Indobarter: Tekan Inflasi dengan Hadirkan Sistem Barter Modern

Indobarter: Tekan Inflasi dengan Hadirkan Sistem Barter Modern

UNS — Siapa yang menyangka sistem barter yang sangat kuno dapat dijadikan salah satu cara untuk menekan inflasi pada masa pandemi Covid-19? Ya, di tangan dingin dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Dr. Sutanto, S.Si., DEA. sistem barter tersebut dapat menekan inflasi, tentu dengan sejumlah modifikasi.

Saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia, masyarakat dibatasi beraktivitas. Sejumlah masyarakat juga takut untuk berinteraksi dengan orang banyak seperti di pasar. Hal itu berimbas pada menurunnya jumlah pendapatan pedagang di pasar, terutama pedagang pasar tradisional.

Dr. Sutanto bercerita saat pandemi Covid-19 dia menemui pedagang di pasar tradisional pada sore hari. Saat ditemui, para pedagang mengeluh barang dagangannya belum habis, padahal mereka membutuhkan uang untuk membeli makan. Dari situlah Dr. Sutanto tertarik untuk menerapkan sistem barter modern.

Indobarter: Tekan Inflasi dengan Hadirkan Sistem Barter Modern

“Jadi waktu sore itu mereka barang dagangannya nggak laku itu nangis mereka. Kita tanya, apa yang mereka butuhkan? Mereka bilang saya pengin pulang bawa Sembako. Nah, gimana beli Sembako karena pisangnya masih utuh, semangkanya masih utuh. Akhirnya kami datang membawa rekayasa sosial. Ibu butuh apa? beras ya? Ya sudah ini kami berikan beras. Bayar pakai apa? Bayar saja pakai pisang atau semangka yang Anda punya. Berarti konsepnya sama seperti barter pertama terjadi,” ujarnya.

Namun, sistem barter ciptaannya tidak berhenti sampai di situ saja. Barang-barang yang tadi diperoleh dari pedagang di pasar kemudian difoto dan dijualkan secara daring melalui aplikasi Whatsapp Bisnis. Foto-foto barang tersebut dijadikan katalog supaya pembeli dapat melihat wujud barang-barang yang dijual.

Berawal dari barter tersebut, Dr. Sutanto memiliki track record capaian penjualan pedagang di pasar. Beliau kemudian mendepositkan uang supaya saat ada pesanan barang, beliau tinggal ambil barang dari pedagang di pasar. 

Indobarter: Tekan Inflasi dengan Hadirkan Sistem Barter Modern

“Ketika sudah berjalan, pedagang ini punya track record capaian penjualan. Oh sehari kios pisang bisa Rp300 ribu, terus kalau seminggu ada Rp1,5 juta. Gimana kalau kita depositkan uang ke dia Rp1,5 juta terus kita ambil kalau ada pesananonline sebesar 1,5 jt. Di sini kami masih terus jualan online. Kalau ada yang beli, kita ambil di tempat beliau terus COD (cash on delivery) ke tempat yang pesan. Orang dipinjemi duittapi mengembalikannya pakai barang. Indobarter dapat marginnya. Kan boleh saya ambil pisang di ibu harga segini terus dijualkan harga segini. Nah, di poin yang kedua inilah yang kami uji coba. Ternyata bisa berjalan,” jelas dosen Program Studi (Prodi) Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pendidikan Alam (FMIPA), UNS ini.

Praktik tersebut beliau jalankan di Pasar Legi, Kota Surakarta. Sistem barter yang dimodifikasi itu membuahkan hasil yang bagus. Deposito uang yang diberikan kepada pedagang kemudian dikembalikan kepada tim Dr. Sutanto dalam bentuk barang kemudian dijejerkan dengan fungsi perbankan dalam meminjamkan uang. Dengan adanya track record baik dari para pedagang, perbankan pun tidak ragu dalam memberikan pinjaman kepada pedagang karena sudah terjamin kinerjanya.

Sistem Indobarter ini diajukan oleh Dr. Sutanto sebagai usulan pada program Kedaireka Matching Fund yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Setelah melalui proses panjang, program ini disetujui untuk didanai oleh Kedaireka. Indobarter diberi pendanaan sejumlah Rp307,9 juta.

Dalam usulan tersebut, Dr. Sutanto menggandeng Bank Permata Syariah. Beliau juga menjelaskan sistem ini ke Bank Indonesia serta Otoritas Jasa Keuangan. Selain itu, sistem Indobarter juga sudah dikomunikasikan dengan Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka.

Dr. Sutanto mengatakan bahwa dengan pendanaan tersebut beliau akan memperluas cakupan Indobarter. Jika selama ini sistem Indobarter baru berjalan di Pasar Legi, Dr. Sutanto menargetkan Indobarter dapat diemplementasikan di empat pasar tradisional lain. Keempat pasar tradisional lain tersebut di antaranya Pasar Klewer, Pasar Ikan Balekambang, dan Pasar Gede di Kota Surakarta serta Pasar Palur, Kabupaten Karanganyar. Beliau juga akan melebarkan sayap ke Kabupaten Magelang dan Kabupaten Pacitan ke depannya. Saat ini di Magelang sudah ada dua pasar tradisional yang bekerja sama. Sementara itu, kerja sama dengan Kabupaten Pacitan masih dibicarakan. Humas UNS

Reporter: Ida Fitriyah
Redaktur: Dwi Hastuti

Skip to content