International Workshop Rasch Model Dukung Publikasi Jurnal Internasional

UNS – Program studi Pendidikan Kimia jenjang sarjana menggelar International Workshop Rasch Model di Aula Pascasarjana lantai 6, Sabtu (30/3/2019). Agenda ini menjadi salah satu penutup serangkaian peringatan Dies Natalis UNS ke-43.

“Setiap tahun program studi Pendidikan Kimia jenjang sarjana mengadakan Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia atau disebut dengan SNKPK. Tahun ini SNKPK sudah kesebelas kalinya pada tanggal 13 April nanti. Nah workshop salah satu rangkaiannya. Agar turut memperingati Dies Natalis UNS, maka kami adakan di penghujung bulan Maret, biar tidak terlalu jauh dengan tanggal 13,” tutur Dr. Sri Mulyani, Kepala Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNS.

Rasch model merupakan model psikometrik untuk membuat pengukuran dari data kategorikal seperti jawaban atas pertanyaan tentang tanggapan kuisioner, sebagai fungsi trade off atas kemampuan, sikap, dan tanggapan responden. Juga untuk mengetahui ciri-ciri kepribadian dan kesulitan item.

“Rasch model ini diperlukan karena kita perlu mengukur manusia yang memiliki sifat fisik dan nonfisik. Kalau mengukur yang fisik itu mudah dengan alat seperti timbangan untuk mengukur berat. Tetapi ada sifat nonfisik seperti kecerdasan seseorang. Selama ini kita sering menggunakan angka untuk menentukan kecerdasan dan lulus tidaknya seseorang. Padahal kemungkinan ada faktor lain yang tidak dapat diukur dengan nilai angka saja, seperti mungkin untuk soal tersebut memiliki tingkat kesulitan item yang tinggi bagi siswa yang pintar tadi. Di sisi lain, ada faktor keberuntungan untuk siswa yang kurang pintar. Jadi diperlukan model rasch ini agar kita tidak melakukan ‘kezaliman ilmiah’,” ujar Bambang Sumintono Ph.D dari University of Malaya, selaku pemateri dalam workshop tersebut.

Mulyani pun menambahkan, rasch model dipilih sebagai bahasan worksop kali ini dengan tujuan untuk menambah wawasan bagi para dosen dan mahasiswa di Pendidikan Kimia dan FKIP UNS khususnya, serta dosen-dosen di luar UNS bahkan luar negeri, yang dalam penelitiannya seringkali harus melibatkan kuisioner dan penilaian terhadap siswa di sekolah. Selain itu, hal ini juga dapat mendukung peningkatan jumlah publikasi jurnal internasional dosen maupun mahasiwa UNS.

“Kelebihan dari model ini kan lebih detail. Tidak berhenti pada penilaian angka tetapi lebih ke personal masing-masing orang. Untuk Ebtanas kemarin sudah menggunakan model ini. Selain itu, untuk menembus jurnal internasional, pengelolaan data itu sangat diperhatikan. Selama ini seringkali jurnal-jurnal kita tidak masuk karena persoalan data. Jadi harapannya dengan workshop ini dapat mendukung visi UNS dalam publikasi jurnal internasional,” tambah Mulyani.

Atensi terhadap kegiatan ini dapat dikatakan sangat baik. Hal ini terlihat dari jumlah peserta yang mencapai 38 orang dan berasal dari berbagai jenjang dan universitas, yaitu dosen, mahasiswa S2 dan S3 dari UNS, UNY, UII, UIN Sunan Kalijaga, UPI, Universitas Bengkulu, Universitas Tun Husein Malaysia, dll. Workshop ini pun digelar selama dua hari sampai hari Minggu (31/3). Humas UNS/ Kaffa

Skip to content