UNS Tarik Mahasiswa KKN Periode V secara Simbolis di Sragen

Unit Pelaksana Kuliah Kerja Nyata (UPKKN) di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Sebelas Maret (LPPM UNS) Surakarta melakukan Penarikan KKN UNS Periode V secara simbolis di Desa Dawungan, Masaran, Sragen, Jumat (26/8/2016). Penarikan KKN secara keseluruhan di lokasi-lokasi yang lain serentak dilakukan Senin (29/8/2016). Sebelumnya, sebanyak 3.135 mahasiswa diterjunkan untuk melaksanakann KKN ke seluruh pelosok tanah air sejak 14 Juli 2016.

Sragen
Sulistyo Saputro saat berikan sambutan dalam Penarikan Mahasiswa KKN di Sragen, Jumat (26/8.2016).

Di Kabupaten Sragen, ada tiga kecamatan (tersebar di 20 desa) yang menjadi obyek pengabdian mahasiswa KKN, yakni Masaran, Plupuh, dan Kalijambe. Selama 45 hari, 201 mahasiswa dengan rincian 197 mahasiswa UNS dan 4 mahasiswa dari Universitas Khairun Ternate, Maluku Utara melakukan pengabdian di Sragen. Tema besar KKN di Sragen meliputi 3 aspek yaitu Pemberdayaan UMKM; Peningkatan Produksi Pertanian, Peternakan, dan Perikanan; dan Peningkatan Ekonomi Kreatif dan Pariwisata.

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Sulistyo Saputro mengungkapkan bahwa salah satu pusat studi di bawah LPPM yakni Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) tahun ini bekerja sama dengan Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif). “Ternyata ekonomi kreatif itu isinya 16 sektor, diantaranya kuliner, fashion, pariwisata, dan lainnya. Jadi kalau ekonomi kita mau maju itu, paling tidak melewati 16 sektor itu,” tuturnya. Mahasiswa yang melakukan KKN di Sragen, lanjutnya, memaksimalkan sumber daya yang ada di lokasi KKN. Mahasiswa KKN di Desa Banaran, Kalijambe adalah salah satu contoh yang memaksimalkan sumber daya alam. Singkong yang ternyata melimpah di sana, oleh masyarakat lokal masih dijual dalam bentuk mentahan. Para mahasiswa tersebut berinisiatif untuk mengolah bahan baku singkong tersebut menjadi kue brownies yang memiliki nilai ekonomi lebih. Selain itu, hasil-hasil pendampingan KKN di Sragen lainnya adalah bros dari kain perca, nugget jamur tiram, intip purba, pupuk dari air bekas cucian beras, kerajinan dari daur ulang sampah dan barang bekas, pestisida nabati, dan lain sebagainya.

IMG_0130
Sulistyo saat kunjungi stan pameran hasil produk KKN.

LPPM Peringkat 8 Terbaik di Indonesia

Sulistyo juga menyampaikan prestasi yang telah diraih oleh lembaga yang dipimpinnya. Dari 1.477 Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat di Indonesia, LPPM UNS meraih peringkat 8 terbaik. Keputusan tersebut diumumkan 18 Agustus 2016 kemarin. Peringkat tersebut merupakan proses penilaian yang dilakukan oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Kemenristekdikti. [dodo.red.uns.ac.id]

Skip to content