Inovatif, KKN UNS Kelompok 251 Beri Pelatihan Pembuatan Jamu Jelly bagi Anggota PKK

Inovatif, KKN UNS Kelompok 251 Beri Pelatihan Pembuatan Jamu Jelly bagi Anggota PKK

UNS — Jamu dapat menjadi salah satu alternatif minuman untuk menjaga dan meningkatkan imun tubuh yang sangat penting di masa pandemi Covid-19 ini. Namun, tidak semua orang suka minum jamu, terutama anak-anak.

Berangkat dari hal tersebut, Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Kelompok 251 menggelar “Pelatihan Pembuatan Jamu Jelly” bagi anggota PKK di Desa Pengkol, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri.

KKN UNS Kelompok 251 merupakan kelompok bimbingan Dadan Kurniawan, S.Pd., M.A. yang memiliki delapan anggota. Yaitu Ika Yulianti (Bimbingan dan Konseling), Arissa Dwi Pangestu (Teknik Industri), Ali Mustofa (Agroteknologi), Ali Zainal Abidin (Ilmu Teknologi Pangan), Adji Muhammad Nur R (PGSD), Elza Mayliana A (Pendidikan Geografi), Firda Noor Komala (Agroteknologi), dan Ishaniar Uwais (Ilmu Hukum).

Saat diwawancarai uns.ac.id melalui pesan singkat, Ika Yulianti selaku Ketua Kelompok 251 menuturkan, jamu jelly diperkenalkan sebagai inovasi agar yang tidak suka minum jamu, khususnya anak-anak dapat minum jamu di masa pandemi ini dengan nyaman.

“Pelatihan ini juga diambil sebagai langkah mengenalkan manfaat UMKM bagi warga sekitar dengan memberikan contoh pembuatan UMKM berupa pembuatan produk jamu jelly yang inovatif,” ungkap Ika, Kamis (26/8/2021).

Jamu Jelly dibuat dari kunyit, agar-agar, asam, gula merah, gula pasir, pandan, dan sedikit garam. Rimpang kunyit segar dipotong kecil-kecil dan direbus air 650ml. Rebusan tersebut kemudian ditambahkan asam jawa dan gula merah hingga mendidih. Setelah mendidih, air rebusan diangkat dan disaring.

Sari kunyit asam hasil penyaringan direbus kembali, lalu ditambahkan bubuk agar-agar dan gula pasir secukupnya. Jika sudah mendidih, tuangkan jamu jelly ke dalam wadah.

Inovatif, KKN UNS Kelompok 251 Beri Pelatihan Pembuatan Jamu Jelly bagi Anggota PKK

Pelatihan ini pun memperoleh respons sangat baik dari warga setempat. Mereka merasa bahwa pelatihan jamu jelly ini bermanfaat untuk semuanya dan produknya dapat diperjualbelikan. Selain itu, tanggapan dari perangkat desa juga sangat positif.

“Ditunjukkan dengan dukungan untuk menjadikan jamu jelly sebagai produk yang bisa dijual atas nama PKK atau pribadi melalui Bumdes,” kata Ika.

Selain pelatihan pembuatan jamu jelly, Ika dan tim memiliki sejumlah program kerja lainnya. Yakni Sosialisasi Pemasaran Digital UMKM, Sosialisasi manfaaat tanaman obat, pelatihan pembuatan Budikdamber (budidaya ikan dalam ember), bimbingan kelompok untuk meningkatkan etika berkomunikasi pada remaja, pelatihan pembuatan pupuk, pelatihan penggunaan laman pembelajaran untuk guru SD dan TK, serta pelatihan pembuatan media pembelajaran untuk guru SD dan TK.

Ada pula tiga Proker utama yang baru akan dilaksanakan, yaitu webinar pengelolaan stres bagi orang tua di masa pandemi, sosialisasi vaksin, dan pembuatan kotak baca untuk meningkatkan literasi.

Jika melihat Proker dan latar belakang keilmuan para anggota, sudah sangat sesuai. Akan tetapi, ada satu Proker tambahan yang datang dari permintaan warga. Hal ini kemudian menjadi tantangan tersendiri bagi tim.

“Ada Proker pembuatan pupuk itu, dari desa minta sekalian pembuatan pakan hewan ternak. Jadi kami harus mencari referensi pembuatan pakan ternak. Alhamdulillah, bisa membuat pakan probiotik sebagai campuran pakan hewan ternak agar lebih bergizi,” jelas Ika.

Ika mewakili tim pun berharap, Proker yang mereka jalankan dapat memberi manfaat untuk warga Desa Pengkol. Juga, mampu memberikan dorongan untuk memunculkan kreativitas serta inovasi dalam kehidupan sehari-hari. Humas UNS

Reporter: Kaffa Hidayati
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content