FP UNS Bahas Ketahanan Pangan Nasional

UNS – Dalam rangka memperingati Hari Ketahanan Pangan Nasional pada Jumat (16/10/2020), Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar webinar bertajuk “Mewujudkan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Berkelanjutan Untuk Mencapai Zero Hunger 2030” melalui Zoom Clouds Meeting.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Karangayar, Ir. Siti Maisyaroch, hadir mewakili Bupati Karanganyar Drs. H. Juliyatmono, M.M untuk menyampaikan materi terkait kesiapan Kabupaten Karanganyar sebagai daerah percontohan ketahanan pangan nasional. Sejauh ini salah satu upaya yang dilakukan ialah penerapan sistem korporasi pertanian. Kolaborasi dilakukan untuk memberikan manfaat bagi petani dari hulu ke hilir melalui kerjasama dengan perusahaan-perusahaan.

Pemetaan untuk memaksimalkan potensi wilayah juga akan diterapkan oleh Kabupaten Karanganyar seperti Kecamatan Kebakkramat menjadi pusat pembenihan, kemudian Kecamatan Tasikmadu sebagai pusat produksi serta Kecamatan Karanganyar menjadi tempat produksi dan pemasaran. Selain itu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar juga mengajak generasi muda khususnya dibidang pertanian yang sering disebut petani milenial untuk mengembangkan bisnis di sektor ini.

“Kalau kita tidak mau merangkul generasi muda, takutnya dimasa depan ini tidak ada yang bisa melanjutkan, keburu habis,” tutur Siti.

Anak muda berperan besar dalam memberikan ide dan inovasi bagi perkembangan bisnis di sektor ini. Beberapa produk pertanian dari Karanganyar berhasil dipasarkan dengan baik sehingga bisa masuk ke pasar modern. Produk tersebut berupa Nasi Sehat yang dikemas perkilo dengan kemasan menarik, Nasi Bumbu Liwet yang membuat proses memasak lebih praktis, serta produk jamu yang dibuat instan siap seduh.

Tak mau kalah Kelompok Wanita Tani di Bumi Intapari tersebut juga berperan dalam mempersiapkan ketahanan pangan dari unit terkecil masyarakat. Salah satunya yaitu menanam beberapa jenis kebutuhan pangan seperti cabai, tomat bahkan labu siam di pekarangan rumah mereka.

Apresiasi diberikan oleh Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (PPHTP) Kementerian Pertanian, Ir. Gatut Sumbogodjati, M.M terhadap upaya yang telah dilakukan oleh Pemkab Karanganyar. Lebih lanjut dalam kesempatan tersebut Gatut memberikan informasi mengenai kebijakan pemerintah dalam ketahanan pangan nasional.

Salah satunya pada tahun 2020 – 2021 ini pemerintah berupaya untuk mengampayekan “Gerakan Diversifikasi Pangan Lokal” diwujudkan melalui satu hari dalam satu bulan tidak mengkonsumsi beras/nasi dan produk turunannya. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya pemerintah untuk memberikan alternatif kepada masyarakat bahwa kenyang tidak harus dengan nasi.

Langkah strategis juga dipersiapkan oleh pemerintah untuk menunjang sektor pertanian dan pangan nasional. Langkah tersebut terbagi dalam tiga tahap yaitu tahap produksi, tahap pasca panen, penyimpanan dan pengelolaan, kemudian tahap terakhir pemasaran. Tahap produksi ini meliputi peningkatan produktivitas, penggunaan bibit unggul dan bermutu, memanfaatkan teknologi budidaya serta meningkatkan luas areal. Lalu pada tahap kedua strategi yang digunakan ialah menggunakan teknologi pasca panen, efisiensi produksi, serta melibatkan industi besar dan UMKM. Terakhir, yang dilakukan pada tahap pemasaran salah satunya adalah menciptakan pasar lokal dan nasional melalui promosi, kampanye serta edukasi kepada masyarakat.

Penerapan langkah-langkah tersebut harus diimbangi dengan memahami tantangan yang akan dihadapi. Sudut pandang akademisi diperlukan untuk memberikan pandangan dalam mempersiapkan ketahanan pangan nasional. Prof. Dr. Ir. Samanhudi, S.P., M.Si., IPM, ASEAN Eng., hadir menyampaikan tiga isu terkini yang berkaitan dengan ketahanan pangan nasional. Ketiga isu tersebut adalah ketergantungan masyarakat terhadap beras, adanya Covid-19 yang mempengaruhi rantai pasok pangan dan peringatan dari Food and Agriculture Organization (FAO). Ketiga isu ini bermuara bahwa saat ini Indonesia harus bisa memenuhi kebutuhan melalui kemandirian pangan.

Dijelaskan oleh Dekan FP UNS ini bahwa terdapat empat tahap pengembangan ketahanan pangan yaitu tahap pengumpulan data, tahap peningkatan produksi, tahap penguatan cadangan makanan dan terakhir tahap pengembangan produk dan manajemen perdagangan. Proses ini melibatkan beragam komponen untuk menjalankannya.

“Diperlukan kontribusi dari berbagai pihak khususnya perguruan tinggi yaitu mencetak generasi muda yang mampu memberikan kontribusi di bidang pertanian,” tutur Prof. Samanhudi.

Solusi yang bisa dilakukan oleh masyarakat ialah mendorong untuk memanfaatkan pekarangan rumah menjadi lahan hijau dan digunakan untuk menanam umbi-umbian seperti singkong, ubi jalar, talas dan sebagainya. Selain itu masyarakat kota dengan lahan terbatas diharapkan bisa menghidupkan kembali “Urban Farming” sebagai solusi alternatif dalam kesediaan pangan. Secara khusus perguruan tinggi juga bisa memberikan kontribusi seperti melakukan pengembangan desa mandiri pangan dan lumbung pangan. HUMAS UNS

Reporter: Ratri Hapsari
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content