaya tercipta networking dengan kampus top dunia yang dapat mendukung program internasionalisasi UNS,” ujarnya.

Diketahui bahwa universitas tujuan Rachma dalam program Sabbatical Leave 2024 ini adalah University of Hamburg, Jerman, sedangkan universitas tujuan Erna adalah Chulalongkorn University, Thailand.

Selain itu, Rachma dan Erna juga berhasil memenangkan Grant Penelitian International yang berkolaborasi dengan Aston University dan didanai oleh British Council. Menurut penuturan Erna, selaku ketua tim penelitian, informasi tentang Grant Penelitian International ini ia dapatkan dari Wakil Rektor Perencanaan, Kerjasama, Bisnis dan Informasi UNS, Prof. Irwan Trinugroho yang memberikan informasi terkait program Going Global Partnership yang dikeluarkan oleh British Council. Selain Erna dan Rachma, terdapat anggota tim lain dalam program penelitian ini, yakni Dewanti Cahyaningsih dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Likha Sari Anggreni dan Monika Sri Yuliarti dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), serta Professor Hannah Bartlett  (Lead Applicant) dan Claire Richard, sebagai perwakilan dari Aston University.

“UNS punya relasi yang baik dengan beberapa universitas di Inggris, salah satunya adalah Aston University, kemudian Bapak WR 4 menggagas untuk mendaftar pada program kompetisi penelitian ini. Kami yang berminat mengikuti kompetisi ini dikumpulkan untuk membuat proposal dengan tema Gender Equality. Program mendukung universitas untuk mencapai pendidikan tinggi yang terkoneksi, setara dan inklusif,” terang Erna.

Tim penelitian ini mengambil tema gender equality partnership dengan judul ‘Addressing Gender Gap Within Female University Graduate In Entering Industries: An Economic, Cultural, And Legal Approach’

“Banyak perempuan lulusan universitas tapi mereka punya hambatan atau kesulitan mengakses industri, dalam hal ini pekerjaan. Ataupun ketika sudah bisa mengakses industri, ternyata memang partisipasi kerja perempuan di Indonesia lebih rendah dibanding laki-laki. Padahal jumlah mahasiswa perempuan lebih banyak. Gap ini yang ingin kita teliti. Setelah itu kita akan mendesain pelatihan, entah itu leadership, dan gender equality bagi para lulusan universitas perempuan sehingga mereka akan lebih siap ketika memasuki industri dengan berbagai tantangannya. Itu ide dasar dari proposal kami,” jelasnya.

Erna juga menyatakan telah mempersiapkan berbagai hal seperti formulir MoU. Mereka juga tengah menyiapkan aplikasi untuk permohonan etika penelitian (Research Ethics Application) karena hal ini terkait rahasia identitas objek penelitian yang harus diperhatikan oleh para peneliti. “Masih menunggu untuk di-acc oleh Aston kemudian nanti kita baru berjalan,” ujar Erna.

Terakhir, Erna memiliki harapan untuk bisa membawa nama UNS di kancah internasisonal. “Kami juga terpacu untuk mencari grant internasional yang tersedia. Karena selain membawa nama universitas, kita juga bisa mensejajarkan diri kita sebagai researcher di level internasional. Teamwork juga sangat diperlukan. Team work yang solid, menghasilkan proposal yang solid. Semoga dengan lolosnya penelitian, kami para researcher perempuan di UNS dapat memberikan sumbangsih bagi para perempuan generasi penerus bangsa dan juga bagi UNS,” pungkasnya. HUMAS UNS

Skip to content