Kemendes PDTT Secara Simbolis Lepas Mahasiswa Peserta KKN Tematik UNS Membangun Desa

Kemendes PDTT Secara Simbolis Lepas Mahasiswa Peserta KKN Tematik UNS Membangun Desa

UNS — Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Republik Indonesia secara simbolis melepas keberangkatan mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Membangun Desa, Selasa (18/1/2022). Dalam kesempatan ini, Menteri Desa PDTT RI, Dr. (HC) Drs. A. Halim Iskandar, M.Pd., hadir secara daring melalui Zoom Cloud Meeting dalam pelepasan mahasiswa KKN Tematik UNS Membangun Desa periode Februari-Juli 2022.

Dalam sambutannya, menteri yang akrab disapa Gus Halim ini menyampaikan bahwa KKN merupakan jalan pengabdian mahasiswa kepada masyarakat. Ini menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk mempraktikkan hasil pembelajaran di kampus menjadi metode praktis bagi warga desa dan tentunya bermanfaat.

Gus Halim mencermati kekuatan lembaga pendidikan yang terletak pada kebermanfaatan ilmu bagi masyarakat. Tri Dharma Perguruan Tinggi harus bisa diterapkan pada desa-desa yang memiliki tipologi beragam.

Salah satunya ialah dharma penelitian yang harus mampu mendeteksi permasalahan yang riil dirasakan warga desa. Menurutnya, penelitian perlu diperluas cakupannya sampai pada penciptaan teknologi tepat guna.

“Dengan teknologi tepat guna diharapkan dapat membantu peningkatan nilai tambah komoditas dari desa maupun produktivitas kerja warga desa,” tutur Gus Halim.

Kemendes PDTT membentuk forum perguruan tinggi untuk desa yang dikenal dengan Pertides sebagai wujud percepatan pembangunan desa. Gus Halim menjelaskan bahwa Pertides sebagai wadah bagi kampus dalam membersamai, meningkatkan kualitas SDM, dan ekonomi desa agar tumbuh merata. Dalam upaya peningkatan tersebut, Pertides juga berupaya menjamin kelestarian budaya desa tersebut.

Gus Halim mengatakan, KKN dapat menemukan relevansi pada titik ini. menurutnya, mahasiswa dapat berperan sebagai inovator yang menyalurkan segenap keunggulan perguruan tinggi ke tengah masyarakat desa. Mahasiswa KKN juga dapat berperan sebagai penyalur invensi perguruan tinggi menuju teknologi tepat guna yang dapat membantu warga desa.

“KKN jangan hanya dimaknai sebagai kegiatan mekanis dan statis. Apalagi hanya sekadar pemenuhan SKS semata,” ujar Gus Halim.

Gus Halim mengingatkan arti penting KKN bagi perguruan tinggi, yaitu menemukan strategi komunikasi dan adaptasi teknis yang paling efektif agar invensi bisa diterima warga desa. Ini dikarenakan mahasiswa akan menemui beragam kondisi lokal desa yang mengharuskan adaptasi baik dari sisi masyarakat maupun dari sisi hasil-hasil yang dibawa dari perguruan tinggi.

Bagi Gus Halim, bagian penting yang perlu dicatat oleh mahasiswa KKN adalah harapan perubahan paradigmatik bagi desa. Terdapat 18 tujuan pembangunan berkelanjutan yang terangkum dalam SDGs Desa.

“Besar harapan kami agar KKN Tematik UNS dapat membantu percepatan pembangunan desa mencapai 18 tujuan SDGs Desa,” harapnya.

Usai pemberian arahan sekaligus secara simbolis melepas mahasiswa KKN Tematik UNS Membangun Desa, acara berlanjut pada pemakaian topi pada perwakilan mahasiswa. Pemakaian topi kepada perwakilan mahasiswa dilakukan oleh Rektor UNS, Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum. Humas UNS

Reporter: Rangga Pangestu Adji
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content