IYLS 2019 Bentuk Generasi Berencana Peduli Kespro Remaja

UNS – Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) Cakra Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kembali menyelenggarakan Indonesia Young Leader Summit (IYLS) di tahun 2019 ini. Puncaknya, sebuah seminar bertemakan “Peran Pemuda dalam Membentuk Generasi Berencana Peduli Kesehatan Reproduksi Remaja untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045” digelar di Aula Gedung F Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS, Minggu (24/11/2019).

“IYLS merupakan program kerja tahunan PIK-R Cakra UNS yang membahas perihal persoalan remaja, HIV-AIDS, NAPZA dan lain-lain. Terdapat beberapa rangkaian acara, yakni kongres nasional mahasiswa yang tergabung dalam Duta Genre. Ada kurang lebih 100 delegasi dari berbagai daerah di Indonesia. Kemudian proyek sosial salah satunya di SMP N 1 Jaten dan seminar nasional ini,” ujar Edo P, Ketua IYLS 2019.

Era millenial tidak hanya menawarkan beragam kreativitas para pemuda yang luar biasa. Berbagai permasalahan remaja, seperti kurangnya pemahaman terhadap Kesehatan Reproduksi (Kespro) dan narkoba pun masih menjadi masalah yang harus mendapat perhatian. Remaja di era ini memang semakin rentan dan harus diperhatikan sebagai tujuan untuk membangun generasi hebat Indonesia

“Bergerak di segmen kesehatan reproduksi remaja merupakan sebuah tujuan yang sangat besar. Banyak hal yang harus kita sosialisasikan kepada masyarakat secara bertahap. Seperti bahaya seks bebas, pemahaman bahwa berkeluarga harus dipersiapkan dengan baik, juga risiko pernikahan dini,” jelas Prof. Kuncoro Diharjo, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNS dalam sambutannya.

Pemahaman terhadap kesehatan reproduksi tidak hanya meliputi bahaya seks bebas ataupun bagaimana sebuah hubungan seks dilakukan. Ada kesejahteraan reproduksi lain yakni secara fisik, mental, sosial dan emosional yang juga harus dipahami.

“Secara fisik, kita harus tahu apa saja organ-organ reproduksi dalam tubuh berikut fungsinya. Penjagaan kebersihan organ-organ tersebut agar terhindar dari bakteri. Bahkan bagaimana hubungan intim dan kehamilan itu bisa terjadi juga cara melahirkan. Kita beritahu anak-anak tentang semua hal itu karena kita ingin mencegah hal-hal yang tidak baik,” jelas dr. Aditya Surya Pratama, dokter muda dan Health Influencer yang hadir sebagai pembicara.

dr. Aditya menambahkan, secara mental remaja harus dipersiapkan untuk menghadapi berbagai perubahan bentuk tubuh dan hal-hal lain yang berkaitan dengan perkembangan reproduksinya. Sebab tidak jarang ditemui kasus di mana seorang anak yang beranjak remaja kaget dan belum siap menghadapi hal itu, misalkan menstruasi pada remaja perempuan.

Kemudian secara sosial, dengan segala perkembangan organ reproduksi yang dialami, remaja harus tahu perilaku apa yang harus dilakukan. Salah satunya bagaimana agar tidak terjebak dalam bahaya seks bebas, kekerasan seksual, dan berbagai risiko yang ditimbulkan.

“Hal terkait Kespro yang paling berpengaruh pada anak adalah keluarga dan lingkungan. Dalam keluarga harus ada keterbukaan dan relasi yang baik. Sehingga proses pemahaman kesehatan reproduksi juga berjalan baik. Kadang anak-anak suka malu untuk bertanya mengenai hal semacam ini, padahal ini sangat penting. Terlebih untuk dibicarakan secara intens dalam relasi keluarga, misal anak perempuan dengan ibu,” imbuh dr. Aditya.

Dilihat dari segi lingkungan, pergaulan bebas tidak hanya menjangkit remaja kota seperti perspektif kebanyakan. Pergaulan bebas dapat terjadi di manapun tergantung pada sejauh mana dan positif tidaknya hubungan pertemanan.
Melihat pentingnya pemahaman Kespro bagi masyarakat khususnya remaja, UNS akan turut berperan melalui sinergisitas bersama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, Muhamad Yamin, pun turut hadir pada agenda hari itu.

“BKKBN punya program dan UNS ada SDM. Tahun 2020 UNS memberangkatkan lebih dari 4.000 mahasiswa di berbegai daerah untuk KKN. Kita akan bersinergi melalui program KKN itu. Kami akan berkoordinasi dengan BKKBN di daerah-daerah lokasi KKN kami,” imbuh Prof. Kuncoro. Humas UNS/Kaffa

Skip to content