Guru Besar BK UNS Paparkan Arah Kerja Konseling Siswa di Era New Normal

UNS – Perubahan drastis pada sistem pembelajaran sekolah dan berbagai dampak Covid-19 membuat siswa atau anak-anak rentan mengalami tekanan mental di tengah pandemi ini. Prof. Asrowi, Guru Besar Bimbingan dan Konseling (BK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengatakan hal tersebut menjadi tantangan baru bagi guru. Khususnya guru BK atau konselor sekolah yang berperan besar untuk mendampingi siswa dalam kondisi ini.

Prof. Asrowi pun memaparkan arah kerja BK di tengah pandemi maupun era new normal. Ada dua poin utama yang disampaikan olehnya, yakni memandirikan pemecahan masalah siswa dan memperkuat kesehatan mental siswa

Ketika pertemuan tatap muka belum memungkinkan, tutur Prof. Asrowi, guru BK dapat mulai membantu siswa untuk mandiri dalam memecahkan masalahnya. Guru BK harus melakukan eksplorasi masalah melalui komunikasi intensif dengan siswa via daring. Dari langkah tersebut, guru BK dapat melanjutkan dengan memberi beberapa alternatif pemecahan masalah.

“Tetapi ini hanya untuk memancing ide-ide dari siswa, supaya siswa muncul kreativitasnya sehingga mampu memecahkan masalah dengan keyakinan sendiri. Kemudian beri dukungan kepada siswa untuk membuat perencanaan masa berikutnya, ujar Prof. Asrowi, Sabtu (27/6/2020).

Perihal kesehatan mental, Prof. Asrowi menuturkan bahwa kecemasan dan ketakutan siswa atau anak-anak harus menjadi prioritas utama untuk segera diatasi. Ketidakpastian dan kekacauan ekonomi, imbuhnya, menjadi faktor timbulnya kecemasan tersebut.

“Kesehatan mental dan kebahagiaan masyarakat terdampak cukup berat oleh krisis ini. Banyak anak yang cemas tidak punya arah hidup dan tidak tahu kemana arah yang dituju. Ini harus menjadi prioritas untuk segara diatasi,” tuturnya.

Selain dua poin utama tersebut, peran guru BK lainnya dalam kondisi ini adalah membantu perubahan perilaku siswa. Utamanya, ketika new normal dan sekolah tatap muka sudah dapat berjalan di mana siswa harus beradaptasi kembali dengan aktivitas keseharian yang baru.

Lebih lanjut, Prof. Asrowi menyinggung perihal teknik cyber counseling yang cocok diterapkan di masa pandemi ini. Yakni konseling berbasis teknologi yang dilakukan secara virtual.

Menurut Prof. Asrowi, ada beberapa keunggulan konseling dengan teknik ini. Melalui cyber counseling, suasana keakraban akan terjalin dan percakapan yang sifatnya rahasia akan terjaga.

“Teknik ini bisa dilakukan untuk memberi informasi pasti mengenai dampak yang dibawa oleh Covid-19. Lalu mengarahkan pemikiran siswa ke arah yang lebih positif, sehingga bersama-sama menyepakati langkah terbaik berikutnya,” terang Prof. Asrowi.

Tidak lupa, beberapa contoh layanan konseling di beberapa negara saat pandemi diberikan oleh Prof. Asrowi. Seperti di Amerika yang menggunakan layanan konseling sebagai salah satu terapi dan jaring pengaman kesehatan mental melalui siaran Televisi. Layanan tersebut disajikan dengan lawakan, karena humor dapat menetralisir trauma Covid-19. Humas UNS/Kaffa/Dwi

Skip to content