FSRD UNS Gelar FGD Manajemen Manusia Seni dan Akselerasi Generasi Milenial

FSRD UNS Gelar FGD Manajemen Manusia Seni dan Akselerasi Generasi Milenial

UNS — Program Studi (Prodi) Seni Rupa Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta adakan pembahasan terkait manajemen manusia seni dan akselerasi generasi milenial. Kegiatan ini terlaksana dalam sebuah Focus Group Discussion (FGD) sebagai bagian dari pelaksanaan Program Matching Fund 2021. Berlangsung secara daring, FGD dihadiri para mahasiswa dan sivitas akademika UNS dalam Zoom Cloud Meeting, Minggu (31/10/2021).

Kepala Program Studi (Kaprodi) Seni Rupa Murni sekaligus Pelaksana Program Matching Fund 2021 FSRD UNS, Dr. Setyo Budi, M.Sn., menuturkan bahwa peran program matching fund ini dalam menghubungkan perguruan tinggi dengan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI).

“Anak-anak milenial kemudian tahu arah dan peta bagaimana menyikapi persoalan. Bukan hanya lulus tetapi bagaimana menjadi bagian yang kondusif untuk bangsa ini,” tutur Dr. Setyo Budi.

Pada kesempatan ini, Seni Rupa Murni UNS menghadirkan Guru Besar Senior Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Prof. M. Dwi Marianto, MFA., Ph.D., sebagai pembicara FGD dan dimoderatori oleh Dyah Yuni Kurniawati, S.Sn. M.Sn. dari UPT Humas dan Media UNS sekaligus dosen FSRD UNS.

Dibuka dengan hangat, Prof. Marianto mengawali pembahasan dengan topik “Mentransform Realitas Maya/Nyata Jadi Ide dan Konsep Kreatif”.

Berangkat dari poin pertama, Prof. Marianto menekankan pentingnya tentang kesadaran mahasiswa sebagai subjek dalam lingkup seni. Orang yang menempatkan dirinya sebagai subjek dinilai sadar betul bahwa sesungguhnya benar-benar berfikir dan merencana.

Tidak selamanya seseorang akan berperan sebagai subjek. Peran sebagai subjek dan objek tentu dapat berjalan secara berkesinambungan. Prof. Marianto mengalirkan diskusi pada pembahasan design thinking yang mana salah satu prosesnya adalah berempati. Proses empati memberikan kesempatan seseorang yang awalnya berposisi sebagai subjek untuk mencoba menyatu dengan objek yang diamati.
“Kala kita mencari ide, objek itu kita jadikan subjek supaya dapat ilmunya dan dapat fenomena yang bisa dimanfaatkan. Subjek dan objek ini berinteraksi,” terang Prof. Marianto

Poin penting lain adalah pentingnya suatu pengamatan yang mendalam terhadap objek. Upaya ini dilakukan guna mengungkap realita di dalamnya. Dalam poin ini, Prof. Marianto berpesan agar para mahasiswa dapat membuat karya seni yang teramati dengan beragam cara yang kreatif. Prof. Marianto dalam kesempatan ini membagikan kiat-kiat dalam memulai suatu proses kreatif.

“Kalau anda mencari sebuah ide untuk dinyatakan menjadi karya, carilah sesuatu yang berorientasi pada mimpi anda sendiri. Buatlah sesuatu yang berpijak pada passion anda atau apa yang membuat anda bergairah ketika melakukan ini,” jelasnya.

Proses kreatif kini juga telah melibatkan banyak sekali peran teknologi. Penciptaan karya seni secara manual dan digital telah mampu hadir bersamaan. Kedua metode tersebut mampu saling melengkapi dalam penciptaan suatu karya.
Humas UNS

Reporter: Rangga P. A.
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content