Kajian Ramadan 1443 H, FKOR UNS Ulas Hakikat Puasa dan Olahraga

Kajian Ramadan 1443 H, FKOR UNS Ulas Hakikat Puasa dan Olahraga

UNS — Fakultas Keolahragaan (FKOR) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta UNS menggelar Kajian Ramadan 1443 H secara daring melalui Zoom Meeting, Rabu (13/4/2022) siang. Dengan dihadiri oleh Dekan FKOR UNS, Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd., serta sivitas akademika UNS, kajian tersebut mengulas hakikat puasa dan olahraga dengan menghadirkan Guru Besar FKOR UNS, Prof. Dr. Mohammad Furqon Hidayatullah, M. Pd. sebagai pembicaranya.

Dalam sambutannya Rektor UNS, Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum. menyampaikan bahwa sesampainya pada 10 hari pertama Ramadan, menjadi momentum untuk tetap semangat melaksanakan ibadah dan menyemarakkan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat di bulan penuh berkah ini. “Waktu berjalan begitu cepat, sehingga kita tidak terasa bahwa kita sudah berada di 10 hari pertama Ramadan, semoga ini menjadikan kita untuk tetap semangat melaksanakan ibadah dan menyemarakkan kegiatan-kegiatan bermanfaat di bulan puasa ini. Makna di samping itu semua adalah dimana kita tidak hanya sehat secara jasmani, tetapi juga rohani,” ujarnya.

Prof. Jamal juga menyampaikan terima kasih dan rasa senangnya atas terselenggaranya kajian ini. “Untuk itu saya mengucapkan rasa senang atas terselenggaranya acara ini. Tak lupa terima kasih juga saya ucapkan kepada Prof. Furqon yang berkenan memberikan kajian  mengenai puasa dan olahraga. Agar kita paham bagaimana bisa mengatur porsi olahraga di tengah puasa, tanpa membatalkan puasanya,” tambah Prof. Jamal.

Memasuki pemaparan kajian. Prof. Furqon menjelaskan bulan Ramadan memiliki makna khusus dan makna besar. Makna khususnya adalah Ramadan menjadi satu-satunya bulan yang disebut dalam Al-Qur`an. Sedangkan makna besarnya bulan Ramadan yang di dalamnya terdapat ibadah puasa, kita sebagai umat Islam yang menjalankannya akan mendapat pahala yang luar biasa dari Allah SWT.

Puasa juga memiliki makna lain jika ditinjau dari Hablum Minallah, dimensi Ketuhanan (takwa) dan Hablum Minannas dimensi Kemanusian (akhlak). Karena agama Islam itu selalu menyeimbangkan antara keduanya. “Penting sekali pada bulan Ramadan ini, kita sebagai orang Islam harus bisa beribadah memberikan dampak positif bagi kehidupan. Puasa memiliki banyak aspek dan dapat dikaji dari berbagai sudut pandang. Tidak pernah ada habisnya, serta selalu banyak manfaatnya, termasuk olahraga,” ungkap Prof. Furqon.

Menurut Prof. Furqon olahraga adalah sebagai wujud syukur. Hal tersebut memiliki kaitan dengan puasa dan autophagy melalui artikel yang ditemukannya. “Allah telah memberi sistem tubuh secara sempurna. Salah satunya, tubuh dapat membersihkan dan memperbaiki dirinya sendiri. Murah meriah, praktis, bahkan gratis. Inilah rahasia yang didapat dari penelitian Dr. Yoshinori Ohsumi, seorang Doktor penerima Nobel 2016 berkebangsaan Jepang yang melakukan riset tentang konsep autophagy yang diimplementasikan dalam bentuk lapar,” tuturnya.

Untuk lebih jelasnya, konsep autophagy adalah bahwa ketika tubuh seseorang lapar, maka sel-sel tubuhnya pun ikut lapar dan akan memakan sel-sel yang tidak berguna (rusak/mati) agar tidak menjadi sampah dalam tubuh yang bisa membahayakan. “Ilmuan tersebut telah menguji dan telah menemukan bahwa pada saat seseorang lapar dalam jangka waktu tidak kurang dari 8 jam dan tidak lebih dari 16 jam, maka tubuh akan membentuk protein khusus yang disebut autophagisom,” jelas Prof. Furqon. Humas UNS

Reporter: Erliska Yuniar Purbayani
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content