FSRD UNS Gelar Puncak Batik for Design Competition “Pesona Adiluhung Wastra Batik” 2018

UNS – Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Prodi Desain Tekstil UNS menggelar kegiatan puncak perhelatan Batik for Design Competition 2018 yang bertema “Pesona Adiluhung Wastra Batik”. Acara ini bekerja sama dengan  Ndalem Gondosuli Laweyan Surakarta, Sabtu (30/6/2018).

Kreatifitas para pemuda yang semakin berkembang dengan pesatnya teknologi di bidang kesenirupaan khususnya desain haruslah diarahkan untuk hal-hal yang positif dan bermanfaat.  Oleh karena itu acara yang merupakan acara tahunan dari Prodi Desain Tekstil FSRD UNS ini ditujukan untuk mematik minat para generasi muda, termasuk para pelajar SMA/MA/SMK dan sederajat untuk mengambangkan bakat yang mereka miliki.

Lebih lagi, lewat acara yang diadakan dalam rangka Dies Natalis UNS ke-42 ini FSRD mengajak mereka untuk mulai mencintai batik sebagai identitas bangsa mereka yang harus dikembangkan dan dilestarikan.

“Kali ini temanya adalah pesona adiluhung wastra batik, yaitu adalah bentuk kreasi batik dengan tema zaman dahulu yang dibawakan dengan nuansa modern. lomba ini diadakan setiap tahun oleh prodi kami, disetiap acaranya kami selalu mengagendakan workshop untuk para peserta, dan kali ini workshopnya adalah membatik abstrak dan membuat tote bag lukis,” ucap Ade selaku wakil ketua panitia acara.

Para Siswi dari SMA Muhamadiah 2 Surakarta menggambar pola batik dalam rangka workshop Batik for Design Competition 2018  

Kegiatan workshop ini mengajak para peserta yang notabene merupakan pelajar untuk lebih banyak melakukan praktik serta mengenal lebih dalam teknik membatik di rumah salah satu pengrajin batik lokal. Selain kegiatan workshop, terdapat agenda lain yang masih dalam rangkaian acara yaitu fashion show dan pameran karya pemenang lomba serta prodi Desain Tektil UNS sendiri.  

Antusiasme yang dari para peserta sangatlah tinggi, praktik secara langsung yang mereka rasakan membuat mereka menjadi lebih tertarik dengan seni membatik. Seperti halnya Aris, siswa Jurusan Animasi SMK 9 Surakarta ini menganggap bahwa membatik ternyata merupakan pengalaman yang seru dan menyenangkan.

“Ya ini bukan pertama kalinya si buatku karena sebelumnya sudah pernah, tapi ini seru sekali karena aku bisa menggambar secara langsung dengan gayaku sendiri,” ungkap Aris.

Antusiasme yang tinggi dari para peserta maupun pengunjung menjadi harapan para panitia bahwa batik dapat diangkat menjadi suatu tren di kalangan anak muda. Mereka juga berharap anak muda Indonesia bisa lebih mencintai warisan budayanya sendiri.

“Kalau kita tidak mengembangkan batik maka lambat laun batik akan menghilang. Acara ini diadakan agar para peserta lebih mencintai budayanya sendiri dan batik tidak kalah dengan tren dengan kain-kain modern,” tutup Ade.

Diakhir acara 30 karya mulai dari kain maupun busana para peserta terpilih diperagakan dalam fashion show. Sesi ini ditutup dengan pengumuman empat peserta dengan karya terbaik yaitu Juara 1 oleh Wahid Ardian Saputro, Juara 2 oleh Nisfi G Nasuha, Juara 3 oleh Muhammad Abdul Latif, dan Juara Harapan 1 oleh Alif Aezhar. humas.red-uns/Ysp/Dty            

Skip to content