FH UNS Bersama SKK Migas Adakan Kuliah Umum Peran Industri Migas Bagi Ketahanan Energi Nasional

FH UNS Bersama SKK Migas Adakan Kuliah Umum Peran Industri Migas Bagi Ketahanan Energi Nasional

UNS — Fakultas Hukum (FH) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta bersama Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas – Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) menggelar kuliah umum pada Kamis (1/8/2022). Kegiatan berlangsung di FH UNS. Tajuk yang diangkat pada kesempatan ini adalah “Peran Industri Hulu Migas bagi Ketahanan Energi Nasional”.

Dekan FH UNS, Prof. Dr. I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani, S.H., M.M., turut menghadiri kegiatan ini. Ia menyambut baik adanya kuliah umum bersama SKK Migas – KKKS sebagai bentuk tindak lanjut kerja sama yang telah terjalin. Prof. Ayu berharap kerja sama yang terjalin dapat terus berkesinambungan dengan diadakannya kegiatan-kegiatan berikutnya.

“Kami senang bapak-bapak hadir sebagai narasumber karena ini juga merupakan bentuk pelaksanaan Indikator Kinerja Utama (IKU) kami untuk mendatangkan praktisi ke fakultas untuk memberikan penguatan dan peneguhan keilmuan bagi para mahasiswa dan dosen,” ujar Prof. Rachmi.

Acara semakin menarik dengan menghadirkan tujuh narasumber, baik praktisi maupun akademisi. Indra Zulkarnain selaku Kepala Departemen Humas SKK Migas Perwakilan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara bertindak sebagai pembicara utama. Ia menerangkan bahwa penyelenggaraan kuliah umum ini sekaligus sebagai sosialisasi industri Hulu Migas kepada seluruh pemangku kepentingan, termasuk akademisi.

Indra menyinggung kondisi geopolitik dunia yang kini berimbas hingga ke Indonesia. Konflik Rusia-Ukraina yang terjadi menyebabkan beberapa komoditas Rusia mengalami embargo. Padahal, saat ini Rusia menjadi negara eksportir komoditas penting seperti minyak, LNG, dan batubara. Pelarangan tersebut berdampak pada turunnya pasokan minyak dan gas yang menyebabkan kenaikan harga.

Konsumsi energi dunia saat ini masih didominasi minyak, gas, dan batubara. Indra memproyeksikan, hingga tahun 2050 peran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) akan meningkat, akan tetapi volume kebutuhan Migas juga akan meningkat. Permasalahan ada pada konsumsi minyak Indonesia yang defisit. Namun, Indra menegaskan bahwa potensi Migas Indonesia masih besar.

“Sebetulnya potensi Migas Indonesia itu masih besar. Kita punya 128 basin (red: cekungan). Nah dari 128 ini, yang kita produksi baru 20 basin,” kata Indra.

Ketahanan energi masih dapat terjaga hingga waktu mendatang. Keyakinan tersebut Indra sampaikan jika industri Hulu Migas mendapatkan investor-investor baik dari dalam maupun luar negeri.

Acara pun berlanjut dengan pemberian materi kuliah umum oleh keenam narasumber berikutnya. Kuliah umum dimoderatori oleh Dr. Fatma Ulfatun Najicha, S.H., M.H., yang merupakan Dosen Hukum Administrasi Negara FH UNS.

Enam narasumber tersebut ialah Wahyu Dono Nur Amboro selaku Spesialis Pratama Dukungan Bisnis SKK Migas, Hamim Tohari selaku Manager Regional Office & Relation HCML, Beta Wicaksono selaku Community Relations Supervisor Exxonmobil Cepu Limited, Amarullah selaku Officer Comrel & CID Zona 11 Pertamina EP Cepu-Subholding Upstream, Andiono Setiawan selaku Sr. Government & Stakeholder Relation Manager PC Ketapang II Ltd., Serta Dr. Ir. Bambang Manumayoso, M.H., selaku Dosen Praktisi FH UNS.

Dr. Bambang sebagai salah satu narasumber menyampaikan topik perkuliahan bertajuk “Peran Dunia Pendidikan dalam Mendukung Industri Hulu Minyak & Gas Nasional”. Kepada para mahasiswa, ia menyampaikan suatu model tripel heliks kolaborasi-sinergi. Sinergi dan kolaborasi yang terjalin antara pemerintah, industri, dan akademis menciptakan kecocokan inovasi dan nilai kreasi.

Model tersebut juga menerangkan bagaimana kolaborasi dan sinergi yang terbangun antara dunia akademik dan pemerintah serta dunia akademik dan industri. Kolaborasi dan sinergi antara dunia akademik dan pemerintah mendorong terus adanya riset terbaru, saran-saran berbasis analisis ilmiah, serta disiplin ilmu yang mendasari setiap kebijakan. Sedangkan kolaborasi dan sinergi antara dunia akademik dan industri berperan dalam perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi kedepan.

“Tentunya ini menjadi sangat bagus apabila tiga unsur (pemerintah, industri, dan akademik) bisa bekerja sama dan membuat value creation untuk kedepan,” tutur Dr. Bambang.

Humas UNS

Reporter: Rangga Pangestu Adji
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content