Search
Close this search box.

Kajian LKI FISIP UNS Bahas Perspektif Islam Tentang LGBT

UNS —- Lembaga Kegiatan Islam (LKI) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan kegiatan Ngaji Budaya perdananya di tahun 2022. Kegiatan Ngaji Budaya kali ini mengangkat tema Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) Mulai Awam, Bagaimana Islam Bersikap? Acara Ngaji Budaya diselenggarakan secara daring pada Jumat (3/6/2022) malam.

Ketua LKI FISIP UNS, Haikal Akmal Ajikontea menyambut baik penyelenggaraan acara ini. Ia pun turut berharap acara ini dapat menjadi wadah berbagi ilmu sesuai dengan tema yang diangkat dalam kegiatan Ngaji Budaya kali ini.

“Terima kasih kepada teman-teman yang bisa mengikuti kegiatan Ngaji Budaya pada malam hari ini. Manfaatkanlah kesempatan ini sebaik-baiknya. Kemudian implementasikan nilai yang berlandaskan agama Islam untuk menumbuhkan generasi yang tanggap dalam bersikap khususnya pada isu LGBT,” ungkap Haikal dalam sambutannya.

Acara ini menghadirkan pembicara Direktur Eksekutif dan Peneliti Institute for The Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) sekaligus Dosen Universitas Darussalam (Unida) Gontor, Dr. Henri Shalahuddin, MIRKH. Dr. Henri memaparkan tentang sikap Islam dalam menghadapi isu LGBT yang saat ini menjadi isu yang tengah diperbincangkan.

“LGBT tergolong sebagai masalah kejiwaan. LGBT juga merupakan permasalahan kompleks karena faktor penyebabnya yang beragam. Bisa karena pergaulan, lingkungan sosial, dan faktor genetik. Dengan demikian, seseorang yang mendukung LGBT itu termasuk ke dalam perbuatan yang bodoh. Karena menganggap baik perbuatan buruk, perbuatan yang seharusnya kita luruskan,” terang Dr. Henri.

Kajian LKI FISIP UNS Bahas Perspektif Islam Tentang LGBT

Dr. Henri menambahkan bahwa perilaku LGBT harus dilarang karena akan berdampak pada bertambahnya beban ekonomi negara. Selain itu, LGBT juga membahayakan kesehatan karena dapat menularkan penyakit secara langsung baik penyakit secara mental maupun fisik. Serta LGBT akan menaikkan angkat masyarakat terkena Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).

“LGBT sama halnya dengan perbuatan maksiat seperti minum-minuman keras, berjudi, dan sebagainya. Ketika kita melihat kaum LGBT yang harus dihindari adalah perbuatan maksiatnya bukan orangnya. Oleh karena itu, cara melawan LGBT yakni mengawasi setiap pergerakan pelakunya. Dengan senantiasa mengingatkan para pelaku untuk menjauhi tingkah laku yang mencerminkan LGBT,” tutup Dr. Henri. Humas UNS

Reporter: Lina Khoirun Nisa
Editor: Dwi Hastuti

Scroll to Top
Skip to content