Festival Dolanan Anak: Tumbuhkan Kembali Rasa Cinta pada Budaya Sendiri

Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar kegiatan yang masih berhubungan dengan Lustrum UNS ke-8. Adalah Festival Dolanan Tradisional Tingkat Nasional yang diikuti 14 peserta digelar di Auditorium UNS, Rabu (4/5/2016). Para peserta festival yang tiap kelompok maksimal berisi 15 orang ini diminta untuk menampilkan baik permainan tradisional maupun tembang-tembang tradisional.

Festival yang kali ke delapan digelar ini berangkat dari keprihatinan panitia yang melihat kondisi dewasa ini yang mana anak-anak sekarang semakin memprihatinkan dilihat dari segi cara bermain. Anak sekarang lebih memilih untuk menghabiskan waktu mereka dengan memainkan gadget ketimbang permainan tradisional. Hal ini kalau dibiarkan terus terjadi, ditakutkan budaya Indonesia termasuk permainan dan tembang tradisional akan hilang.

Dalam sambutannya, Imam Sutarjo juga sampaikan rasa terima kasihnya kepada para peserta yang telah hadir.
Dalam sambutannya, Imam Sutarjo juga sampaikan rasa terima kasihnya kepada para peserta yang telah hadir.

Ketua panitia Imam Sutarjo mengatakan bahwa perkembangan teknologi memang sudah berkembang sangat baik di era ini. Anak-anak, lanjutnya, semakin jauh dengan budaya mereka sendiri. “Maka dari itu, untuk menumbuhkan rasa cinta kepada budaya sendiri, dengan niat yang baik kami mengadakan festival dolanan tradisional tingkat nasional,” tuturnya menggunakan bahasa Jawa krama.

Sedangkan Ketua Lustrum UNS ke-8 Hartono menyampaikan bahwa pihaknya berupaya untuk menampilkan kembali kesenian tradisional termasuk dolanan anak di festival ini. “Harapan kami, ini hanya sebagai pemicu. Agar supaya festival serupa digelar oleh institusi-institusi lain,” terangnya. Dia juga mengungkapkan bahwa banyak sebenarnya yang ingin hadir di festival ini. Tetapi dikarenakan masalah biaya, mereka tidak jadi ikut serta. Pihaknya berjanji akan merencanakan dengan baik, bahkan anggaran juga akan diperbaiki, sehingga pesertanya lebih banyak.

Penampilan anak-anak dari SD Mangkubumen Lor Nomor 5 Surakarta buat penonton berdecak kagum.
Penampilan anak-anak dari SD Mangkubumen Lor Nomor 5 Surakarta buat penonton berdecak kagum.

Salah satu pendamping peserta dari SD Mangkubumen Lor Nomor 5 Surakarta, Dhestian Wahyu Setiaji menerangkan apa yang ditampilkan peserta didiknya. Konsep yang diajukannya adalah beberapa tembang dolanan lama itu bukan hanya sekedar dolanan dan tembang tanpa makna. “Ada nilai-nilai yang sebenarnya memberikan edukasi kepada anak. Lalu kami padukan dengan susunan koreografi dan sedikit tarian,” jelasnya. Dirinya memiliki motivasi dalam mengikuti festival ini. Selain untuk mengenalkan anak-anak yang hadir tentang tembang dan dolanan anak yang ia konsepkan, juga untuk mengajari anak-anak mengapresiasi dolanan, tembang, dan penampilan peserta lain. [] (dodo.red.uns.ac.id)

Skip to content