Search
Close this search box.

KKN Kelompok 44 UNS Kenalkan Pelatihan Tie Dye Batik Jumputan SD Negeri 03 Giriroto

UNS — Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 44 Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memberikan pelatihan Tie Dye Batik Jumputan di SD Negeri 03 Giriroto. Ketua Kelompok 44, Fadil Pratama mengatakan program kerja ini merupakan salah satu dari 9 program kerja yang telah disusun oleh kelompok 44. Dalam program ini, mereka memperkenalkan pelatihan Tie Dye Batik Jumputan Teknik Shibori kepada siswa-siswi SD Negeri 03 Giriroto.

Pelaksanaan program kerja ini dirasa penting karena anak-anak perlu mengenal apa arti seni. Seni merupakan manifestasi dari setiap perasaan manusia yang dituangkan dalam sebuah karya, salah satunya dengan membatik.

“Batik jumputan teknik shibori merupakan cara membatik yang dicelupkan pada pewarna batik setelah diikat tali dengan sempurna tanpa malam,” terang Fadil Pratama dalam siaran pers yang diterima uns.ac.id, Senin (4/9/2023).

Batik jumputan ini akan menghasilkan gradasi warna yang tentunya menarik. Menurut dosen pembimbing lapangan, Prof. Ari Handono Ramelan, hal ini merupakan salah satu upaya untuk pengenalan dan pelestarian budaya.

Pada dasarnya, pelatihan ini tidak hanya berfokus pada aspek kreativitas saja tetapi juga memberikan motivasi untuk melestarikan nilai-nilai budaya yang semakin tergerus oleh pengaruh globalisasi.

Globalisasi berkembang tiada henti dengan berbagai teknologi yang telah tercipta. Banyak masyarakat terutama siswa-siswi sudah mengenal gadget tanpa mempertimbangkan rasa lebih untuk mempertahankan dan mengembangkan kekayaan budaya tradisional yang ada.

Oleh karena itu, lewat pelatihan ini siswa-siswi dapat meningkatkan wawasan dan keterampilan kreativitas mereka sehingga dapat diwariskan kepada generasi berikutnya.

“Kami mengapresiasi usaha para mahasiswa dalam mengenalkan teknik pelatihan Tie Dye Batik Jumputan Teknik Shibori kepada siswa-siswi di Desa Giriroto,” ujar Prof. Ari.

Kepala SD Negeri 03 Giriroto, Jalimah menambahkan, langkah ini telah memberikan dimensi baru dalam lingkungan pendidikan terutama bidang kesenian. “Kegiatan ini dapat membuat siswa-siswi untuk merasakan kekayaan budaya tradisional dan mengembangkan keterampilan kreatif yang berharga,” ujar Jalimah.

Salah satu aspek menarik dari teknik Tie Dye Batik Jumputan adalah potensinya yang bisa menjadi langkah awal dalam memulai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Giriroto. Dengan menerapkan teknik ini, akan terbuka peluang untuk menciptakan produk bernilai tinggi dengan sentuhan yang unik.

Selain bisa meningkatkan kualitas pendidikan siswa-siswi SD Negeri 03 Giriroto, potensi ini juga dapat memperluas cakupan pasar, membangkitkan perekonomian lokal, dan membantu masyarakat mencapai kemandirian finansial.

Jadi tidak hanya dalam lingkup pelatihan, semangat yang diperlihatkan oleh siswa-siswi tersebut terhadap teknik Tie Dye Batik Jumputan patut mendapat perhatian.

Langkah inovatif yang diambil oleh para mahasiswa ini memberikan inspirasi bagi Desa Giriroto dan sekitarnya untuk mengembangkan pendekatan pendidikan yang kreatif, yang menggabungkan antara pelestarian budaya, pengembangan keterampilan, dan peluang ekonomi lokal. HUMAS UNS

Reporter: Dwi Hastuti

Scroll to Top
Skip to content