Gandeng UNS, APSI Gelar Seminar Nasional Bahas Proses Kreatif Penciptaan Seni Rupa

Gandeng UNS, APSI Gelar Seminar Nasional Bahas Proses Kreatif Penciptaan Seni Rupa

UNS — Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta bersama Asosiasi Pendidik Seni Indonesia (APSI) Wilayah Solo Raya menyelenggarakan Seminar Nasional bertema Proses Kreatif Penciptaan Seni Rupa. Acara ini diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting pada Sabtu (16/4/2022) pagi.

Acara dibuka dengan sambutan oleh Ketua APSI Cabang Solo Raya sekaligus Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS, Prof. Dr. Slamet Subiyantoro, M.Si.

“Tujuan diadakannya kegiatan ini untuk memperkaya wawasan kesenirupaan, seni budaya, dan pendidikan seni baik untuk dosen, guru, mahasiswa, serta praktisi, pendidik lainnya,” ujar Prof. Slamet.

Kegiatan seminar nasional turut menghadirkan 4 narasumber diantaranya, Dosen Pendidikan Seni Rupa FKIP UNS, Dr. Adam Wahida, S.Pd., M.Sn; Dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) UNS, Dr. Deny Tri Ardianto, S.Sn., M.A; Owner Laksa Idea Art & Home Decor Yogyakarta, Misbakhul Munir, S.Sn; dan Ilustrator atau Concept Artist, Zulkarnain Hasan Basri, S.Sn. Adapun selama keberlangsungan acara dipandu oleh Dosen FSRD UNS, Dyah Yuni Kurniawati, S.Sn., M.Sn.

Dr. Adam memaparkan materi tentang Penciptaan Seni Lukis sebagai Riset. Ia menerangkan ada banyak metode dan tahapan proses kreatif yang digunakan untuk pencipataan seni menurut beberapa pendapat ahli.

“Menurut David Campbell tahapan penciptaan seni dimulai dari persiapan, konsentrasi, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi/produksi. Sementara menurut Graham Wallas tahapan dimulai dari persiapan, inkubasi, inpirasi/ilham, dan elaborasi/perluasan/pemantapan. Kemudian menurut Konsorsium Seni tahapan dimulai dari persiapan, pembentukan, dan presentasi,” terang Dr. Adam.

Namun, ia melanjutkan bahwasanya tahapan dalam penciptaan seni bisa terjadi tidak selalu teratur urutannya seperti dalam pemikiran masalah ilmiah.
Tahap-tahap tersebut diarahkan untuk meyakinkan bahwa sebuah proses kerja intuitif adalah proses kerja ilmiah. Sebagai bagian dari proses kerja ilmiah, maka produk yang dihasilkan kedudukannya setara dengan produk ilmu pengetahuan.

“Adapun dalam proses penciptaan karya seni murni (seni lukis), seniman berada dalam wilayah kerja representatif dan kontemplatif secara bersamaan sehingga karya yang dihasilkan multitafsir,” tambah Dr. Adam.

Sementara itu, narasumber kedua Dr. Deny menyampaikan materi tentang Video – Film Eksperimental. Ia mengungkapkan film eksperimental, sinema eksperimental, atau sinema avant-garde adalah mode pembuatan film yang secara intens mengevaluasi kembali konvensi sinematik dan mengeksplorasi bentuk-bentuk non narasi atau alternatif dari narasi atau metode kerja tradisional.

“Istilah film eksperimental menggambarkan berbagai gaya pembuatan film yang sering kali berbeda dari, dan sering bertentangan dengan, praktik pembuatan film komersial dan documenter (film arus utama),” ungkap Dr. Deny.

Selanjutnya pemateri Misbakhul Munir menyampaikan tentang Proses Kreatif dari Prespektif Trend and Global Market. Ia mengungkapkan bahwa yang dimaksud kreatif adalah sesuatu hal yang beda, menarik, inovatif, out of the box, serta mampu membaca peluang dan trend. Terakhir ialah pemaparan materi dari narasumber Zulkarnain. Ia menjelaskan tentang Concept Artist – Illustrator. Dalam berkarya dibidang konsep artis haruslah cepat, bebas dan gila. Namun tetap harus memperhatikan keinginan curtomer.
Acara seminar ditutup dengan sesi diskusi yang berlangsung sangat menarik. Humas UNS

Lina Khoirun Nisa

Skip to content