FISIP UNS Ajak Lulusan Pahami Strategi Berkompetisi di Era Digital

UNS — Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta bekerja sama dengan Ikatan Keluarga Alumni (IKA) FISIP menggelar FISIP Coffee Talks #3 pada Sabtu (8/8/2020). Dengan mengangkat topik `Strategi Memenangkan Kompetisi dalam Seleksi Sumber Daya Manusia di Era Digital` kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber. Pembicara pertama ialah Aris Windiyanto, M.Si selaku Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian BKN. Kemudian Dr. Tri Rejeki Andayani, S.Psi., M.Si selaku dosen Program Studi (Prodi) Psikologi Fakultas Kedokteran (FK) UNS. Terakhir Sofie Syarief, S.Sos yang merupakan ¬Executive Producer dan News Anchor KompasTV.

Dekan FISIP UNS, Prof. Ismi Dwi Nurhaeni menyampaikan sambutan sekaligus membuka agenda tersebut. Lebih dari 100 peserta bergabung, termasuk rekan-rekan IKA FISIP UNS. Kegiatan ini dilaksanakan menggunakan Zoom Clouds Meeting dan disiarkan langsung melalui kanal Youtube FISIP Coffee Talks. Moderator dalam kegiatan tersebut, Dr. Asal Wahyuni Erlin Mulyadi, MPA mempersilahkan pembahasan pertama oleh Aris Windiyanto, M.Si. dengan topik `Percaya Diri dalam Menghadapi Seleksi ASN di Era Digital`.

Pada kesempatan tersebut, alumni FISIP UNS Prodi Administrasi Negara ini memberikan penjelasan tahapan dan materi seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2019. Terdapat tiga tahapan yaitu seleksi administrasi, Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dan Seleksi Kompetensi Bidang (SKB). Masing-masing mencangkup komponen materi yang harus dilewati oleh peserta tes CPNS.

Karena pandemi Covid-19, tes SKB yang seharusnya dilaksanakan bulan Maret ditunda dan diganti pada bulan September 2020 mendatang. Tentu pelaksanaannya akan dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan. Aris memberikan saran bagi peserta yang akan mengikuti tes yaitu mengikuti update pengumuman, belajar sesuai dengan bidang yang akan dilamar, tetap menjaga kesehatan sesuai dengan protokol, dan jangan percaya pada siapapun yang menawarkan diri bisa membantu meloloskan.

Melihat dari sudut pandang psikologi, Dr. Tri Rejeki Andayani, S.Psi., menjelaskan topik `Menyusun Strategi dan Kesiapan Mental Menghadapi Seleksi Pegawai di Era Digital`. Pada tahun 2019, menurut penjelasan beliau, tingkat pengangguran terbuka (TPT) lulusan universitas dengan rentang pendidikan S1 hingga S3 ialah 737.000 orang. Menurut hasil survey terdapat tiga tujuan yang ingin dilakukan oleh para lulusan perguruan tinggi yaitu studi lanjut, menikah dan bekerja. Kesempatan kali ini akan fokus membahas pilihan bekerja.

Lulusan perlu memahami motif apa yang menjadi dasar ia bekerja yaitu motif profesional atau institusional. Sehingga bisa memahami modal yang harus dipersiapkan ketika melamar. Seperti contohnya ketika membuat surat lamaran perlu diperhatikan seperti apa karakter dari perusahaannya.

“Yang harus dicermati oleh para pelamar ialah ketika kita tidak diterima itu bukan karena tidak pintar, bodoh atau tidak mampu. Karena yang dipilih oleh user ini adalah yang sesuai dan memenuhi persyaratan,” ujar Dr. Tri.

Dalam menyusun strategi dan kesiapan terutama mental ada beberapa tips yang bisa dilakukan seperti menghilangkan persepsi negatif terhadap proses seleksi, pupuk keyakinan dan kepercayaan diri dengan mempersiapkan sarana dan prasarana. Kemudian tidak ada trik untuk psikotes, kuncinya ialah kesiapan, tenang dan konsentrasi. Saat menjalani proses seleksi pasti telah memahami petunjuk dan arahan dari penyelenggara tes. Terakhir ialah tampilkan diri yang sesungguhnya, kerjakan dengan jujur dan konsisten. Apabila telah selesai melakukan proses seleksi bisa melakukan evaluasi, berdoa dan menghargai apa yang telah dilakukan.

Pembicara terakhir ialah Sofie Syarif, Alumnus Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UNS yang membahas tentang mega distrupsi akibat pandemi yang terjadi di dunia kerja terutama bidang digital. Sebelumnya perubahan terkait dunia kerja telah mengalami perubahan dilihat dari minat generasinya. Ditambah dengan adanya pandemi perubahan terjadi semakin cepat.

Pembaruan perlu dilakukan oleh institusi pendidikan untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Disarankan oleh Sofie bahwa kampus harus mau dan mampu membekali mahasiswa tidak saja ilmu tetapi pengalaman dan imajinasi yang bisa dijadikan bekal mereka untuk terjun ke dunia kerja nantinya.

“Pilihannya sekarang cuma satu kreatif, kreatif, kreatif,” tutur Sofie

Saat ini ketika ingin berkarir dibidang media perlu mengatur portofolio yang telah kalian buat untuk ditata dengan baik. Selain itu beban tugas yang diterima oleh pegawai saat ini mengarah pada seseorang harus bisa multitasking dan cepat beradaptasi dengan kondisi yang ada. Seperti contohnya ketika menjadi seorang reporter, akan lebih baik jika ia memiliki kemampuan untuk mengambil gambar dan editing video sendiri.

“Untuk teman-teman yang masih muda, yang kira-kira ingin berada di dunia itu. Pesan saya cuma satu, intinya karena kalian semua harus berkompetisi tidak hanya dengan sesama entitas media. Pastikan apa yang kalian lakukan memang benar-benar bisa membuat media ini percaya, bahwa tidak akan sembrono, tidak akan memproduksi konten-konten yang pada akhirnya jadi bumerang bagi entitas ini sendiri,” pesan Sofie kepada mahasiswa. Humas UNS

Reporter: Ratri Hapsari
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content