Hadapi Tantangan Disrupsi Inovasi, Ini Kata Rektor UNS!

UNS  Menyambut tahun baru 2018, Ravik Karsidi, Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengajak seluruh civitas academica UNS agar mampu menyikapi tantangan di Era Disrupsi  dengan terus berinovasi. Hal tersebut disampaikan dalam sambutannya pada acara silaturahmi tahun baru 2018 bertajuk “Menyikapi Era Disrupsi Inovasi” yang dihadiri oleh tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan Dharma Wanita UNS di Auditorium UNS pada Selasa (2/1/2018).

Pemaparan tentang cara menyikapi era disrupi inovasi oleh Ravik Karsidi, Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Selasa (2/1/2017)

Menghadapi tantangan Disrupsi Inovasi menjadi tema utama yang dipaparkan oleh Senot Sangadji, dosen Teknik Sipil UNS. Dalam paparannya, disrupsi inovasi muncul sebagai akibat dari perkembangan kreativitas manusia yang selalu ingin membuat segala aktivitasnya menjadi semakin mudah dan semakin baik.

“Kita sedang berada di zaman dimana banyak perusahaan besar dunia tidak memiliki produk yang dijual namun mampu memfasilitasi dan memenuhi kebutuhan customer dengan baik misalnya uber, perusahaan taxi terbesar yang tidak memiliki taxi, begitu juga perusahaan airbnb, alibaba, apple, dan lain-lain,” ujar lulusan program Doktor Delft University of Technology tersebut. Disrupsi inovasi diakui sebagai sebuah pergeseran yang mampu menjadi tantangan hidup ke depan bagi siapa saja yang tidak siap akan perkembangan inovasi.  

Perubahan yang sangat luar biasa besar sedang berlangsung saat ini. Disrupsi bukan saja terjadi pada bidang teknologi melainkan hampir di seluruh aspek-aspek kehidupan. Cara menyikapi fenomena global yang sekarang sedang terjadi adalah dengan mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan sosial tersebut.

“Kita dituntut untuk tidak melawan arus akan tetapi menyesuaikan diri dengan sebaik-baiknya dan merubah pola berpikir kita untuk bagaimana caranya agar tidak tertinggal dan tidak tertindas oleh perubahan jaman,” tutur Rektor UNS, Ravik Karsidi.

Di akhir sambutannya, Ravik menegaskan bahwa hanya ada dua pilihan dalam menghadapi fenomena disrupsi ini, yaitu, ‘Berinovasi atau Mati’. humas-red.uns.ac.id/Ath/Isn

Skip to content