Kolaborasi LPPM dan FEB UNS Siap Gelar Konferensi Gabungan

dari kiri: Sekretaris LPPM, Ary Setyawann; Kepala LPPM, Sulistyo Saputro, dan Dekan FEB, Hunik Sri Runing Sawitri saat berikan keterangan dalam jumpa pers di Ruang Sidang LPPM UNS.
dari kiri: Sekretaris LPPM, Ary Setyawann; Kepala LPPM, Sulistyo Saputro, dan Dekan FEB, Hunik Sri Runing Sawitri saat berikan keterangan dalam jumpa pers di Ruang Sidang LPPM UNS.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta bekerja sama dengan Academy for Global Business Advancement (AGBA) Amerika Serikat untuk menggelar kegiatan konferensi gabungan (joint conference). Kegiatan tersebut adalah The Academy for Global Business Advancement (AGBA)’s 13th Global Conference dan The 1st Sebelas Maret Conference on Entrepreneurship, Innovation, and Community Development (SMARTCEIC). Kegiatan di atas akan diselenggarakan di Best Western Premier Hotel, Solo Baru pada Sabtu dan Minggu (26-27/11/2016).

Penyelenggaraan konferensi ini bertujuan untuk mendiseminasikan penelitian-penelitian dan juga untuk mendapatkan masukan-masukan dari peneliti yang lain. “Dari masukan-masukan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kualitas penelitian-penelitian yang ada,” ujar Kepala LPPM UNS, Sulistyo Saputro saat memberikan keterangan dalam jumpa pers, Selasa (22/11/2016). Ia juga mengungkapkan alasan konferensi gabungan ini digelar, yakni pihaknya ingin komunitas yang terbentuk lebih besar. Menurutnya, jika terlalu banyak konferensi internasional dan dengan bidang pembahasan yang spesifik, peminat konferensi biasanya terbatas.

Lebih lanjut, ia mengatakan beberapa hal yang menarik mengenai kegiatan konferensi tersebut. Sulistyo menyebut AGBA biasanya hanya fokus pada ekonomi dan bisnis, tetapi dengan adanya gabungan SMARTCEIC dan AGBA ini bisa melingkupi ranah yang lain. AGBA sendiri mengusung tema “Business and Entrepreneurship Development in a Globalized Era”, sedangkan SMARTCEIC mengambil “Research Innovation and Community Development”.

“Di samping itu, daya tarik lainnya adalah kita juga akan menghadirkan Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kemristekdikti, Pak Ocky Karna Radjasa. Beliau sudah menyanggupkan diri untuk hadir,” lanjut Sulistyo. Selain Ocky, panitia juga menghadirkan pembicara lain seperti Jeffrey Beall (University Colorado, Amerika Serikat), Sumeet Rihatgi (Manajer Elsevier dan Scopus untuk kawasan Asia Pasifik), Norman Wright (Utah Valley University), dan Sutarno (UNS).

Adanya Jeffrey Beall yang merupakan seorang penulis daftar jurnal-jurnal yang masuk kategori predator (predatory journals—semacam jurnal abal-abal) juga menjadi daya tarik selanjutnya. Dekan FEB, Hunik Sri Runing Sawitri yang juga hadir dalam jumpa pers menuturkan bahwa akan ada satu sesi di mana Jeffrey Beall dan Sumeet Rihatgi melakukan duet presentasi. “Para peserta nanti bisa berdiskusi bagaimana menghindari predatory journals dan bagaimana memilih jurnal yang qualified,” tuturnya. Hunik mengatakan bahwa makalah yang masuk sekitar 300-400-an makalah baik dari dalam dan luar negeri, yang selanjutnya diseleksi menjadi 250 makalah.

The real conference

Sulistyo mengatakan bahwa dibandingkan konferensi yang sudah-sudah, konferensi kali ini adalah the real international conference. Hal itu dibuktikan dengan 250 peserta (130 peserta di antaranya dari luar Indonesia) yang akan hadir berasal dari sekitar 14 negara lebih seperti Indonesia, Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Spanyol, India, Srilanka, Uni Emirat Arab, Saudi Arabia, Singapura, dan lainnya. “Pembicaranya dari banyak negara, bahasa yang digunakan 1 dari bahasa resmi PBB. Nanti juga akan di review oleh reviewer internasional, sehingga prosiding dan jurnal yang akan diterbitkan insyaAllah terindeks Scopus,” terangnya.[](dodo.red.uns.ac.id)

Skip to content