FP UNS Paparkan Peluang Usaha Tanaman Hias pada Masa Pandemi

FP UNS Paparkan Peluang Usaha Tanaman Hias pada Masa Pandemi

UNS — Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyelenggarakan Webinar Pengabdian Masyarakat dalam rangka Dies Natalis ke-45 UNS. Telah memasuki seri kedua, webinar kali ini mengangkat tema “Budidaya Tanaman Hias dan Holtikultura”. Kegiatan dihadiri lebih dari 150 peserta pada platform Zoom Cloud Meeting dan disiarkan secara livestream di kanal Youtube resmi FP UNS. Para peserta yang hadir mendapat pengetahuan terkait bagaimana teknik budidaya tanaman hias keladi, manajemen usaha tanaman hias, serta peluang bisnis holtikultura pada webinar yang berlangsung pada Rabu (21/4/2021).

Webinar yang dimoderatori oleh Ida Rumia Manurung, S.P., M.Agr. menghadirkan pakar di bidang agroteknologi dan agrobisnis UNS yaitu Dr. Ir. Eddy Triharyanto, M.P. dan Dr. Ir. Joko Sutrisno, M.P. serta Ghomsony dari PT. Hibrida Jaya Utama.

Dekan FP UNS, Prof. Dr. Ir. Samanhudi, S.P., M.Si., IPM, ASEAN Eng., mengungkapkan bahwa tanaman hias merupakan salah satu komoditas yang cukup penting dan menarik. Fenomena budidaya tanaman hias memang sedang menjadi tren baru dikalangan masyarakat sejak pandemi melanda satu tahun belakangan. Keterbatasan akan beraktivitas di luar rumah terlihat menjadi pemicu masyarakat mengalihkan kegiatan untuk membudidayakan tanaman hias. Dalam sambutannya, Prof. Samanhudi berharap kegiatan ini tetap dapat memberikan manfaat kepada masyarakat meski dilangsungkan secara daring.

“Kami tetap berusaha memberikan materi-materi yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga sumbangsih dari Fakultas Pertanian UNS terhadap masyarakat, sekitar kampus utamanya dan yang lebih luas lagi pada umumnya, nanti bisa dapat betul-betul dirasakan manfaatnya,” harap Prof. Samanhudi.

FP UNS Paparkan Peluang Usaha Tanaman Hias pada Masa Pandemi

Budidaya Tanaman Hias Keladi

Secara umum tanaman hias sering menjadi fenomena yang dimanfaatkan sebagai peluang usaha, disamping sebagai hobi. Sudah menjadi rahasia umum, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah. Dr. Eddy selaku narasumber pertama menyampaikan, sekitar 15,5% flora yang ada di dunia terdapat di Indonesia. Kondisi demikian tentu mendorong pemanfaatan keanekaragaman hayati untuk berbagai hal, salah satunya penciptaan varian baru. Proses penciptaan varian baru ini dapat dilakukan dengan hibridisasi, persilangan, dan varigata.

Berbicara mengenai peluang pasar, Dr. Eddy mengklasifikasikannya kedalam peluang dalam negeri dan luar negeri. Di dalam negeri sendiri, kondisi iklim tropis membuat masyarakat Indonesia dapat melihat hijaunya daun sepanjang tahun. Adanya peningkatan perekonomian di masyarakat juga bisa menjadi peluang guna menciptakan multi player effect di dalam perdagangan tanaman hias. Selain itu berkembangnya bisnis property, rental tanaman hias, serta pengadaan taman kota menjadi peluang pasar bagi budidaya tanaman hias di dalam negeri. Untuk peluang pasar luar negeri sendiri, Dr. Eddy menyampaikan bahwa terdapat peningkatan permintaan pasar yang terjadi saat ini.

Untuk tanaman keladi sendiri dibedakan dalam dua jenis, yaitu jenis liar dan hibrida. Jenis hibrida menjadi jenis yang diutamakan untuk kepentingan budidaya. Tanaman keladi dideskripsikan sebagai tanaman yang tidak berbatang yang hanya membentuk pelepah atau tangkai daun saja, variasi daun yang beragam bentuknya, pangkal daun berlekuk, serta warna yang bervariasi. Memiliki kebutuhan cahaya yang minim membuat keladi cocok untuk dibudidayakan di dalam ruangan. Media tanam yang cocok untuk keladi hibrida adalah campuran sekam, pupuk organik dan daun bambu dengan perbandingan 1:1:1. Penanaman keladi dapat dilakukan dengan cara vegetatif (tunas dan mutilasi umbi) maupun generatif.

Mengenai pemeliharaan tanaman keladi, Dr. Eddy menekankan untuk hati-hati dalam perawatannya.

“Perawatannya harus betul-betul hati-hati. Tekun sekali, jangan sampai tangkainya itu patah. Apalagi musim angin misalnya putus, yaudah, ini akan cepat mengalami kematian. Maka harus diupayakan bagaimana memperkuat tangkai keladi,” terang Dr. Eddy

Penggantian pot tanaman dengan menyesuaikan ukuran maupun bentuk serta pengawasan terhadap hama dan penyakit menjadi cara lain dalam perawatan tanaman hias keladi. Adapun beberapa jenis keladi hibrida yang menjadi primadona masyarakat Indonesia seperti Keladi Barret, Aisyah Petite, Corak Tentara, Corak Dekoratif, Keladi Bawang, Fall in Love, Lidah Gajah, Double Black, dan masih banyak lainnya.

FP UNS Paparkan Peluang Usaha Tanaman Hias pada Masa Pandemi

Manajemen Usaha Tanaman Hias

Usaha tanaman hias merupakan usaha yang tetap eksis, bahkan semakin berkembang di masa pandemi ini. Dalam pemaparannya, Dr. Joko Sutrisno menjelaskan bahwa hal tersebut dikarenakan tanaman hias memiliki nilai manfaat bagi manusia, yaitu nilai estetika dan eksotika. Ini merupakan nilai yang tidak ada habisnya. Kejenuhan akibat keterbatasan aktivitas di masa pandemi membuat masyarakat beralih pada kegiatan merawat tanaman hias. Tren yang semakin berkembang membuat harga dari tanaman hias pun ikut melonjak tajam. Tren seperti inilah yang perlu dipahami bagi para pelaku bisnis tanaman hias.

Lebih jauh lagi, untuk semakin memahami peluang usaha dan manajemen tanaman hias, Dr. Joko Sutrisno telah membagi tanaman hias berdasarkan estetika dan eksotika. Jenis-jenis tersebut dibagi menjadi tanaman hias untuk kebutuhan lanskap taman, dalam ruangan (indoor), luar ruangan (outdoor), dan tanaman hias yang tidak termasuk ketiga kategori tersebut.

“Kalau mau terjun di usaha tanaman hias ya mau tidak mau harus paham akan karakter dari tanaman-tanaman ini, termasuk indoor atau outdoor. Kalau tidak, nanti salah pengelolaan bisa rugi kita,” terang Dr. Joko mengenai alasan pengkategorian tanaman hias.

Ada beragam sektor usaha yang terkait tanaman hias yang bisa digeluti oleh pelaku usaha. Sektor usaha yang pertama adalah usaha sarana produksi sebagai penunjang perawatan tanaman hias, hal ini meliputi pot, media tanam, rak, dan peralatan lain. Selanjutnya adapula sektor seedler (penghasil benih dan bibit), grower (membesarkan), dan rental tanaman hias. Selain itu, sektor usaha yang masih langka adalah breeder dimana sektor ini mengembangkan varian-varian baru dari tanaman hias yang sudah ada. Dalam menjalankan bisnis tanaman hias ini, pelaku usaha perlu untuk memperhitungkan variabel konvensional budidaya tanaman hias yang dipilih hingga perlu melek teknologi dalam hal pemasaran.

Di akhir sesinya, Dr. Joko Sutrisno berpendapat bahwa usaha tanaman hias di masa depan tetap prospektif. Prospek tersebut berkembang sejalan dengan perkembangan kreativitas manusia dalam mengeksplorasi nilau estetika dan eksotika.

FP UNS Paparkan Peluang Usaha Tanaman Hias pada Masa Pandemi

Peluang Bisnis Holtikultira

Beralih pada usaha holtikultura, pelaku usaha pada sektor ini perlu memahami bahwa terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan usaha. Para pelaku usaha harus paham akan perubahan iklim yang tidak menentu, perkembangan dan perubahan pola serangan hama dan penyakit, kebijakan impor pangan, fluktuasi harga, serta terkait problem pengurangan pupuk subsidi. Penanganan yang tepat terhadap beberapa permasalahan tersebut tentu akan berdampak baik pada perkembangan usaha holtikultura yang dijalankan.

Ghomsony dalam pemaparannya menjelaskan ada peran penting dari akademisi guna menginisiasi studi lebih lanjut untuk menemukan solusi tepat guna menyelesaikan permasalahan ini.

“Tentu pihak perguruan tinggi harus peka, kemudian turun ke lapangan yang sesuai dengan kondisi, melihat sesuatu di lapangan, dan mencarikan solusi,” harap Ghomsony. Humas UNS

Reporter: Rangga Pangestu Adji
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content